Setelah kembali dari rumah Paman Kedua Han Lei, Han Sen membawa pulang satu kotak berisi barang-barang rongsokan. Han Sen tidak mengambilnya secara cuma-cuma, tetap memberikan sejumlah uang kepada Han Lei.
Di satu sisi Han Lei dengan berbagai cara menyiratkan bahwa dirinya banyak berutang, di sisi lain Han Sen sendiri yang memberikannya.
Bukan Han Sen bermurah hati, Han Sen berpikir jika masih ada barang-barang ayah mereka, suatu saat akan dikembalikan, bahkan kalau perlu dijualnya pun tak apa.
Pulang ke rumah, merapikan barang-barang satu per satu. Ada dua jaket, beberapa dokumen, peralatan portabel termasuk alat komunikasi dan micro computer bergaya arloji tangan.
Han Sen mengamati setiap barang dengan cermat. Tak ada yang bernilai. Komunikator itu model lama, selain catatan kerja dan rekaman komunikasi, tak ada konten lain.
Micro computer tersebut produk 30-40 tahun yang lalu, bukan barang high-end dan tidak bernilai uang.
Han Sen mencoba membukanya, ternyata terkunci kode. Tak ada cara untuk melihat isi micro computer tersebut.
Han Sen menghubungi Li Xinglun. Sebagai ahli di bidang ini, seharusnya dia bisa meretas kode itu.
"Masalah kecil seperti ini, serahkan saja padaku. Paling lama sepuluh detik, akan kuselesaikan." Li Xinglun berkata dengan penuh keyakinan.
Li Xinglun meminta Han Sen menghubungkan arloji AI-nya ke AI rumah yang berfungsi, ingin memecahkan kode melalui jaringan pengawasan langsung. Tapi setelah tiga detik, arloji AI itu tiba-tiba meledak, chip di dalamnya langsung terbakar.
"Sial! Ini situasi apa?" Li Xinglun langsung terpana seperti melihat keajaiban.
"Tidak apa, cuma barang kolot biasa yang tidak berharga." Sambil memandang AI yang hancur itu, Han Sen merasa curiga, tapi tetap tersenyum.
"Tidak-tidak, ini pasti ada masalah. Arloji AI model 852 kuno, cuma mau memecahkan kode saja, mana mungkin bisa bikin chip terbakar? Buka arloji yang terbakar itu, biar kulihat komponen dalamnya." Kali ini Li Xinglun bersikeras.
Han Sen membuka AI utama yang terbakar itu, sebenarnya sudah pecah, di dalamnya tidak tersisa apa-apa lagi, menghitam seperti gumpalan arang.
"Memang ada masalah, seseorang memasang mekanisme pertahanan otomatis di dalamnya. Begitu kode disentuh, langsung hancur sendiri. Han Sen, barangmu ini bukan main-main, aku benar-benar malu padamu." Li Xinglun berkata dengan wajah memerah karena malu.
"Tidak apa-apa, ini juga bukan barang penting." Han Sen tidak menyalahkan Li Xinglun, ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan teknisi-nya, siapa pun tidak akan menyangka.
Namun hal ini membuat kecurigaan Han Sen terhadap persoalan ayahnya semakin bertambah, meski tetap tidak bisa diungkapkan.
"Chip itu mungkin tidak sepenuhnya hancur? Sepertinya masih ada sisa-sisa. Aku mungkin bisa mencari cara untuk mengekstrak beberapa data." Li Xinglun berusaha menebus kesalahan sambil menatap bagian dalam AI utama: "Jangan disentuh dulu. Aku akan segera ke tempatmu, mungkin masih ada kesempatan untuk memulihkan sebagian kecil."
Han Sen tidak terlalu paham dalam hal ini, dia hanya belajar sedikit pengetahuan dasar di sekolah. Chip di dalamnya sudah hancur lebih dari setengah, hanya tersisa sudut yang hangus terbakar. Mungkin sulit untuk memulihkan data di dalamnya.
Tapi karena Li Xinglun mengatakan ada kemungkinan, lebih baik dibiarkan dia mencoba sesuatu yang baru.
Tidak sampai dua hari, Li Xinglun langsung naik pesawat ruang angkasa ke Planet Luo Jia. Dengan membawa peralatan, dia melepas chip yang terbakar itu lalu memulai pekerjaan rumit.
Han Sen tidak mengerti teknisnya, hanya bisa mengawasi Li Xinglun yang menjalani proses kompleks. Tanpa tidur dan istirahat, Li Xinglun bekerja tanpa henti selama beberapa hari. Akhirnya ternyata benar-benar berhasil mengeluarkan beberapa data dari dalamnya.
Sayangnya karena kerusakannya parah, data yang tersisa hanya beberapa konten teks yang tidak koheren. Satu-satunya kalimat yang relatif utuh membuat Han Sen tidak tahan mengerutkan kening halus setelah membacanya.
"Berkunjung ke Kuil Dewa Kuno... Latih darah... Saraf..."
Kalimat literasi ini juga memiliki banyak bagian yang hilang, tapi dibandingkan lainnya masih lebih baik, setidaknya memungkinkan Han Sen untuk memiliki beberapa asosiasi kreatif.
"Untuk memasuki Kuil Dewa Kuno, pelajari dulu Hidup Darah Sutra Saraf. Apakah ini maksudnya? Kuil Dewa Kuno itu tempat apa?" Kebingungan di hati Han Sen menumpuk, tapi sulit dipahami.
"Maaf, yang bisa kulakukan hanya ini." Li Xinglun merasa sangat menyesal karena merusak AI utama dan tidak bisa mengembalikan data bernilai.
"Sudah cukup baik, ini sangat berguna bagiku." Han Sen malah tidak ambil pusing, tersenyum sambil menenangkan Li Xinglun.
Meski tak tahu alasan AI utama berbentuk arloji tangan ini dipertahankan, tapi jelas konten di dalamnya tidak diperuntukkan untuk dilihat orang lain. Sekarang Han Sen bisa membaca satu kalimat ini sudah menjadi hasil tak terduga.
Setelah mengirim Li Xinglun pergi, Han Sen menyelidiki data tentang Kuil Kuno di jaringan pengawasan. Namun yang ditemukan hanyalah mitos kuno manusia, dan tidak ada lokasi spesifik bernama "Kuil Kuno".
Tapi yang mengejutkan, meski tidak menemukan data terkait Kuil Kuno di pihak manusia, Han Sen justru menemukan asal-usul tiga kata "Kuil Kuno".
Dewa Perang Asura yang disembah Suku Asura, berdiri tegak di luar sebuah kuil. Kuil itu dijuluki "Kuil Kuno" oleh Suku Asura, sekaligus menjadi zona terlarang mereka. Hanya Raja Asura yang menjelang ajal yang diizinkan masuk sendiri ke dalam Kuil Kuno.
Tempat itu berfungsi sebagai makam Raja Asura, namun hanya raja yang masih hidup yang layak memasukinya. Jika Raja Asura tewas di luar Kuil Kuno, ia kehilangan hak masuk karena tak ada anggota suku lain yang berwenang mengangkat jasadnya ke dalam, sehingga harus dimakamkan di luar.
Di jaringan pengawasan hanya ada data umum seperti itu, bahkan fondasi utama lokasi sebenarnya kuil kuno pun tidak diketahui. Hanya ada beberapa informasi bocor dari internal Suku Asura, legenda mengatakan kuil kuno adalah istana batu dengan patung batu Dewa Perang Asura di pintu masuknya, selain itu tidak ada deskripsi tambahan.
Han Sen tidak tahu apakah kuil kuno yang dimaksud data AI utama sama dengan kuil kuno Suku Asura. Lagipula jika bahasa Asura diterjemahkan ke bahasa Alliance, pasti ada perbedaan. Mungkin hanya terjemahan nama kuil kuno, sebenarnya balai batu Suku Asura itu tidak terkait dengan kuil kuno dalam AI.
"Tapi jika kuil kuno ini benar kuil kuno Suku Asura, lalu apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah Ayah memiliki hubungan dengan Suku Asura?" Raut wajah Han Sen berubah-ubah.
Dia bisa memastikan dirinya adalah manusia murni, seharusnya tidak ada hubungan dengan Suku Asura. Tapi jika melihat dari sudut pandang lain, Han Sen tidak bisa begitu yakin lagi.
Jika Tai Yeye-ku benar-benar adalah Han Jingzhi itu, dan gadis bernama Zero yang memiliki bentuk manusia dan dewa perang Asura ini memiliki hubungan dengan keluarga kami atau Sekte Darah Hidup, ini menjadi sulit dipastikan kebenarannya.
"Apa sebenarnya yang terjadi pada Keluarga Han di masa lalu?" Han Sen menghancurkan chip itu, mengubur semua persoalan ini dalam-dalam di hatinya.
Tenaganya belum cukup kuat untuk menyelidiki rahasia ini lebih dalam. Dia hanya bisa terus melangkah, menunggu petunjuk lebih banyak muncul sembari memperkuat kemampuannya, agar memiliki modal untuk mengungkap misteri ini. Dengan begitu saat terperangkap dalam situasi sulit, dia masih punya kemampuan menyelamatkan diri.
