Han Sen semula berimajinasi, setelah Rubah Hantu Sembilan Ekor itu dikalahkan, dirinya bisa membawa Si Perak Kecil untuk menjarah sarangnya. Rubah Hantu yang telah mendominasi Pegunungan Hantu selama bertahun-tahun tentu menyimpan banyak barang berharga.
Tapi siapa sangka Si Perak Kecil yang membawa esensi gen kehidupan Rubah Hantu itu menghilang entah ke mana, sudah beberapa hari menunggu tapi belum juga kembali.
Kondisi Han Sen sendiri masih lemah. Seorang diri tak berani pergi ke Pegunungan Hantu, apalagi tidak tahu letak sarang utama Rubah Hantu itu. Terpaksa ia beristirahat di dalam wilayah perlindungan.
Raga Han Sen sudah hampir pulih, Si Perak Kecil tidak kunjung kembali, malah datanglah sekumpulan makhluk roh dan mutan yang garang.
Pemimpinnya adalah makhluk roh berbaju baja mistis, memikul pedang besar mistis di punggungnya, tubuhnya perkasa, menunggangi singa logam hitam yang semakin memperkuat aura luar biasanya.
Di sampingnya terdapat banyak makhluk mutan kuat dan beberapa makhluk roh lainnya.
Seandainya Si Perak Kecil ada di sini, pasti akan mengenali beberapa makhluk roh yang pernah datang saat Han Sen kembali ke Alliance dulu, yang waktu itu berusaha menerobos Sanctuary Tungku Pedang tapi dihancurkan oleh siraman petir panggilannya.
Lin He, Lin Weiwei dan kebanyakan anggota lain sudah kembali ke dalam sanctuary. Melihat pasukan itu mendekat, mereka segera memanggil Han Sen.
Han Sen membawa Bao'er ke gerbang kota, menggunakan aura Dongxuan-nya untuk mengamati. Sekilas sudah terlihat perkiraan kekuatan makhluk-makhluk tersebut.
Yang membuat Han Sen sangat gementira adalah, di bahu makhluk roh pemimpin itu, ternyata ada makhluk darah ilahi sebesar merpati.
Makhluk roh yang dibunuh percuma, tapi makhluk darah ilahi yang dibunuh bisa mengisi Gen Tuhan. Makhluk darah ilahi sekecil itu sulit ditemukan, satu kali santap langsung terselesaikan masalah.
Meski ada beberapa makhluk darah ilahi lain, tapi ukurannya terlalu besar. Yang terkecil adalah singa logam hitam yang ditunggangi makhluk roh itu, entah berapa lama baru habis dimakan, dan terlihat juga tidak seperti bisa dimakan.
"Manusia hina, berani merebut perlindungan anak buah Pangeran Hantu Pedang? Benar-benar tidak tahu hidup atau mati! Sekarang keluarlah dan tunduk pada pangeran ini, mungkin kuberi kalian jalur bertahan hidup." Di depan gerbang kota, Pangeran Hantu Pedang berkata dengan suara dingin.
"Bagaimana ini? Pangeran Hantu Pedang ternyata datang langsung! Haruskah kita mundur ke Alliance?" Zhao Xin yang naik ke puncak tembok, mendengar ucapan sang pangeran langsung panik.
“Tidak perlu khawatir, hanya roh keluarga kerajaan biasa, tidak ada yang istimewa.” Han Sen menghibur Zhao Xin, lalu berseru kepada Pangeran Pedang Hantu: "Pangeran Pedang Hantu, jika ingin kami tunduk, tidak sulit. Ayo bertarung satu-guru-satu-murid. Jika Anda menang, kami semua akan tunduk padamu."
"Bagus, aku akan memberimu kesempatan." Pangeran Pedang Hantu berkata dengan nada penuh cibir.
Sebenarnya dia tidak benar-benar ingin mereka tunduk. Sebelumnya dia kehilangan muka di jamuan makan ayahnya. Kali ini datang sendiri, mana mungkin mengampuni Han Sen? Membunuh mereka pun belum tentu melampiaskan kekesalannya. Ucapan Han Sen justru sesuai dengan isi hatinya.
Pangeran Pedang Hantu sama sekali tidak mempedulikan manusia. Di area ini tidak ada petarung manusia kuat. Pada dasarnya manusia yang ditemui hanyalah budak roh. Jadi dia sama sekali tidak menganggap serius beberapa manusia ini.
Bukan hanya area ini, sebagian besar Perlindungan Ketiga juga demikian. Manusia yang benar-benar bisa menaikkan reputasi di antara para makhluk roh sangatlah langka.
Jika harus disebut, mungkin hanya Luo Haitang di era dulu yang pantas disebut. Namun zaman Luo Haitang sudah berlalu bertahun-tahun, dan jarang ada yang menyebutnya lagi di kalangan makhluk roh.
Han Sen mencabut pedang Tai A, melompat dari puncak tembok kota ke bawah, lalu menunjuk Pangeran Hantu Pedang dengan pedangnya: "Ayo, perlihatkan padaku kemampuan sebenarnya roh keluarga kerajaan!"
Pangeran Hantu Pedang yang belum pernah diperlakukan seperti ini oleh manusia langsung membentak marah. Ia mencabut pedang besar baja mistis dari punggungnya dan menghantamkan ke arah Han Sen.
Pedang baja mistis ini jelas merupakan harta genetik. Meski tidak memancarkan cahaya ilahi, dari bilahnya menyembul aura tak terbendung.
Dang!
Han Sen menggunakan Hidup Darah Sutra Saraf untuk membuka tujuh kunci gen, pedang Tai A di tangannya berhasil menahan serangan pedang Pangeran Hantu Pedang ini.
Pedang Tai A tetap utuh tanpa kerusakan, tapi Han Sen merasakan tenaga dahsyat menerjang, tubuhnya terpental mundur belasan meter meninggalkan dua jejak kaki di tanah.
"Manusia hina ingin menyaingi pangeran ini? Ini namanya bunuh diri!" Pangeran Hantu Pedang kembali menyerang, pedang baja mistis di tangannya melesat cepat dengan kekuatan yang semakin ganas.
Han Sen tahu tenaganya jauh kalah dari Pangeran Hantu Pedang. Tampaknya pangeran ini juga menjalani jalan evolusi fisik, sulit untuk dihadapi secara frontal.
Han Sen sama sekali tidak bernama mengaktifkan status Super Di Ling. Menggunakan bentuk evolusi tertinggi hanya untuk melawan satu roh keluarga kerajaan? Itu menunjukkan ketidakmampuan.
Mengembangkan Teknik Terbang dengan koordinasi Jurus Pedang Terbang Kembar ciptaan sendiri Han Sen, Han Sen bagaikan Phoenix yang mengitari Pangeran Hantu Pedang sambil terus menusukkan serangan, satu serangan lalu menguap tanpa jeda.
Jurus pedang Pangeran Hantu Pedang berjalan di jalur otoriter, namun setiap tebasan pedangnya dihindari Han Sen yang lincah seperti burung terbang, menghindari semua serangan sang pangeran, tak lagi berbenturan frontal, hanya menyergap dari sudut-sudut mengerikan yang membuat pertahanan mustahil, bahkan bisa dikatakan memicu kebencian.
Pangeran Hantu Pedang merasa seperti bertarung melawan udara, meski telah menebaskan lebih dari 100 kali serangan yang berhasil memaksa Han Sen mundur, tapi tetap tak bisa menyentuh tubuhnya, bahkan pedangnya pun tak tersentuh.
Han Sen justru tenang luar biasa, merenungkan kembali Teknik Terbang dan Jurus Pedang Terbang Kembar, berusaha mendorong keahlian bela dirinya ke tingkat yang lebih tinggi.
Jarang menemukan lawan yang tak kalah jauh seperti ini, Pangeran Jian Gui seharusnya telah membuka delapan kunci gen. Di antara roh keluarga kerajaan pun dia termasuk kelas atas, teknik pedangnya sangat unik, pantas disebut jagoan top. Han Sen kebetulan memanfaatkannya sebagai partner latihan untuk menyempurnakan jurus pedangnya selangkah lebih maju.
"Weiwei, teknik gerak Xiao Han sepertinya mengandung jejak Yitian Shu dan Tujuh Lipatan Menggemparkan." Lin He sebagai anggota senior yang berpengalaman langsung menangkap tanda keunggulan saat Han Sen mengaktifkan teknik terbangnya, meski masih ragu-ragu.
Lin Weiwei mengangguk pelan: "Konon dia belajar kulitnya Yitian Shu dari Huangfu Jing. Tapi entah kenapa dia juga menguasai Tujuh Lipatan Menggemparkan aliran keluarga Chen."
Lin He mengamati sambil mengangguk: "Bakat Xiao Han dalam seni bela diri memang luar biasa. Meski kemampuan fisiknya jauh di bawah Pangeran Jian Gui, kunci gen-nya juga ketinggalan satu tingkat, dia bisa bertahan tanpa kalah. Di kalangan Evolusi, sudah pantas disebut kelas atas."
“Silver Fox lari ke mana? Kok tidak terlihat?” Lin Weiwei merasa khawatir, bagaimana jika Pangeran Hantu Pedang melanggar janji dan menyuruh makhluk mutan serta roh-roh menyerbu serentak. Dari orang-orang di sini, hanya Lin He yang masih bisa bertarung, lainnya tidak punya kemampuan sehebat itu.
“Silver Fox tidak ada. Bagaimana jika Pangeran Hantu Pedang ingkar janji dan menyuruh bawahannya langsung menyerang kota? Kita mungkin tak mampu menghalangi.” Chen Hu juga memendam kekhawatiran yang sama.
Suara Chen Hu baru saja berhenti, di seberang sana Pangeran Hantu Pedang yang sudah lama bertarung tanpa hasil melawan Han Sen mulai kehilangan kesabaran. Dia mengeluarkan raungan panjang, seketika makhluk-makhluk mutan dan roh menggeram dahsyat lalu menyerbu ke arah Perlindungan Tungku Pedang.
