Tanaman rambat itu memanjang puluhan meter, disampingnya seekor makhluk mirip naga jahat dalam mitos Barat sedang tidur nyenyak, seolah menjaga tanaman dan buah tersebut.
Han Sen merasakan aura vitalitas yang memancar dari tanaman dan buah itu. Tapi di saat bersamaan, indranya juga menangkap aura mengerikan dari sang naga - bukan sekadar makhluk mutasi, melainkan Makhluk Darah Ilahi sejati.
"Pisau belati berwarna darah terlalu kecil, dorungan untuk membunuh naga jahat raksasa sepanjang 30-40 meter ini sulit. Mungkin pisau ini hanya seperti menggaruk ketiak kalau ditusukkan ke tubuhnya." Han Sen berpikir sambil mengalihkan sorot matanya ke tumbuhan rambat dan buah tersebut: "Tapi merebut tumbuhan rambat dan buah itu tidak sulit."
Hanya saja buah itu meski terlihat bercahaya keemasan, tampaknya masih perlu beberapa hari lagi untuk matang sepenuhnya.
Perlindungan hanya akan berhenti sejenak di sini selama satu hari. Han Sen jelas tidak mungkin menunggu buah itu matang, jadi dia juga tidak berniat menunggu untuk memetiknya.
Rencananya adalah langsung menggunakan kristal hitam untuk menyerap tumbuhan rambat beserta buah yang belum matang itu. Selama ada tetesan air kehidupan, tidak takut nanti tidak bisa membuat buah gen yang matang.
Setelah memantapkan gagasan, Han Sen langsung kembali ke perlindungan. Dia mencari Chu Ming dan memintanya mencari cara memberi kabar pada Qu Lanxi untuk datang ke perlindungan.
Han Sen membutuhkan bantuan Qu Lanxi untuk menghilangkan aroma tubuhnya. Dia berencana menyelinap ke dekat naga jahat yang masih tertidur lelap itu untuk menyerap tumbuhan rambat.
Tak lama setelah Chu Ming meninggalkan perlindungan, Qu Lanxi langsung berteleportasi masuk. Dengan menggunakan tenaganya, dia menghilangkan partikel aroma dari tubuh Han Sen.
"Waktumu hanya sekitar satu menit. Aku hanya membuka satu kunci gen, kekuatanku sangat terbatas. Jika aku tidak ada di sisimu, partikel aroma akan mulai menyebar lagi setelah satu menit," jelas Qu Lanxi.
"Satu menit seharusnya cukup. Kamu kembalilah dulu ke perlindungan, jangan-jangan naga jahat itu mengejarmu nanti." Sambil berkata demikian, Han Sen sudah melangkah keluar area perlindungan dan mulai menyusup ke arah tumbuhan rambat di sebelah naga jahat.
Meski sangat ingin membantu Han Sen di lokasi, Qu Lanxi menyadari dirinya sudah tidak bisa berbuat banyak lagi. Akhirnya dia memilih untuk kembali ke dalam perlindungan terlebih dahulu.
Han Sen mengaktifkan aura Dongxuan, sambil mengamati respons naga jahat itu, menyelinap ke arah tumbuhan rambat.
Kini Han Sen bisa merasakan aliran energi vital dalam medan gaya dengan jelas, bahkan mampu sedikit mengubah orbit aura kehidupan.
Namun perubahan ini sangat kecil, tidak mungkin menghambat atau mengendalikan aura kehidupan mengerikan seperti air pasang dari naga jahat itu, artinya tak bisa memberi pengaruh nyata.
Tiba-tiba Han Sen mendapat pencerahan: meski tak bisa mempengaruhi aura kehidupan besar, ia bisa menghilangkan gelombang aura yang bocor dari tubuhnya sendiri, membuat naga itu tak mendeteksi keberadaannya.
Menyadari ini, Han Sen langsung berseri-seri. Ia segera mencoba dan terbukti bisa menghapus gelombang aura kehidupan. Meski tak mengubah aura asli, orang lain sama sekali tak bisa merasakan pancaran energinya.
Awalnya Han Sen khawatir akan membangunkan naga jahat dan membuatnya merasakan aura kehidupannya. Tapi sekarang kekhawatiran itu hilang. Baik aura kehidupan maupun aroma tubuhnya telah dihilangkan. Kecuali naga itu melihatnya langsung dengan mata, hampir mustahil mendeteksi keberadaannya.
"Ini kemampuan paling sempurna yang diidamkan para pembunuh!" pikir Han Sen dalam hati. Sambil itu, tubuhnya sudah menyelinap di dekat tumbuhan rambat itu.
Dia tidak langsung memetik buahnya. Vitalitas buah itu terlalu dahsyat. Jika dipetik, naga pasti langsung terbangun. Saat itu terjadi, menyerap energi tumbuhan rambat akan jadi lebih sulit.
Jika fluktuasi energi buah itu diisolasi, sama saja membuatnya 'menghilang' dari radar indra naga. Hasilnya tetap sama: naga akan terbangun.
Maka Han Sen menggigit jari. Kristal hitam langsung diaktifkan, berubah menjadi lubang hitam. Tangannya menekan batang rambat itu. Seketika energi kehidupan tumbuhan itu tersedot gila-gilaan ke dalam kristal.
Tumbuhan rambat yang kehilangan energi vital langsung menua dan mengering dengan kecepatan kasat mata.
Naga jahat merasakan ketidakwajaran, bangun dari tidur panjangnya. Matanya sebesar roda terbuka lebar, tertuju pada tumbuhan rambat dan buah di sisinya.
Begitu melihat, mata naga langsung membelalak menatap Han Sen dengan fiksasi intens.
"Hei kawan, tidurnya nyenyak?" Satu tangan Han Sen menempel pada tumbuhan rambat sambil menyerap dengan gila-gilaan energi vital tanaman dan buahnya. Tangan satunya melambai sambil tersenyum ramah, seolah sedang menyapa teman lama.
Naga itu terperangah oleh aksi Han Sen. Setelah membeku dua detik, ia mengeluarkan raungan dahsyat yang mengguncang langit dan bumi. Mulutnya menyemburkan lava api seperti gunung berapi, berusaha membakar hidup-hidup si brengsek pencuri tumbuhan gen ini.
Han Sen melihat lava api menyembur mendekat. Meski masih banyak energi vital di tumbuhan rambat yang belum diserap, ia terpaksa berbalik dan langsung kabur sambil menahan sakit.
Nyawa tetap jadi prioritas utama. Lava api itu benar-benar mengerikan. Tak diketahui berapa kunci gen yang telah dibuka naga jahat ini.
Secara teori, makhluk Darah Ilahi bisa membuka maksimal delapan kunci gen. Namun makhluk dengan delapan kunci gen yang aktif sangat langka, bahkan yang memiliki tujuh kunci gen pun sulit ditemui.
Meski lari Han Sen cepat, cakupan lava api yang terlalu luas tetap membakar tubuhnya. Namun kerusakan yang ditimbulkan tidak sehebat yang dibayangkannya.
Tubuhnya terasa seperti dipanggang api, kepanasan yang menyiksa. Tapi yang terjadi hanya luka bakar ringan akibat panas.
Efek seperti ini terjadi karena dua alasan: perlindungan dari baju zirah Raja Kumbang Cangkang Besi level darah suci, dan juga karena Han Sen memiliki banyak gen api anomali yang memberikan resistensi sangat baik terhadap kekuatan elemen api.
Meskipun lava api naga jahat terlihat mengerikan, namun karena jangkauannya yang luas, kekuatan apinya menjadi tersebar. Ajaibnya, Han Sen hanya menderita luka bakar ringan.
Han Sen dengan gesit menerobos keluar dari lautan api lava dan kembali ke area perlindungan.
Naga jahat mengeluarkan bentakan marah sambil melontarkan bola api yang menggali lubang sedalam belasan meter. Batuan, tanah, dan tumbuhan langsung berubah menjadi lautan lava - daya hancurnya terlalu fantastis untuk dibayangkan.
Han Sen diam-diam menjulurkan lidah takjub. Untungnya serangan pertama naga bukan menggunakan bola api seperti ini, kalau tidak, mustahil dia bisa melepaskan diri dengan santai.
Naga jahat di luar terus-menerus mengaum ke arah Han Sen, namun sepertinya tidak berani masuk ke dalam cakupan perlindungan, membuat Han Sen diam-diam menghela nafas lega.
Melihat sekilas lautan jiwanya sendiri, Han Sen langsung berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Meski hanya menyerap sebagian kecil energi vital, tetesan air kehidupan yang dihasilkan kristal hitam ternyata mencapai 700-800 butir.
Setiap tetes memiliki kadar penuh setahun, hasil yang terlalu terang untuk dibayangkan.
"Dengan tetesan air kehidupan ini, kita bisa mematangkan paksa Pohon Darah Naga dan pohon darah sepenuhnya." Han Sen yang gembira melambaikan tangan ke naga jahat yang terus mengaum di luar, puas berjalan kembali ke perlindungan.
