"Makhluk Dewa Super!" Sorot mata Han Sen berkedip tajam. Dengan api merah darah menyala ke langit, tubuhnya langsung berubah menjadi sayap gagak hitam. Dalam sekejap, seluruh wujudnya telah bertransformasi menjadi Jinwu yang berkilauan, menerjang ke arah Gui Yaliao berwarna darah yang sedang terbang menyongsong.
Dor!
Cakar Jinwu yang terbungkus api darah bertubrukan dengan cakar mengerikan Gui Yaliao. Api darah beterbangan, aura hantu tumpah ruah. Benturan cakar dengan cakar mengeluarkan dentang logam. Udara di sekitarnya seolah hancur oleh tenaga mengerikan itu, membentuk retakan ruang terdistorsi di mana-mana.
Han Sen mengerutkan dahi. Ternyata hasilnya imbang. Tak satu pun bisa mengalahkan yang lain.
Seekor iblis jahat dan seekor Jinwu bertempur di langit. Bangunan di dalam perlindungan remuk di mana pun mereka melintas. Api darah membakar di segala penjuru, aura hantu menyelimuti langit, hampir membekukan segalanya.
Darah berhamburan dari langit - darah hijau Gui Yaliao dan darah merah Han Sen. Burung dan iblis itu dipenuhi luka-luka. Terlihat tak ada yang berhasil mendapatkan keuntungan.
Di dalam hati Han Sen diam-diam terkejut, kekuatan Guiya Liao ini ternyata lebih kuat dibandingkan yang pernah ia lihat di Perlindungan Pedang Suci. Hawa dingin liang kubur itu hampir bisa membekukan tetesan air, ditambah dengan sifat korosif yang kuat. Namun transformasi Jinwu dan kitab Hidup Darah Sutra Saraf-nya masih bisa menahan efek tersebut.
Tapi transformasi Jinwu tak mungkin terus dipertahankan. Beberapa saat lagi, raganya tak akan tahan menerima transformasi tersebut, akhirnya pasti akan mengalami kekalahan telak.
Han Sen mengatupkan gigi, bersiap memasuki status Super Di Ling untuk mengeliminasi Guiya Liao ini. Namun sebelum sempat mengaktifkannya, tiba-tiba terdengar suara aneh dari roh binatang miliknya.
Dengan panik Han Sen segera memeriksa laut jiwanya. Di sana terlihat Ksatria Pemberontak yang sebelumnya berada dalam status bermetamorfosis, kini kepompong cahaya di sekelilingnya hancur. Ternyata sang ksatria telah menyelesaikan transformasi dan siap bertempur.
"Bermetamorfosis dengan baik, tepat pada waktunya." Han Sen bersukacita dalam hati, langsung memanggil Ksatria Pemberontak.
Terlihat baju zirah perunggu yang gagah perkasa, tubuh perkasa bagaikan ksatria purba, Ksatria Pemberontak muncul dari udara dan langsung turun di hadapan Han Sen.
Hantu Yaliao melihat kemunculan Ksatria Pemberontak, sama sekali tidak menunjukkan keinginan untuk mundur. Ia mengeluarkan jeritan seperti tangisan bayi, tubuh merah darahnya diselimuti aura hantu, langsung menerjang ke arah Ksatria Pemberontak.
Ekspresi Ksatria Pemberontak dingin bagaikan baju zirah perunggunya yang kejam. Rambut hitam panjangnya berkibar liar tertiup angin, sementara tubuhnya yang terbungkus zirah perunggu berdiam kokoh bagai gunung, tetap mengambang di udara seolah tak tergoyahkan.
Di bawah kaki Ksatria Pemberontak, aura perunggu tiba-tiba menyebar keluar seperti gelombang kejut yang meluas.
Aura melesat melewati tubuh Gui Yaliao, kecepatannya turun drastis. Bahawa aura hantu yang menyelimuti tubuhnya menyusut seperti api yang kehabisan minyak lampu, seluruh aura keperkasaannya melemah signifikan.
Boom!
Tinju Ksatria Pemberontak yang terbungkus baju zirah perunggu bertubrukan dengan cakar Gui Yaliao. Secara mengejutkan, sang ksatria terlempar berguling-guling belasan meter akibat pukulan satu tangan makhluk itu.
Di detik berikutnya, Ksatria Pemberontak langsung merobek ruang dan muncul seketika di hadapan Gui Yaliao. Amukan pukulannya menghujani bak badai hujan deras.
Tanpa sedikitpun niatan menghindar, Ksatria Pemberontak mengabaikan serangan cakar Gui Yaliao. Tinju-tinju kerasnya terus menerus meledak di tubuh sang musuh.
Han Sen terpana melihat cakar dan gigi Gui Yaliao meninggalkan banyak luka di tubuh Ksatria Pemberontak, namun sang ksatria sama sekali tidak menunjukkan sensasi nyeri. Dengan raut wajah tetap dingin, lebih banyak tinju menghujam tubuh Gui Yaliao hingga tulang-tulangnya berderak.
Di bawah serangan kontinu, daging dan tulang Gui Yaliao terkoyak oleh Ksatria Pemberontak. Darah hijau mengalir deras membanjiri area pertempuran.
Memandangi fisik sempurna Ksatria Pemberontak, Han Sen diliputi euforia sekaligus frustrasi: "Kenapa roh binatang Ksatria Pemberontak bukan tipe asimilasi transformasi? Andai aku bisa memiliki roh binatang transformasi seperti ini, aku bisa memaksimalkan semua ilmu pedangku. Pedang Tai A dan Phoenix pasti bisa kugunakan habis-habisan, mana mungkin gagal mengalahkan Gui Yaliao!"
Segera Han Sen menyadari alasan Ksatria Pemberontak tidak menghindar—sama sekali tidak perlu. Di bawah pengaruh Aura Pemberontak yang melemahkannya, cakar dan gigi Guya Liao sudah jauh berkurang kekuatannya. Satu cakar ditukar satu pukulan, Ksatria Pemberontak hanya menerima luka ringan, sementara tubuh Guya Liao sudah babak belur. Tak lama, monster itu tak sanggup bertahan lagi, tulang-tulangnya remuk tak terhitung jumlahnya.
Guya Liao menjerit histeris dan berusaha melesat kembali ke kabut hitam. Han Sen tentu tak membiarkannya. Dengan mengepakkan sayap emasnya disertai kerkahan khas burung gagak, ia melesat seperti meteor menghujam ke arah monster itu.
Baru sekarang Han Sen menyadari kecepatan Guya Liao telah jauh merosot. Yang sebelumnya bisa menyaingi kecepatan wujud Jinwu-nya, kini justru jauh lebih lambat.
Han Sen merobek dengan cakarnya, langsung menyobek kulit dan daging Gigi Tak Rata hingga memperlihatkan tulang putih yang mengerikan. Darah mengalir deras seperti mata air.
"Kuat! Bahkan tingkat keteguhan tubuhnya bisa dilemahkan. Ksatria Pemberontak ini benar-benar terlalu kuat!" Hati Han Sen dipenuhi euforia. Dengan bantuan Ksatria sehebat ini, meski menghadapi Makhluk Dewa Super pun di masa depan tak perlu takut lagi.
Gigi Tak Rata mengeluarkan jeritan-jeritan melengking, namun sama sekali tak mendapat kesempatan untuk kabur. Di bawah tekanan gabungan Han Sen dan Ksatria Pemberontak, luka di tubuhnya semakin bertambah.
Pada pertarungan terakhir, Han Sen membelah dada makhluk itu dengan cakarnya dan mencabut jantungnya yang masih berdenyut.
"Memburu Makhluk Dewa Super Raja Gigi Hantu, memperoleh Roh Binatang Raja Gigi Hantu, daging dapat dikonsumsi, dapat mengumpulkan Esensi Gen Kehidupan, menyerap Esensi Gen Kehidupan bisa mendapatkan 0 hingga 10 point Super Gen Tuhan secara acak."
Han Sen berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Awalnya mengira hanya bisa mendapatkan daging dan Esensi Gen Kehidupan saja, ternyata malah mendapat Roh Binatang. Ini kan Roh Binatang Super Dewa!
"Semoga dapat Roh Terbang. Dengan sayap besar, meski tidak dalam bentuk burung, aku tetap bisa menunjukkan 95% kemampuan Jurus Rahasia Phoenix dan Teknik Terbang." Han Sen berdoa dalam hati.
Wujud Jinwu memang kuat, tapi Han Sen masih merasa kurang nyaman. Dia lebih ingin bertarung dalam wujud manusia.
Han Sen mengamati Roh Raja Gigi Hantu di Laut Jiwanya. Setelah melihat data lengkapnya, dia tertegun sejenak.
Roh Binatang Super Dewa Ghost Fang King: Tipe Lencana.
"Tipe lencana apa sih ini?" Han Sen merasa heran, ia belum pernah mendengar kategori roh binatang seperti ini. Ini pertama kalinya ia melihatnya, sama sekali tidak tahu apa fungsinya.
Langsung memanggil roh binatang Ghost Fang King. Sebuah lencana kepala hantu berwarna darah sebesar telapak tangan muncul di telapak tangan Han Sen, dikelilingi aura mistis yang samar-samar.
