Han Sen pun bersukacita. Sudah berhari-hari tidak mendekati area pinggiran. Daging mereka sudah habis terkuras. Akhirnya ada kesempatan mengisi ulang.
Memanggil Qu Lanxi dan Xiao Fengfeng, mereka segera melesat keluar dari perlindungan, ingin berburu daging makhluk mutan untuk dibawa pulang. Entah berapa lama lagi bisa mencapai area pinggiran berikutnya.
Entah di arah mana hutan duri ini berada, semak duri di sekitarnya sudah semakin jarang. Hanya terlihat rumpusan kecil setiap beberapa meter, sementara kejauhan membentang padang rumput yang sangat luas.
Han Sen dan tim menemukan kumbang cangkang besi. Baru membunuh beberapa ekor, tiba-tiba melihat sekelompok orang mendekat. Diperhatikan lebih dalam, ternyata itu adalah manusia.
"Manusia... Ada manusia di sini..." Chu Ming hampir melompat kegirangan.
Qu Lanxi dan Han Sen juga terkejut sekaligus senang. Sangat langka bertemu manusia di dalam Perlindungan Ketiga, membuat mereka terasa sangat berkesan.
Ketiga orang itu mendekat untuk mencari informasi, ternyata ada sebuah tempat perlindungan bangsawan milik manusia di sini. Langsung mereka berseri-seri penuh sukacita. Di bawah petunjuk rombongan tersebut, ketiganya berjalan 20-30 li. Benar saja, terlihat sebuah shelter berkelas bangsawan di padang rumput dengan banyak orang yang keluar-masuk di pintu gerbang.
"Akhirnya... akhirnya kembali ke wilayah kita sendiri..." Chu Ming berkata dengan air mata haru mengalir deras karena terlalu bersemangat.
Han Sen dan Qu Lanxi meski tak seekstrim dia, tetap sangat gembira.
Setelah memasuki shelter, mereka menanyakan situasi sekitar. Tempat ini sangat cocok untuk hunian manusia. Meski ada tempat perlindungan makhluk aneh di sekitarnya, yang terkuat hanya setingkat bangsawan. Shelter manusia ini memiliki petarung-petarung kuat yang mampu melakukan perlawanan, sehingga aspek keamanannya tak perlu terlalu dikhawatirkan.
Manusia-manusia kompeten di wilayah sekitar pada dasarnya sudah berkumpul di sini.
"Sekarang kita akhirnya bisa tinggal dengan tenang, tak perlu lagi menjalani hari-hari yang diliputi kecemasan!" seru Chu Ming penuh semangat.
Han Sen malah merenung: "Jika kalian menyukai tempat ini, tinggallah di sini. Aku harus kembali."
"Kenapa? Kenapa harus kembali ke tempat angker itu? Bisa saja nyawa melayang kapan saja. Bahkan berburu makhluk mutan biasa saja sudah sulit." Chu Ming membelalakkan matanya ke arah Han Sen.
"Aku menyukai petualangan seperti itu." Han Sen tak bisa menjelaskan lebih lanjut.
Dia perlu menanam tumbuhan gen di tempat perlindungan itu, juga memasuki Basis Spiritual di sana. Semua ini sangat penting baginya, jauh lebih penting daripada lingkungan yang aman.
Selain itu, di dalam hutan duri, meski kesempatan berburu makhluk biasa dan purba berkurang, dia justru lebih sering bertemu makhluk mutan level tinggi, ditambah banyak tanaman genetik liar di hutan duri. Semua ini sama berharganya seperti harta karun dan sumber daya bagi Han Sen.
Di tempat seperti itu, memiliki area aman seperti Tempat Perlindungan Bawah Tanah jelas sangat-sangat berharga, sehingga Han Sen tidak akan meninggalkannya.
"Bukankah di sini kita juga bisa mengambil risiko?" Chu Ming bertanya dengan bingung.
Han Sen sangat ingin menjelaskan, tapi beberapa hal tidak bisa dia katakan, sehingga tiba-tiba bingung bagaimana menjelaskannya.
"Chu Ming, San Mu sudah punya rencananya sendiri. Jangan mempersulitnya lagi. Meski tidak berada di tempat yang sama, kita tetap teman. Itu sudah cukup," Qu Lanxi menghentikan ucapan Chu Ming lebih lanjut.
Han Sen memandang Qu Lanxi dengan penuh terima kasih: "Kita pernah menghadapi hidup dan mati bersama. Tidak ada yang lebih berharga dari ini."
Meski Chu Ming masih sangat ingin Han Sen tinggal dan tidak mengerti mengapa Han Sen harus kembali ke tempat angker itu - wilayah yang jelas-jelas bukan tempat tinggal layak - dia hanya bergumam beberapa kali, tidak lagi memaksa Han Sen untuk tetap tinggal.
Qu Lanxi tidak berkata apa-apa sepanjang waktu. Barulah ketika hanya berdua dengan Han Sen, dia berkata pelan: "Apakah kamu Han Sen, tunangan Ji Yanran?"
"Kamu sudah tahu sejak lama?" Han Sen tersenyum getir perlahan. Dia tahu nama samaran ini tidak bisa disembunyikan.
Qu Lanxi tersenyum tertahan: "Di dalam Alliance, Evolusioner bermarga Han yang sehebat ini sangat langka. Yang masih muda mungkin hanya kamu. Nama 'San Mu' itu bahkan bisa dikenali oleh anak tiga tahun."
Han Sen pasrah membentangkan kedua tangan: "Bukan bermaksud menyembunyikan dari kalian, tapi karena terlalu banyak musuh. Awalnya pakai nama palsu, tapi kemudian sadar di sini tak ada yang mengenaliku. Jadi tidak perlu repot-repak ganti nama, bahkan marga pun tetap dipakai."
Qu Lanxi mengulurkan tangannya ke hadapan Han Sen: "Semoga kita bisa bertemu lagi. Saat itu tiba, aku akan traktir kamu minum."
"Bukannya kamu tidak pernah meneteskan alkohol?" Han Sen menjabat tangan Qu Lanxi sambil bertanya heran.
"Di tempat seperti ini, jika ada kesempatan bertemu lagi, takdir semacam itu layak dirayakan dengan melanggar protokol mabuk." Qu Lanxi menatap Han Sen dengan serius: "Jadi, jangan sampai mati, kutunggu kita minum bersama."
"Alkoholmu pasti akan kuminum." Han Sen tersenyum.
Saat pergi, Han Sen diam-diam memberikan roh Kepiting Pohon dan kumbang cangkang besi, serta sebutir Buah Tembaga-Emas kepada Chu Ming, agar mereka bisa berkembang lebih santai di sini.
Alasan Han Sen tidak memberi Qu Lanxi adalah karena ia tahu watak Qu Lanxi yang lembut di luar tapi keras dalam hati. Sekalipun diberi, pasti tidak akan diterimanya. Nanti cukup suruh Chu Ming yang menyerahkannya.
Saat meninggalkan perlindungan manusia ini, Han Sen tidak mengizinkan Qu Lanxi dan Chu Ming mengantarnya. Adegan perpisahan seperti itu paling tidak bisa ditahannya.
Bukan karena meratapi nasib, tapi karena itu akan membuatnya sangat tidak nyaman. Kadang Han Sen merasa dirinya agak terlalu dingin secara emosional, terhadap perpisahan pada dasarnya tidak ada kesedihan besar, justru eksplorasi ketidakpastian yang lebih membuatnya bersemangat.
Di sepanjang jalan memburu beberapa kumbang cangkang besi, Han Sen kembali ke Tempat Perlindungan Bawah Tanah saat malam telah tiba.
"Memang seorang diri tetap agak kesepian." Han Sen memanggil Miao Jun dan Golden Roar, sambil memanggang daging kumbang cangkang besi ia mengobrol dengan mereka.
Miao Jun dan Golden Roar sesekali mengeluarkan suara, entah karena Han Sen terus memberi mereka tetesan air kehidupan, mereka sepertinya memiliki lebih banyak spiritualitas dibanding sebelumnya.
"Benar-benar tidak ada yang di sisimu, kadang tetap sangat membosankan. Sudah waktunya membawa Zero ke sini." Han Sen bergumam lirih.
Dia sebelumnya tidak membiarkan Zero datang karena kehadiran Qu Lanxi dan Chu Ming. Jika mereka melihat seorang gadis kecil muncul secara materialisasi di dalam perlindungan, pasti akan sangat curiga. Han Sen tidak ingin orang lain tahu tentang eksistensi Zero.
Sekarang di perlindungan sudah tidak ada orang lain, Han Sen berniat membawa Zero. Hanya saja dia tidak tahu apakah Zero bisa seperti di Perlindungan Pertama dan Kedua dulu - di mana pun dia berada, Zero dapat langsung melakukan teleportasi ke sana.
"Besok kita coba cari Zero dan uji saja, pasti akan tahu." Han Sen mengulurkan tangan mengambil arloji saku itu, lalu memandang foto di dalamnya lagi.
Dia sudah bertanya pada ibunya, tapi sang ibu juga tidak tahu siapa pria ini. Foto masa kecil ayahnya memang banyak, tapi tak pernah terlihat pria ini. Keluarga Han juga tidak memiliki saudara seperti itu.
“Siapa sebenarnya pria ini? Apakah makhluk mutan di Tempat Perlindungan Bawah Tanah itu dibunuhnya? Jika benar, apa hubungannya petarung kuat seperti ini dengan keluarga kami?” Setiap memikirkan hal ini, Han Sen merasa pusing. Kematian tak wajar ayahnya kini terlihat penuh kabut, jelas bukan sekadar insiden biasa.
