Dalam penglihatan Pangeran Duri, muncul sosok makhluk roh tampan bermandikan cahaya suci putih. Pupilnya menyempit, wajahnya memancarkan ketakjuban bercampur sukacita. Seluruh tubuhnya membeku di tempat.
Kaisar Thunder Demon awalnya mengira Pangeran Duri sedang menggertaknya, sama sekali tidak merasakan keberadaan apapun di belakangnya, bahkan setitik aura pun tak terdeteksi.
Namun saat melihat tayangan yang terpantul dalam pupil Pangeran Duri, wajahnya langsung panik. Cahaya suci putih menyala-nyala yang mengerikan dan wajah sempurna bak dewa itu terlalu familiar baginya.
Entah berapa kali dalam mimpi, Kaisar Thunder Demon haus untuk menginjak wajah itu menjadi bubur daging. Tapi saat benar-benar menyaksikannya sekarang, yang muncul justru rasa ngeri.
Dengan susah payah Kaisar Thunder Demon berusaha memutar tubuhnya, hendak mengayunkan palu petir ke siluet di belakang. Namun semuanya sudah terlambat. Ia hanya sempat menoleh dan menyaksikan pria bercahaya suci bak dewa itu.
Boom!
Tinju yang menyala dengan cahaya suci putih mengerikan menghantam kepala Kaisar Thunder Demon, seketika menghancurkan kepala sang kaisar yang dipenuhi ekspresi terkejut dan keengganan. Tak diberi kesempatan sedikitpun untuk melawan.
Palu Thunder yang menjadi andalannya bahkan tidak sempat diayunkan sama sekali, tubuhnya sudah berubah menjadi aliran cahaya yang beterbangan.
Gerombolan makhluk mutan di dalam perlindungan tiba-tiba membeku, setelah sejenak tertegun, mereka langsung berhamburan terbang kabur.
"Tai Shang!" Pangeran Duri menjerit kegirangan sambil menatap Han Sen. Namun di matanya, Han Sen adalah Tai Shang Di Ling yang tak terkalahkan dan membuatnya berdebar-debar, bukan musuh manusia yang dibencinya.
Han Sen tak berhenti sejenak pun. Dengan tangan kanannya menggenggam erat Palu Thunder yang jatuh, ia melompati kepala Pangeran Duri dan langsung menerjang masuk ke dalam Kuil Roh.
Han Sen tidak merebut Botol Santo Roh terlebih dahulu. Setelah memasuki Kuil Roh, dengan gesit ia melesat ke depan Patung Dewa Roh dan mengambil Batu Jiwa Pangeran Duri.
Pangeran Duri menyaksikan Batu Jiwanya diambil Han Sen tanpa perlawanan berarti, bahkan terlihat gembira melihat Batu Jiwanya direbut pria itu.
"Duri bersedia mempersembahkan kesetiaan terakhir kepada Tuan, mengikuti Tuan hingga keabadian."
Duri berlutut dengan satu lutut di hadapan Han Sen sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Namun ketika ia menyatu dengan Batu Jiwanya yang terangkat, alisnya berkerut kaget - yang berdiri di depannya bukanlah kaisar boneka yang dikaguminya, melainkan manusia yang begitu dibencinya.
“Bagaimana mungkin… Kaisar Boneka… Apakah Kaisar Boneka adalah seorang manusia?” Duri terpaku sejenak, tubuhnya sudah tidak terkendali menyatu dengan Batu Jiwa, berubah menjadi aliran sinar berwarna mawar yang masuk ke Laut Jiwa Han Sen.
Han Sen mengulurkan tangan dan menggenggam Botol Suci yang jatuh, dalam hatinya berteriak penuh semangat: "Sempurna."
Tanpa jeda, Han Sen langsung menerjang keluar dari perlindungan, menuju arah persembunyian Tie Yi. Tempat ini sudah tidak bisa dihuni lagi.
Meski Kaisar Thunder Demon sudah dihancurkan dan makhluk-makhluk mutan sementara mundur karena kehilangan kendali, Kaisar Thunder Demon pasti akan kembali mengganas bahkan mungkin membawa petarung kuat yang lebih mengerikan. Semua itu di luar kemampuan Han Sen untuk ditahan. Satu-satunya cara adalah mundur sejauh mungkin.
Saat menemukan Tie Yi, wajahnya dipenuhi kejutan. Kontrak di tubuhnya telah dibatalkan setelah Duri direbut Han Sen.
"Bagaimana kamu bisa melakukannya?" Tie Yi menatap Han Sen dengan ekspresi sulit percaya.
"Ini bukan tempat untuk berbicara, mari kita pergi dari sini dulu." Han Sen membawa Tie Yi melewati area Pegunungan Pedang Hutan dan kembali ke Perlindungan Manusia.
Setelah menjelaskan semuanya kepada Kakek Huang dan yang lain, wajah semua orang langsung dipenuhi kecemasan.
Kaisar Penjara Thunder telah merebut Pegunungan Sembilan Nafsu, tempat mereka sekarang sudah tidak aman lagi. Kaisar Thunder Demon pasti akan menemukan lokasi ini. Dibandingkan Pangeran Duri, kekuatan pasukan Kaisar Thunder Demon jauh lebih superior, sama sekali bukan tandingan mereka. Bertahan di sini berarti menanti maut.
"Tidak ada pilihan lain, kita harus mundur ke Hutan Duri." Kakek Huang menghela napas pasrah.
Para anggota saling berbisik skeptis. Mengungsi memang harus dilakukan, tetapi berapa banyak yang bisa bertahan hidup di Hutan Duri? Ini benar-benar ketidakpastian. Ketakutan akan takdir yang tak terbayangkan membuat hati mereka dipenuhi kegelisahan.
“Aku punya tempat perlindungan di hutan duri, seharusnya bisa membuat semua orang aman berlindung.” Han Sen tiba-tiba berkata.
“Kamu bilang punya tempat perlindungan di hutan duri?” Kakek Huang dan yang lain memandangi Han Sen dengan tak percaya. Tempat seperti hutan duri itu bahkan makhluk roh level tinggi pun tak berani sembarangan masuk. Kabar bahwa Han Sen punya tempat perlindungan di sana benar-benar sulit dipercaya.
“Aku bisa mengajak kalian, tapi ada beberapa hal yang harus dijelaskan dulu. Itu tempat perlinduanganku, semua keputusan ada di tanganku. Tak ada demokrasi atau ruang bernegosiasi. Jika kalian tetap mau ikut, silakan ikut aku. Yang tidak mau, aku tak akan memaksa.” Kata Han Sen.
“Xiao Han, benarkah kau punya tempat perlindungan yang aman di hutan duri?” Kakek Huang bertanya lagi. Semua orang menatap Han Sen.
Mereka sekarang sudah tak peduli siapa yang berkuasa. Bertahan hidup saat ini adalah poin terpenting.
"Kalau percaya padaku dan mau pergi, segera rapikan barang-barang kalian. Waktu mepet, kita berangkat sekarang. Nanti di lokasi kalian akan tahu kebenarannya." Han Sen tidak menjelaskan lebih lanjut. Waktu juga tidak mengizinkannya berpanjang lebar. Pasukan Kaisar Thunder Demon bisa datang kapan saja.
Meski masih ragu, mereka tidak punya pilihan lain. Terpaksa mengikuti Han Sen mencoba hoki.
Setelah setengah hari persiapan, rombongan bergerak menuju hutan duri di bawah pimpinan Han Sen. Saat Tie Yi dan Kakek Huang melihat Tempat Perlindungan Bawah Tanah, semua terpana.
Kaisar Thunder Demon bangkit dari Batu Jiwa. Petir menyambar dari tubuhnya, meluluhlantakkan segala sesuatu di sekitarnya.
"Kaisar Boneka! Aku akan membunuhmu!" Geram Kaisar Thunder Demon sampai gigi-giginya berderak. Bukan cuma Botol Roh Kudus yang gagal direbut, bahkan palu legendaris gen Darah Suci miliknya juga dirampas. Amarahnya tak tertahankan.
Setelah mengumpulkan kembali pasukan besar untuk menyerang Tempat Perlindungan Duri, ternyata tempat itu sudah kosong. Bukan hanya kaisar boneka yang menghilang, bahkan Pangeran Duri dan Batu Jiwanya juga tidak ada. Jelas mereka telah dibawa pergi oleh kaisar boneka.
"Tai Shang... Aku pasti akan membunuhmu..." Dalam amarahnya, Kaisar Thunder Demon menghancurkan Kuil Roh dengan satu pukulan, lalu memerintahkan pasukan makhluk mutan untuk melakukan pencarian ke seluruh area. Namun sama sekali tidak ditemukan jejak Tai Shang.
Tak lama kemudian, tempat perlindungan manusia itu juga ditemukan oleh pasukan makhluk mutan Kaisar Thunder Demon. Sama seperti sebelumnya, tempat itu sudah kosong tanpa meninggalkan apa pun.
Di dalam sebuah istana bawah tanah di Tempat Perlindungan Bawah Tanah, Han Sen duduk di kursi batu. Tak jauh darinya, Pangeran Duri menatapnya dengan ekspresi rumit, tak berkedip selama setengah hari.
