Kondisi Ji Yanran sangat kritis. Setelah melakukan teleportasi ke dalam reruntuhan, baru diketahui bahwa lokasinya ternyata bukan di target yang telah ditentukan, dan rekan-rekannya pun tidak ada di sisinya.
Dengan hati-hati Ji Yanran menjelajahi area sekitarnya, berharap dapat menemukan Han Sen dan yang lain. Namun alih-alih menemukan manusia, ia justru lebih dulu bertemu dengan robot penjaga ras kristal.
Jika Bai Yishan dan kawan-kawan yang menghadapi mungkin masih bisa mengatasinya, lain halnya dengan Ji Yanran. Kekuatan dasarnya memang inferior, ditambah statusnya masih evolusioner, membuatnya sangat kesulitan menghadapi mesin-mesin kristal itu. Satu-satunya cara adalah kabur sekuat tenaga.
Meski begitu, robot-robot penjaga kristal itu semakin mendekat dengan kecepatan yang mengerikan, bahkan telah berhasil mengepungnya.
Memandang belasan robot penjaga kristal yang muncul dari reruntuhan di sekelilingnya, Ji Yanran menggigit bibirnya. Bayangan keputusasaan mulai terpancar dari wajahnya.
Melihat para penjaga mekanis ras kristal itu telah mengangkat telapak tangan mereka, telapak tangan menyala seperti matahari kecil yang siap menyemburkan sinar mengerikan kapan saja.
Ji Yanran hampir menutup mata menunggu ajal, namun tiba-tiba terdengar suara ledakan dahsyat. Seekor raksasa jatuh dari langit, menghujamkan beberapa penjaga mekanis ras kristal ke dalam tanah.
Robot-robot bercangkang kristal keras itu ternyata hancur berkeping-keping, membuat Ji Yanran tertegun sejenak.
Tapi setelah melihat jelas raksasa di hadapannya, Ji Yanran justru semakin putus asa.
Beberapa penjaga mekanis ras kristal biasa saja sudah sulit dihadapinya, apalagi kumbang tanduk tunggal kristal hitam yang mengerikan dan menakutkan ini - jelas merupakan senjata ras kristal yang jauh lebih mematikan.
Dor! Dor!
Beberapa robot penjaga ras kristal di area lain ternyata mengangkat telapak tangan, menyemburkan berkas cahaya mirip laser ke tubuh kumbang tanduk tunggal kristal hitam itu.
Namun seperti air yang menghantam baja, berkas-berkas cahaya itu langsung menghilang secara perlahan, sementara cangkang hitam mirip kristal tak tersentuh sedikitpun luka.
Boom!
Dari kedua mata kumbang tanduk tunggal kristal hitam itu menyembur dua sinar mengerikan, menyapu seperti mata pisau pemotong. Seketika robot-robot penjaga ras kristal itu terkuras HP-nya, dalam sekejap seluruhnya tereliminasi.
Ji Yanran tak mengerti mengapa barang-barang kristal ini saling bunuh. Tapi baginya tak ada bedanya: tewas di tangan robot penjaga ras kristal atau terkoyak cakar kumbang tanduk tunggal kristal hitam, sama-sama berarti kematian.
Menyaksikan cakar kumbang tanduk hitam itu bergerak, hampir seperti teleportasi muncul di hadapannya, Ji Yanran sudah menyerah untuk bertahan hidup. Ia menutup mata dan menghela nafas dalam hati: "Kali ini aku membuatnya terkena hukuman, semoga dia bisa keluar dengan selamat."
Tapi setelah beberapa saat menutup mata, Ji Yanran tidak merasakan datangnya maut. Tak tahan lagi, ia membuka mata indahnya untuk melirik sekilas.
Mata Ji Yanran membelalak, wajahnya memancarkan ekspresi girang bercampur takjub. Ia merasa seperti sedang bermimpi - Han Sen ternyata berdiri tepat di depannya, tersenyum bahagia menatapnya.
"Apa ini bukan mimpi?" Ji Yanran mengulurkan tangannya dengan ragu, meraba pipi Han Sen. Takut ini hanya halusinasi belaka.
"Gadis cantik, ini Alat Terbang baruku. Mau ikut jalan-jalan?" Han Sen tersenyum sambil membuat gesture mengundang ke arah kendaraannya.
"Ini... milikmu..." Ji Yanran memandang tak percaya ke arah Kumbang Tanduk Hitam raksasa di belakang Han Sen.
Han Sen langsung menggendong Ji Yanran, masuk kembali ke dalam konsol kontrol. Keduanya kemudian terangkut masuk ke kokpit.
Boom!
Kumbang Tanduk Hitam melesat ke angkasa dengan kecepatan yang melampaui semua Alat Terbang konvensional.
Menyaksikan Han Sen mengemudikan Kumbang Tanduk Hitam menyapu bersih penjaga-penjaga ras kristal, Ji Yanran bertanya dengan mata berbinar: "Ini sebenarnya apa sih?"
"Siapa yang tahu. Kutemukan di reruntuhan ini. Mungkin semacam pesawat tempur ras kristal," jawab Han Sen sembari tiba-tiba berseru girang: "Itukah intikristal ungu yang dicari atasan kita?"
Melalui layar yang dibuka Han Sen, Ji Yanran melihat sebuah intikristal ungu seukuran telur ayam di antara batu-batu bertebaran.
"Itu dia." Hati Ji Yanran dipenuhi kegembiraan.
Dengan konsentrasi penuh, Han Sen mengaktifkan sinar dari salah satu mata Kumbang Hitam Bertanduk Tunggal yang langsung menyedot intikristal ungu tersebut ke sampingnya.
"Cucu kesayangan, duduk manis. Aku akan mengendarai kendaraan!" seru Han Sen penuh semangat.
Kumbang Hitam Bertanduk Tunggal merayap cepat di reruntuhan dengan kecepatan tak terbayangkan, menghancurkan penjaga-penjaga kristal sambil merampas banyak intikristal ungu di situs kuno ini.
Radar Kumbang Hitam memindai Bai Yishan dan kawan-kawan yang masih bergerak perlahan seperti para Shura, belum menghadapi bahaya berarti.
Di wilayah seperti ini, mereka sama sekali tak beraksi gegabah, maju langkah demi langkah dengan strategi matang.
Para orang Shura juga demikian, karena hubungan yang terpisah, semua orang menjadi semakin berhati-hati. Saat bertemu penjaga ras kristal pun mereka menanganinya dengan sangat hati-hati. Tak seorang pun berani bertindak vulgar di dalam reruntuhan.
Han Sen yang mengendarai kumbang hitam tanduk tunggal tidak peduli dengan hal ini. Awalnya dia masih membunuh beberapa penjaga ras kristal, namun kemudian berhenti. Dengan langsung memindai lokasi intikristal ungu, dia menerbangkan kumbang hitam tanduk tunggal tersebut untuk merampas satu per satu intikristal ungu.
Kecuali kumbang hitam tanduk tunggal menyerang mereka, para penjaga ras kristal pada dasarnya tidak akan aktif menyerang terlebih dahulu.
Han Sen belum berniat bertemu dengan Bai Yishan dan yang lain. Kumbang hitam tanduk tunggal ini diperolehnya dengan susah payah, dan memiliki hubungan erat dengan kumbang tanduk tunggal yang menyatu di telapak tangannya. Tentu saja Han Sen tidak mungkin menyerahkannya ke Alliance, karena itu dia tidak bisa memperlihatkannya kepada Bai Yishan dan kawan-kawan.
Bai Yishan melihat Han Sen ternyata tidak takut, tapi kalau orang lain yang melihat bisa jadi masalah. Begitu ada yang sedikit membocorkan situasi, pasti akan dibawa pergi oleh petinggi Alliance jika ketahuan. Jadi lebih baik bersikap rendah hati.
Rendah hati tetap rendah hati, tapi barang bagus tidak boleh dilewatkan. Han Sen tidak tahu apa kegunaan intikristal ungu ini, tapi ternyata bisa membuat Alliance dan Suku Asura rela bekerja sama. Pasti ini barang yang luar biasa.
Kalau sebelum mendapatkan kumbang tanduk hitam, Han Sen tentu tidak punya niat. Setelah keluar pasti akan dipindai instrumen, tidak ada tempat untuk menyembunyikan. Sekalipun ditelan ke perut juga percuma, pemindaian akan memperlihatkan semuanya dengan jelas.
Tapi dengan kumbang tanduk hitam ini situasinya berbeda. Han Sen bisa memanfaatkannya untuk membawa keluar intikristal ungu dalam jumlah besar.
"Ini bukan keserakahanku. Penjaga ras kristal di sini sangat hebat. Tanpa kumbang tanduk hitam, bahkan jika semua bekerja sama, mungkin sulit mendapatkan banyak intikristal ungu di sini. Bagaimanapun ini adalah barang yang mustahil kalian dapatkan. Aku mengambilnya pantaskah disebut menyembunyikan?" Han Sen mencari alasan dalam hatinya sambil mengerahkan kumbang tanduknya untuk merampas intikristal ungu secara gila-gilaan.
"Tunggu sampai aku mendapatkan semua intikristal ungu, pulang nanti akan kubabat habis anggota-anggota Suku Asura itu." Rencana licik mulai berputar dalam benak Han Sen.
Meskipun mereka bekerja sama, esensinya mereka tetap musuh terbesar. Semua yang datang ke sini adalah elit Suku Asura. Membunuh satu sekarang berarti mengurangi satu ancaman besar di masa depan.
Membunuh Yu Tuo Shan dan kawan-kawan di sini bisa dengan mudah dibebankan pada ras kristal. Dengan kumbang tanduk ini, membasmi mereka bukanlah hal yang terlalu merepotkan.
