Saat kilau tombak hijau kebiruan yang mengerikan bersentuhan dengan pisau belati berwarna darah, sinar tombak itu ternyata terbelah dengan gemilang oleh pisau belati.
Han Sen beserta pisau belatinya bagai kilatan meteor, dalam sekejap membelah baik sinar maupun tubuh tombak, langsung menuju jantung Ksatria Qingming.
Wajah Ksatria Qingming berubah pucat. Seketika ia paham bagaimana makhluk mutan dan dua roh bangsawan itu tewas. Ketajaman pisau berdarah di tangan manusia ini sungguh luar biasa.
Pantas disebut petarung yang membuka empat kunci gen. Dalam sekejap mata, Ksatria Qingming sudah bereaksi cepat: posturnya menyamping menghindar sambil menghantamkan tinju ke ubun-ubun Han Sen.
Cahaya hijau kebiruan di atas tinju itu merekah, bagaikan kilatan kematian dari dunia bawah, menghantam keras bagian atas kepala Han Sen.
Ksatria Qingming diam-diam menyeringai dingin dalam hati: "Seberapa tajam pun pisau belatimu, percuma! Ragamu takkan sanggup menahan 'Sinar Maut Qingming'-ku. Kau pasti mati."
Dor!
Namun saat Sinar Maut Qingming menghantam kepala Han Sen, efeknya bagaikan kaca menabrak baja. Cahaya itu langsung hancur berkeping-keping tanpa sempat menembus tubuhnya, bahkan helm kristal hijau pun tak tergores sedikit pun.
"Tidak mungkin!" Mata Qingming membelalak lebar. Sebelum teriakan teror sempat keluar, pisau belati berwarna darah telah menyambar lehernya. Kepala dengan ekspresi ketidakpercayaan itu melayang ke langit.
Setelah satu serangan menghantam Ksatria Qingming, Han Sen sama sekali tidak berhenti, langsung menerjang ke arah patung Dewa Kematian di dinding belakang aula, melepas Batu Jiwa Qingming yang menempel di dahinya.
Di luar kuil, makhluk mutan dan roh yang telah menyadari situasi mengalir seperti air pasang, mengerumuni Kuil Roh hingga penuh sesak. Banyak makhluk mutan kuat dan roh telah memasuki kuil.
Tapi yang mereka saksikan adalah Han Sen telah mengambil Batu Jiwa Ksatria Qingming.
Boom!
Dari dalam Batu Jiwa berwarna hijau kebiruan itu, aura menakutkan terwujud, memancarkan sinar hijau kebiruan yang berkilauan.
Ksatria Qingming yang telah menyatu dengan Batu Jiwa berjalan keluar darinya, berlutut dengan satu lutut di hadapan Han Sen sambil menutup dada kanannya dengan tangan, mengumandangkan deklarasi kepasrahan di bawah tatapan para makhluk mutan dan roh: "Ksatria Qingming bersedia mempersembahkan kesetiaan terakhir kepada Tuan, mengikuti Tuan hingga keabadian sejati."
Seluruh makhluk mutan dan roh terpaku membeku. Pemimpin Perlindungan Qingming, objek kesetiaan mereka selama ini, ternyata bersumpah setia pada seorang manusia. Hal ini terlalu mustahil untuk dibayangkan.
Namun fakta terhampar di depan mata mereka tak terbantahkan.
Makhluk mutan dan roh yang terikat kontrak dengan Ksatria Qingming kini merasakan pecahnya cetak cap kontrak. Ini berarti mereka telah meraih kebebasan sekaligus membuktikan kepasrahan sejati Ksatria Qingming - karena cetak cap kontrak takkan runtuh tanpa penyerahan total.
Pada saat ini, Qu Lanxi yang telah membawa Golden Roar dan Chu Ming hingga ke dekat hutan duri, merasakan pecahnya cetak cap kontrak. Seketika tubuhnya gemetar, matanya telah lembap, air mata mengalir tak terkendali.
"Dia benar-benar berhasil..." Qu Lanxi menghapus air mata, wajahnya penuh sukacita. Bukan hanya bersukacita atas kesuksesan Han Sen, tapi juga kebahagiaan karena akhirnya mendapatkan kembali kebebasannya.
……
Di dalam Kuil Roh, Han Sen yang ditemani Ksatria Qingming berjalan menuju pintu keluar aula. Di sepanjang jalan, para roh dan makhluk mutan secara otomatis membuka jalan, tak ada yang berani menghentikan langkahnya.
Banyak mayat makhluk mutan masih berserakan di luar aula. Bahkan Ksatria Qingming pun telah tunduk. Baik makhluk mutan maupun roh telah kehilangan pemimpin, tak ada lagi yang menyerang Han Sen dengan nekat tanpa takut mati.
Han Sen juga tidak berani berlama-lama di sini. Ia langsung melesat keluar dari Perlindungan Qingming, menunggangi Xiao Fengfeng yang telah menunggu di luar perlindungan, lalu melesat menuju arah hutan duri.
Hampir bersamaan dengan Han Sen menaklukkan Ksatria Qingming, beberapa makhluk roh telah diam-diam menyebarkan kabar ke Perlindungan Duri.
"Perlindungan Qingming telah ditaklukkan manusia. Ksatria Qingming bahkan telah bersumpah setia pada manusia itu." Di dalam Kuil Roh Perlindungan Duri, seorang perempuan roh yang cantik namun dingin langsung mengerutkan alisnya, wajahnya dipenuhi embun beku.
Jika Han Sen ada di sini, pasti akan sangat terkejut. Karena pemilik Perlindungan Duri, Yang Mulia Pangeran Duri ini, ternyata adalah perempuan roh yang pernah ia temui di lembah - sosok yang berusaha menggunakan serangga untuk menciptakan Makhluk Darah Ilahi.
“Apa？” Di bawah, para makhluk roh dan makhluk mutan memancarkan amarah yang mengerikan, terutama para makhluk roh itu, seolah menerima penghinaan terbesar.
Meski hanya makhluk roh level Ksatria yang tak berarti, tapi mereka malah tunduk pada manusia. Bagi makhluk roh, ini sungguh aib yang sangat memalukan.
“Sialan! Tunduk pada manusia? Yang Mulia Pangeran, izinkan hamba memenggal manusia pengkhianat dan Qingming si penghianat itu!” Seorang makhluk roh yang tampan bagaikan tokoh mitos maju ke depan.
“Yang Mulia, hamba yang pergi!” Seketika beberapa makhluk roh lain tampil, serempak berseru ingin membunuh manusia dan pengkhianat Qingming di Perlindungan Qingming.
“Manusia itu telah kabur ke hutan duri bersama pengkhianat Qingming.” Pangeran Duri merenung sejenak setelah mendapat informasi baru, lalu melanjutkan,
Sayangnya makhluk roh yang diatur Pangeran Duri di Perlindungan Qingming tidak melihat adegan Han Sen menerjang ke dalam Kuil Roh. Jika tidak, menyaksikan pisau belati berwarna darah itu, pasti Pangeran Duri tidak akan tetap tenang seperti sekarang.
"Yang Mulia Pangeran, saya bersedia pergi ke hutan duri untuk memenggal mereka," kata makhluk roh tampan yang sebelumnya berbicara lagi.
Sementara beberapa makhluk roh lain mulai ragu-ragu. Di dalam hutan duri tersembunyi misteri besar. Bahkan jika mereka meninggalkan Batu Jiwa di perlindungan, tetap tidak bisa menjamin keselamatan diri mereka jika menyelami lebih dalam.
"Baiklah," Pangeran Duri mengangguk perlahan.
"Terima kasih, Yang Mulia Pangeran." Makhluk roh tampan itu langsung berbalik bersiap meninggalkan aula menuju hutan duri.
"Bawa Kura-kura Hitam bersama. Dia bisa membantumu menemukan mereka di hutan duri." Pangeran Duri memanggil makhluk roh berparas indah itu, menambahkan perintah.
Makhluk roh tampan itu berseri-seri mendengarnya: "Terima kasih banyak, Yang Mulia Pangeran!"
Dia juga tahu indra penciuman Kura-kura Wu Ling paling tajam. Dengan Kura-kura Wu Ling sebagai pemandu, meski di hutan duri yang tersembunyi, seharusnya tidak sulit menemukan mereka.
Makhluk roh tampan itu membawa Kura-kura Wu Ling berangkat menuju Perlindungan Qingming. Ia harus membuat kura-kura itu mencium aroma orang tersebut terlebih dahulu sebelum bisa melacak manusia itu berdasarkan baunya.
Han Sen mengendarai Xiao Fengfeng, dengan cepat menemukan Qu Lanxi dan kelompoknya di tepi hutan duri, lalu membawa mereka masuk bersama ke dalam hutan duri.
Tak lama setelah masuk hutan duri, Han Sen meminta Qu Lanxi menutupi aroma mereka, kemudian melanjutkan perjalanan menuju kedalaman hutan duri.
Meski tidak berani benar-benar memasuki wilayah dalam hutan duri, mencari tempat persembunyian tersembunyi di area pinggiran seharusnya tidak masalah, mengingat hutan duri memang sangat luas.
Tidak berani pergi ke lembah yang sama seperti waktu itu, berjalan puluhan kilometer ke arah lain, belum menemukan tempat berpijak yang cocok. Tapi ternyata menemukan pohon besar yang penuh vitalitas, energi vital kehidupannya bahkan tidak kalah dari Raja Kumbang Cangkang Besi yang telah berevolusi menjadi Makhluk Darah Ilahi.
