Han Sen mulai kesulitan. Membawa balita ke dalam perlindungan terlalu mencolok mata.
Jika dilihat orang lain, pasti akan sangat kaget. Manusia di bawah enam belas tahun masuk ke perlindungan sama saja dengan cari mati, apalagi masuk ke Perlindungan Ketiga.
"Tapi anggota ini sama sekali tidak memiliki aura makhluk mutan maupun makhluk roh, sangat mudah dikira sebagai balita manusia."
Han Sen membawanya keluar akan sulit menghindari perhatian orang, nanti penjelasannya merepotkan, lagipula tidak akan bisa dijelaskan dengan tuntas.
Sekarang Han Sen hanya bisa lega, sebelumnya dia sudah mengeluarkan perintah agar Kakek Huang dan kawan-kawan beraktivasi di Area Timur perlindungan, dilarang mendekat ke Kuil Roh ini, untuk sementara tidak akan ada masalah.
"Harusnya kuberi nama apa ya?" Han Sen menempatkan si balita di hadapannya, duduk bersila sambil bergolak berbagai pemikiran.
Si balita duduk di lantai, memiringkan kepala sambil mengawasi Han Sen, mata lebarnya penuh rasa ingin tahu, tangan gemuknya meraih ke arah Han Sen. Melihat Han Sen termenung tak bergerak, dia pun merangkak sendiri mendekat, bersandar di pelukan Han Sen, menemukan posisi nyaman, lalu menutup mata dan tertidur.
Han Sen benar-benar tidak berbakat dalam hal memberi nama, sekarang tiba-tiba diminta memberi nama untuk bayi perempuan membuatnya semakin sulit.
Tapi dilihat dari manapun, anggota ini jelas bayi perempuan manusia, tidak boleh asal diberi nama kucing atau anjing biasa.
Kalau bayi laki-laki mungkin masih bisa dimaklumi, nama seperti kucing atau anjing biasa kan bagus untuk menghidupi.
Seperti pepatah: "Jantanan dibesarkan dengan kesederhanaan, betina dibesarkan dengan kemewahan". Anak perempuan sejak kecil diberi makan-minum enak, dewasa nanti baru tidak akan mudah diculik pria lain.
Balita ini sekarang adalah perbendaharaan Han Sen, setetes air matanya setara dengan satu Pohon Enam Putaran Mustika Sejati, ini jauh lebih hebat daripada pohon uang.
Demi mencegahnya diculik orang lain, Han Sen memutuskan harus memeliharanya dengan baik, tidak bisa sembarangan seperti merawat makhluk mutan biasa.
Sayangnya Han Sen benar-benar tidak ahli dalam menamai, setelah berpikir setengah hari pun tidak menemukan nama yang bagus.
"Sudahlah, untuk sementara panggil saja Bao'er. Nama resminya bisa dipikirkan perlahan nanti." Han Sen meletakkan Bao'er yang tertidur di ranjang dalam istana, lalu berteleportasi kembali ke rumahnya di Alliance. Dia berencana masuk ke jaringan pengawasan untuk membelikan Bao'er beberapa setel baju, lalu menyiapkan makanan enak.
Tapi baru saja Han Sen melangkah keluar dari perangkat teleportasi, terdengar suara "creek-creek" dan teriakan "Ayah" dari dalam perangkat teleportasi di belakangnya. Ternyata Bao'er sedang merangkak keluar dari dalam perangkat teleportasi itu.
"Kamu... Kamu... Bagaimana kamu bisa keluar..." Han Sen terkejut bukan main. Belum pernah dia melihat makhluk mutan yang bisa keluar dari tempat perlindungan.
"Ayah... Peluk..." Bao'er duduk di pintu masuk perangkat teleportasi, mengulurkan tangan mungilnya ke arah Han Sen.
Han Sen mengangkat Bao'er. Benar-benar makhluk hidup berbadan gemuk, bukan ilusi sama sekali. Anggota ini ternyata benar-benar berhasil berteleportasi keluar dari tempat perlindungan, bahkan sampai ke koordinat tempat Han Sen berada.
Han Sen mencoba membawa Bao'er masuk kembali ke perlindungan melalui teleportasi. Hasilnya, mereka berhasil masuk dengan lancar. Ketika teleportasi keluar bersama, prosesnya tetap sama mulusnya.
Bao'er ternyata bisa keluar-masuk perlindungan dengan bebas seperti manusia sejati.
Untungnya ini terjadi di rumah Han Sen sendiri. Seandainya ada orang luar yang menyaksikan, tentu akan menimbulkan kegemparan - mana ada bayi sekecil ini yang bisa masuk ke perlindungan via teleportasi.
Jika terlihat oleh anggota Asosiasi Perlindungan Anak, pasti Han Sen akan dijebloskan ke kantor polisi dengan tuduhan percobaan pembunuhan anak.
Diam-diam membawa Bao'er ke kamarnya, Han Sen memberikan hidangan penutup kesukaan Xiao Yan. Si kecil langsung lahap menyantapnya hingga wajah mungilnya penuh krim.
Han Sen membelikan pakaian dan barang kebutuhan sehari-hari di jaringan pengawasan, baru kemudian membawa Bao'er beserta perlengkapannya masuk kembali ke perlindungan.
Han Sen segera menyadari, meski Bao'er terlihat sangat mirip manusia dalam berbagai aspek, fungsi raganya jelas masih memiliki perbedaan dengan manusia.
Setidaknya Han Sen tidak pernah melihat Bao'er buang air sembarangan seperti bayi manusia, juga tidak mudah menangis seperti bayi biasa.
Selain dua tetes air mata di awal, Han Sen tidak pernah melihatnya menangis lagi.
Tentu saja, ini juga karena Han Sen tidak sengaja memancingnya untuk menangis.
Hanya merawat dua Pohon Enam Putaran Mustika Sejati ini saja sudah membuat Han Sen bersusah payah, menanam lebih banyak tidak berguna karena tidak mungkin diurus semuanya.
Kedua pohon ini tidak seperti milik Nyonya Sekejap yang bisa tumbuh besar dalam semalam. Untuk bisa berbuah, mungkin butuh puluhan ribu tahun.
Hanya menyediakan tetesan air kehidupan yang dibutuhkan keduanya saja sudah menjadi masalah besar. Lebih banyak lagi, Han Sen tidak bisa menanamnya.
Han Sen bertanya pada Nyonya Sekejap, mengapa pohon Enam Cakra Harta Sejati yang ditanamnya bisa tumbuh dan berbuah begitu cepat. Nyonya Sekejap tidak menyembunyikan hal ini darinya—pohon Enam Cakra Harta Sejati itu sebenarnya sudah matang saat berada di Perlindungan Ketiga. Karena dijatuhkan kembali ke Perlindungan Kedua dan tidak bisa terus tumbuh, pohon itu kembali ke bentuk asalnya. Begitu menemukan peluang, ia bisa tumbuh dengan cepat, berbeda dengan benih gen biasa.
"Sepertinya harus lebih banyak menyiapkan tetesan air kehidupan." Saat ini Han Sen perlu merawat Pohon Darah dan dua pohon Enam Cakra Harta Sejati. Meski persediaan tetesan air kehidupan masih banyak, dia tetap harus bersiap sejak dini.
Han Sen menyerahkan perawatan pohon Enam Cakra Harta Sejati dan Bao'er kepada Zero. Dia meninggalkan banyak tetesan air kehidupan untuk disiramkan satu tetes setiap hari, memastikan pertumbuhan pohon Enam Cakra Harta Sejati.
Beruntung Bao'er tetap tinggal dengan patut di dalam perlindungan. Kalau tidak, membawa balita saat berburu pasti akan menyulitkan Han Sen.
Han Sen diam-diam keluar dari hutan duri seorang diri, menyelinap menuju posisi perlindungan manusia masa lalu yang sekarang telah dikuasai makhluk roh dan mutan.
Setelah lama mengamati, ternyata yang bertugas di perlindungan ini adalah roh keluarga kerajaan, ditambah dua makhluk mutan level darah suci di dalamnya.
Kaisar Thunder Demon ternyata menyiapkan kekuatan sehebat ini di perlindungan kecil ini, hal ini di luar dugaan Han Sen sehingga rencananya untuk menyergap dan berburu makhluk mutan pun gagal total.
Gagal berburu makhluk mutan, Han Sen tak kecewa. Ia berputar mengitari perlindungan itu, lalu langsung menerobos area puncak gunung hutan pedang menuju Tempat Perlindungan Duri.
Tentu saja Han Sen tidak bodoh menyerang Tempat Perlindungan Duri. Kekuatan tempat itu sekarang tidak seperti dulu, seorang Han Sen saja sudah kewalahan, apalagi beberapa Han Sen lagi.
Han Sen sebenarnya menargetkan kebun tumbuhan gen Tempat Perlindungan Duri. Di sana ditanam banyak tumbuhan gen level tinggi, dan letaknya di luar kompleks Tempat Perlindungan Duri. Meski ada penjaga, Han Sen punya cara untuk masuk.
Menyelinap mendekati kebun tumbuhan gen, Han Sen mengintip ke dalam taman. Terlihat buah pedang persik tak terhitung jumlahnya, dengan banyak barang berharga di dalamnya.
"Duri, kau bilang ada cara diam-diam masuk ke dalam taman. Sebenarnya metode apa?" Han Sen memanggil Pangeran Duri sambil menatap penuh keinginan ke kebun tumbuhan gen.
