Dengan sayap burung gagak terbentang di punggungnya, raga Han Sen pun berubah menjadi seekor burung gagak hitam, persis dalam bentuk burung gagak tiga cakar.
Roh binatang burung gagak tiga cakar yang baru saja diperoleh Han Sen sebelumnya adalah roh binatang tipe transformasi asimilasi, memungkinkannya berubah menjadi wujud burung gagak tiga cakar.
Saat berubah menjadi burung gagak tiga cakar, ribuan pedang telah menyergap ke bawah. Sorot mata Han Sen dipenuhi warna darah, sepasang sayapnya mengibas menciptakan gelombang api merah yang membahana. Raga burung gagak itu bagaikan Phoenix yang terlahir kembali dari kobaran api, langsung menerjang masuk ke dalam formasi pedang kuno abadi.
Kreek!
Di setiap jejak sayap api darah, pedang-pedang kuno terpotong oleh sayap Phoenix. Postur Han Sen bagaikan Phoenix yang berenang di cakrawala, ratusan pedang yang menghantam api darah itu seperti menusuk api kosong, ternyata sama sekali tak berguna.
"Tidak mungkin!" Melihat phoenix api darah menjelajahi formasi pedang kuno seolah masuk wilayah tak bertuan, saat sayapnya membuka dan menutup, pedang-pedang kuno satu per satu langsung hancur meleleh menjadi cairan tembaga, wajah Kaisar Pedang Suci dipenuhi ekspresi ketidakpercayaan.
Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa itu adalah kekuatan yang telah membuka sembilan gembok gen - sungguh tak terpikirkan seorang manusia bisa membuka sembilan lapis kunci genetik.
Sutra Saraf Darah dan Nyawa Han Sen sebenarnya sudah lama membuka sembilan gembok gen, hanya karena keterbatasan konstitusi fisiknya sehingga tidak bisa memanfaatkannya.
Tapi setelah berubah menjadi wujud burung emas tiga cakar, konstitusi fisiknya telah mencapai standar Tingkat Dewa, cukup untuk dengan mudah menopang Han Sen bertarung dengan sembilan gunci gen yang aktif.
Dalam kondisi wujud burung emas ini, Han Sen menemukan bahwa kemampuan api burung phoenix abadi dan jurus rahasia Phoenix-nya mendapatkan penguatan dahsyat, jauh lebih menghancurkan dibanding saat digunakan dalam wujud manusia.
Inilah kekuatan bakat yang diperkuat. Bukan karena Han Sen tidak kompeten dalam bentuk manusia, melainkan karena Phoenix Emas sendiri adalah makhluk dewa super elemen api dan termasuk spesies burung seperti Phoenix, sehingga secara alami lebih cocok dengan dua jurus rahasia ini.
Phoenix terbang mengangkasa, mendominasi jagad raya.
Seluruh tubuh Han Sen bagaikan Phoenix yang menerobos serangan mematikan. Ribuan pedang pun tak mampu menghalangi siluetnya yang melesat melintasi angkasa.
Wajah Kaisar Pedang Suci berubah pucat. Kedua tangannya mengayunkan pedang kuno yang memancarkan kilatan tajam bagai mata pisau, membentuk jaring pedang berlapis-lapis yang menggulung untuk menghancurkan Han Sen.
Namun siluet mirip Phoenix itu muncul dan menghilang sekejap, seolah berkeliaran di antara kehampaan dan realitas. Dengan mengejutkan, ia menembus jaring pedang berlapis tanpa cedera sedikitpun, langsung muncul di hadapan Kaisar Pedang Suci.
Cakar mirip Phoenix menyambar. Api merah darah langsung mengalir deras. Sang Kaisar ingin menghindar, namun menyadari gerakannya terlalu cepat untuk dielakkan.
Phoenix adalah raja langit, dengan sembilan gembok gen dan level Dewa yang telah terbuka. Kalau Kaisar Pedang Suci bisa lebih cepat dari jurus rahasia Phoenix di udara, itu benar-benar ada yang disembunyikan.
Kaisar Pedang Suci mengatupkan gigi, mencabut pedang hitam yang memancarkan kilatan pedang bak meteor, menghantam cakar hitam berapi dahsyat itu.
Dang!
Cakar dan pedang bertabrakan di udara. Kaisar Pedang Suci beserta pedangnya terlempar. Pedang hitam yang bertabrakan dengan cakar phoenix tiba-tiba menyala api merah darah. Meski mengerahkan tenaga, apinya tak bisa dipadamkan. Ia hanya bisa menyaksikan pedangnya perlahan dilalap api darah yang semakin membesar, tanpa bisa berbuat apa-apa.
Han Sen mengaum keras, mengepakkan sayapnya lagi ke arah Kaisar Pedang Suci. Api darah melesat bak meteor menghantam wajah sang kaisar.
Kaisar Pedang Suci membuang pedang hitam itu, lalu memanggil dua bilah pedang kuno yang digenggam erat di kedua tangannya.
Phoenix Api Darah yang diwujudkan Han Sen mengelilingi Kaisar Pedang Suci sambil mendominasi, menari, dan menerobos di udara dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Sementara itu, sang Kaisar mengayunkan kedua pedangnya dengan garang untuk menahan serangan phoenix dari segala penjuru.
Dentuman cakar dan pedang terus menggema. Kedua pedang Kaisar kini telah diselimuti api darah, sementara luka bakar di tubuhnya terus menyala - darah mistis itu merambat di setiap luka segar tanpa bisa dihentikan.
Wajah Kaisar berubah pucat. Meski telah mengerahkan seluruh tenaga, teknik gerak bak hantu phoenix tetap tak tertahani. Luka api darah di tubuhnya kian bertambah banyak.
Kecepatan raga Han Sen telah sepenuhnya melampaui respons pemikirannya, semuanya mengalir begitu saja lewat reaksi intuitif alami. Kecepatan seperti itu bahkan membuat Han Sen sendiri merasa agak seperti mengalami sensasi aneh teleportasi.
Bayangan api mirip Phoenix terus muncul di segala penjuru tubuh Kaisar Pedang Suci, merobek luka api merah darah satu demi satu di tubuhnya.
Tak lama kemudian, Kaisar Pedang Suci telah membuang pedang kembar berapi di tangannya, seluruh tubuhnya kini berkobar-kobar, hampir berubah menjadi manusia obor yang terus mengeluarkan jeritan menyakitkan.
"Aku pasti akan membunuhmu!" Kaisar Pedang Suci menjerit penuh dendam, tiba-tiba tubuhnya meledak berubah menjadi partikel cahaya yang beterbangan - rupanya dia memilih meledakkan diri untuk kembali ke Batu Jiwa.
"Han Sen belum puas mendarat di tanah, langsung kembali ke wujud manusia. Meski Kaisar Pedang Suci sedang terluka saat bertarung melawannya, ini cukup membuktikan betapa dahsyatnya wujud Burung Matahari dengan koordinasi sembilan gembok gen dan jurus rahasia Phoenix. Bahkan jika Kaisar Pedang Suci tidak terluka sebelumnya, mungkin saja bukan lawannya."
Xie Qing Di terbaring di tanah, raut wajahnya rumit saat mengawasi Han Sen. Terjebak terlalu lama, dia masih belum bisa memahami apa sebenarnya makhluk bernama manusia itu.
"Paduka, izinkan hamba membawa Paduka ke Danau Air Mata untuk penyembuhan luka?" Han Sen mendekati sisi Xie Qing Di yang terluka parah, memapahnya masuk ke dalam danau.
Membunuh Xie Qing Di sekarang tidak ada gunanya. Lagipula Han Sen tidak mau membuat terlalu banyak musuh. Bahkan terhadap makhluk roh sekalipun, jika bisa hidup damai, dia lebih memilih menghindari pertempuran tanpa makna dan keuntungan.
"Apa itu manusia?" Xie Qing Di yang terendam air danau menatap tajam ke arah Han Sen yang juga sedang berendam, mengajukan pertanyaan.
Han Sen juga tidak menyembunyikan, menceritakan segala hal tentang manusia kepada Xie Qing Di. Ini bukan rahasia di kalangan makhluk roh. Nanti Xie Qing Di tinggal bertanya ke makhluk roh mana saja, pasti akan dapat penjelasan detail.
Mata Xie Qing Di berbinar-binar: "Teleportasi di perlindungan ternyata mengantarkan ke tempat seperti itu? Kenapa aku tidak bisa ikut teleportasi ke sana?"
"Aku juga tidak tahu." Han Sen membentangkan kedua tangan. Alasan mengapa makhluk roh dan mutan tidak bisa menggunakan teleportasi di perlindungan mereka sendiri masih menjadi misteri hingga kini.
Xie Qing Di sepertinya sangat tertarik dengan dunia manusia, terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain pada Han Sen.
Han Sen hanya menjawab hal-hal yang sudah diketahui umum di kalangan makhluk roh, tidak memberikan informasi tambahan.
"Kaisar, aku harus pergi. Mari kita berpisah di sini. Semoga saat bertemu lagi nanti, kita bukan musuh." Setelah berendam beberapa jam tanpa efek di mata air air mata, Han Sen berdiri mengucapkan selamat tinggal pada Xie Qing Di.
“Tunggu sebentar.” Xie Qing Di tiba-tiba membuka mulut memanggil Han Sen.
Han Sen berbalik memandang Xie Qing Di, tak tahu apa urusan lain yang dimilikinya.
“Aku akan ikutmu kembali. Perlihatkan padaku barang-barang manusia yang kau sebutkan itu.” Xie Qing Di langsung berkata.
“Ini...” Han Sen agak ragu. Meski kebanyakan barang manusia tidak bisa digunakan di dalam perlindungan, ia tetap enggan memperlihatkan terlalu banyak pada makhluk roh.
Bao'er bisa memasuki dunia manusia. Tak ada yang berani memastikan apakah makhluk roh tidak akan bisa masuk di kemudian hari.
“Kekuatanmu memang bagus, tapi Santo Pedang Kaisar... Jika sebelumnya tidak kulukai, kau takkan semudah itu membunuhnya. Apalagi di perlindungannya pasti ada Makhluk Dewa Super kan? Dari ceritamu, jika dia membawa Makhluk Dewa Super menyerang perlindunganmu, kurasa seorang diri pasti takkan mampu bertahan?” Xie Qing Di tiba-tiba memicingkan matanya berkata.
