Han Sen diam-diam merasakan ngeri. Aura Dongxuan-nya yang menembus kabut hitam itu hanya bisa mencapai jarak belasan meter sebelum akhirnya tak bisa mendeteksi apapun lagi, membuktikan bahwa kabut hitam itu sendiri adalah makhluk luar biasa.
"Tempat angker apa ini sebenarnya?" Han Sen mengamati sekeliling, dan menemukan di belakang patung perunggu, di balik kabut hitam samar-samar terlihat bayangan sebuah bangunan.
Tak ada yang terlihat di balik kabut hitam itu, namun entah mengapa siluet bangunan itu justru tampak samar-samar. Jarak bangunan itu dari Han Sen cukup jauh, diperkirakan setidaknya mencapai ratusan kilometer.
Han Sen tidak berani bergerak sembarangan. Setelah lama mengamati area sekitarnya, tak ditemukan barang lain. Di mana-mana dipenuhi kabut hitam pekat, bahkan di bawah patung perunggu terlihat lautan kabut gelap.
"Sialan! Seharusnya aku menunggu Xie Qing Di yang membunuh masuk untuk mengambil Batu Jiwa. Benar kata pepatah, burung yang mencuat ke depan memang berisiko." Sedikit frustasi di hatinya. Awalnya Han Sen berencana merebut Batu Jiwa untuk membuat Kaisar Pedang Suci tunduk, makanya buru-buru masuk. Tapi alih-alih bisa menaklukkan sang Kaisar Pedang, malah terdampar di tempat angker ini.
Tiba-tiba, Han Sen mendengar teriak mengerikan seperti tangisan bayi yang bergema dari balik kabut hitam. Suara itu membuat Han Sen dan Bao'er terkejut bukan main.
Burung merah kecil itu bahkan ketakutan sampai terus menyelinap ke pelukan Bao'er. Bao'er memeluk burung kecil itu sambil membelainya dengan tangan mungil untuk menenangkan: "Burung kecil tidak usah takut, Bao'er juga tidak takut."
Baru saja selesai bicara, Han Sen tiba-tiba melihat bayangan hitam menyembur keluar dari kabut. Seekor makhluk mutan mirip monyet namun bersayap besar menerjang ke arah Han Sen dari udara. Kedua cakarnya yang dililit kabut hitam itu sangat mirip dengan Makhluk Dewa Super di Perlindungan Pedang Suci.
Tapi setelah jaraknya semakin dekat, Han Sen bisa merasakan aura tubuhnya. Meski penampilannya mirip, aura kehidupannya jauh lebih lemah. Sepertinya ini adalah Makhluk Darah Ilahi.
Han Sen menghunus Pedang Suci Phoenix dan langsung menebaskan pedangnya. Cakar makhluk mutan itu bertubrukan dengan pedang Phoenix, langsung terputus oleh sabetan. Darah menyembur deras.
Tapi dia seperti tidak merasakan nyeri, mulutnya menganga memperlihatkan dua taring mirip serigala, langsung menggigit ke arah tubuh Han Sen.
Kres!
Han Sen menghantamkan pedang lagi ke bawah, langsung memenggal kepalanya.
"Pemburuan makhluk darah ilahi Ghost Fang Taring, tidak memperoleh roh binatang. Daging dapat dikonsumsi. Penyerapan dapat secara acak mendapatkan 0 hingga 10 point Gen Tuhan."
"Benar juga makhluk darah ilahi. Ghost Fang Taring ini seharusnya satu jenis dengan yang di Perlindungan Pedang Suci. Kaisar Pedang Suci pasti pernah ke sini. Kalau dia bisa kembali, tidak ada alasan aku tidak bisa." Han Sen menghibur diri dalam hati.
Han Sen ingat Kakak Ketujuh pernah memberitahunya: Dari dua Makhluk Dewa Super milik Kaisar Pedang Suci, salah satunya karena pernah diselamatkan oleh sang Kaisar, demi membalas budi baru mau menjaga perlindungan itu.
Saat itu Han Sen tidak bertanya yang mana, sekarang dipikir-pikir, kemungkinan besar adalah Iblis Taring.
Sambil merenung, Han Sen mengamati patung perunggu itu. Meski terlihat seperti wanita manusia, tapi setelah diamati lebih seksama, ternyata ada perbedaan yang cukup mencolok.
Telinganya berbentuk belah ketupat, di punggungnya ada sepasang sayap besar, serta ekor yang ujungnya runcing seperti mata panah segitiga, agak mirip dengan iblis dalam legenda.
Setelah ragu sejenak, Han Sen mencoba menghubungi Nyonya Sekejap. Ternyata lagi-lagi tidak bisa terhubung. Situasi seperti ini hanya pernah terjadi sekali di Lembah Waktu. Kini terulang lagi, membuktikan wilayah ini memang bukan tempat biasa.
Setelah berpikir sejenak, Han Sen menepuk cincin darah naganya. Seketika, Kaisar Naga yang tersisa di dalamnya pun muncul.
Kekuatan Kaisar Naga kini sangat lemah. Tubuh darah naganya hanya tersisa sedikit, terlihat sangat tak berdaya. Ia berubah menjadi bayi naga merah darah yang melayang di samping Han Sen.
“Kamu memanggilku lagi untuk apa? Kekuatanku akan terkuras di dunia luar...” Kaisar Naga tiba-tiba membeku. Dia melihat patung perunggu raksasa itu, seakan ketakutan, langsung membeku di tempat.
Tapi Kaisar Naga segera sadar. Dengan suara parau dia berteriak ke Han Sen: "Sialan! Bagaimana bisa kamu sampai ke tempat begini? Tanpa mempedulikan nyawa?"
"Ini tempat apa sebenarnya?" Han Sen malah berseri-seri. "Sudah datang ke sini, tidak ada gunanya menyesal sekarang. Kalau Kaisar Naga tahu tentang tempat ini, ini kabar baik bagiku."
"Cepat pergi! Segera tinggalkan sini!" Kaisar Naga malah berteriak-teriak memperingatkan Han Sen.
"Aku juga ingin pergi. Sayangnya aku tidak tahu caranya." Han Sen berkata dengan datar.
"Kamu tidak tahu cara pergi?" Mata naga Kaisar Naga membelalak. "Bagaimana mungkin tidak tahu? Lalu kamu datang ke sini bagaimana?"
Han Sen menceritakan bagaimana dirinya tanpa tahu metode apa yang digunakan Kaisar Pedang Suci untuk menyusupkannya ke tempat ini. Ekspresi wajah Sang Naga terus berubah-ubah selama mendengarkan.
Setelah Han Sen selesai berbicara, Sang Naga langsung berteriak: "Ini bahaya! Brengsek itu terlalu kejam! Dia menggunakan Mutiara Roh Jahat untuk memasukkan dirinya dan kamu ke dalam Bidang Iblis Jahat. Dia benar-benar berniat mengubur kita semua di sini! Kita semua harus mati di tempat ini!"
"Bidang Iblis Jahat? Apa sebenarnya keistimewaan tempat ini?" tanya Han Sen dengan tenang.
"Keistimewaan apa?" geram Sang Naga. "Tempat ini dulunya adalah..."
Ucapan itu hanya terucap setengah. Sang Naga tiba-tiba membisu, seolah menyadari sesuatu.
"Bagaimana dengan era dulu?" Han Sen mengejar bertanya.
“Tidak ada yang spesial. Intinya kamu hanya perlu tahu, di sini ada jutaan makhluk mutan mengerikan, termasuk Makhluk Dewa Super. Ruang di sini kacau balau, dipenuhi retakan dimensi. Singkatnya ini adalah tempat mematikan yang mutlak tak mungkin selamat.” Kaisar Naga berkata dengan suara dingin.
Melihat Kaisar Naga menyembunyikan informasi, Han Sen tidak marah. Dengan senyum bahagia ia berkata: "Kaisar Naga, sekarang kita bisa disebut teman seperahu. Jika aku hidup, kamu hidup. Jika aku mati, kamu pun takkan selamat. Mengapa tidak bicara langsung? Membantu aku sama dengan menolong dirimu sendiri. Sudah sampai situasi seperti ini, untuk apa lagi bersembunyi? Atau kamu ingin membawa rahasia ini masuk ke siklus reinkarnasi?"
Mendengar perkataan Han Sen, Kaisar Naga tampak termenung. Setelah ragu sejenak, ia berkata: "Aku tidak takut memberitahumu, tempat ini dulunya adalah tempat perlindungan Yang Mulia Kaisar Iblis Kuno. Hanya karena perang besar yang pernah terjadi di sini, ruang wilayah ini menjadi terkoyak dan terdistorsi, berubah menjadi tanah tak bertuan. Di saat yang sama, karena beberapa alasan, makhluk-makhluk mutan di sini mengalami perubahan aneh. Banyak makhluk mutan level rendah yang naik ke level tinggi, bahkan sejumlah Makhluk Darah Ilahi berhasil mencapai Tingkat Dewa. Lebih mengerikannya lagi, semua makhluk di sini sangat haus darah. Bahkan di masa kejayaanku dulu, aku tidak berani memasuki wilayah ini."
"Siapa yang bertarung dengan Kaisar Iblis Kuno hingga bisa menyebabkan konsekuensi mengerikan seperti ini?" Han Sen bertanya dengan wajah penuh keheranan.
Long Di malah menggelengkan kepala, tidak menjawab pertanyaan Han Sen. Sorot matanya menyapu sekeliling area, lalu berkata dengan perasaan haru: "Di sinilah pintu gerbang perlindungan. Dulunya dari patung penyihir ini ke atas, melewati 99.999 undakan batu, kita bisa mencapai Perlindungan Gu Mo. Tapi setelah perang besar, tangga batu itu sudah hancur. Sekarang yang tersisa hanya patung penyihir ini."
