Kekuatan Hidup Darah Sutra Saraf dan Jing Dongxuan terjalin bersama, perlahan meredam kekuatan misterius itu. Han Sen ingin mengeluarkan sepenuhnya tenaga aneh itu dari tubuhnya.
Meski mengasimilasi kekuatan itu akan membuat tenaga Han Sen sendiri semakin kuat, tapi dia sama sekali tidak menginginkan kekuatan semacam itu. Dia juga tidak menyukai jenis kekuatan terkendali seperti ini.
Saat hampir berhasil mengeluarkan kekuatan itu, bayangan cahaya yang duduk di podium batu sepertinya membuka mata dan melirik Han Sen. Sorotan mata itu mengandung keheranan yang samar.
Setelah pandangan itu, Han Sen tiba-tiba mendengar gemuruh petir di otaknya. Bisikan mistis yang sebelumnya seolah ada dan tiada, kini terdengar jelas bagai halilintar yang meledak di kepalanya.
Cahaya ilahi yang megah itu mengalir seperti air bah ke dalam raganya, seketika merobohkan aura Jing Dongxuan dan Hidup Darah Sutra Saraf miliknya, sementara mantra sihir bergemuruh seperti petir menggelora dalam tubuh Han Sen.
Bukan hanya teknik latihan energi dan aura Han Sen, bahkan gen tubuhnya sepertinya sedang diubah oleh tenaga mengerikan itu.
Boom!
Raga Han Sen tiba-tiba bertransformasi menjadi wujud burung emas tiga cakar, sambil mengaktifkan sembilan gembok gen dengan Hidup Darah Sutra Saraf, berusaha melesat keluar dari perlindungan Ancient Demon dan memutus hubungan dengan tenaga mengerikan itu.
Tapi Hidup Darah Sutra Saraf ditambah wujud Jinwu, Han Sen ternyata tetap diredam tak bisa bergerak. Tenaga itu bagai gunung dan lautan, menindih wujud Jinwu yang galak ini hingga tak bisa bergerak sama sekali, bahkan sayap besarnya tak bisa mengepak setengah kali pun.
Dan cahaya ilahi yang megah itu masih terus membanjiri tubuh Han Sen, menyatu ke dalam darah dan sumsum tulangnya, berusaha menjadi satu kesatuan dengan raganya, menjadi bagian dari tenaga Han Sen.
"Sialan!" Han Sen menggeram dalam hati. Dia tak tahu apakah hasil asimilasi ini baik atau buruk, tapi jelas ini bukan yang dia harapkan.
Saat konsentrasinya berputar, aura dalam tubuh Han Sen meletus bagai gunung berapi. Rambut hitamnya tiba-tiba memutih menyala-nyala, tumbuh tak terkendali hingga menjuntai menyentuh tanah.
Pupil matanya juga berubah menjadi putih berpijar. Seluruh tubuhnya memancarkan cahaya suci putih yang megah menyilaukan.
Cahaya suci putih dan cahaya ilahi yang gemilang saling menjalin, seketika menghancurkan cahaya ilahi di meridian. Namun anehnya, mereka tak bisa segera mengusir cahaya ilahi itu keluar dari tubuhnya.
Han Sen tak bisa menahan keterkejutannya. Tubuh Super Di Ling yang dimilikinya, ditambah sembilan kunci gen yang telah dibuka, belum pernah menemui tenaga yang bisa lolos dari kendalinya.
Tenaga ini ternyata bisa menyaingi tubuh Super Di Ling-nya, tingkat kengeriannya sungguh di luar bayangan.
Han Sen hanya bisa menyimpulkan satu kemungkinan: makhluk dalam cahaya bayangan itu mungkin sosok mengerikan dengan sepuluh kunci gen terbuka. Hanya demikianlah tubuh Super Di Ling dengan sembilan kunci gennya bisa diredam.
Han Sen ingin segera berbalik kabur, namun sorot mata cahaya bayangan itu seolah mengincarnya. Suara sihir bergema di otaknya bagai teriakan iblis langit. Cahaya ilahi di sekitarnya semakin pekat, nyaris mengkristal menjadi cairan, membungkusnya seperti air laut.
Meski semakin dekat dengan cahaya bayangan, cahaya ilahi semakin kuat—di atas alun-alun merupakan titik terkuat—tapi jelas terlihat bahwa cahaya ilahi di sekitar enam Makhluk Dewa Super sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan konsentrasi di sisi Han Sen, atau lebih tepatnya perbedaannya terlalu jauh.
Cahaya suci putih menyala-nyala dan cahaya ilahi saling menghancurkan tanpa henti. Jelas terlihat massa cahaya suci putih Han Sen lebih unggul, menghancurkan sebagian besar cahaya ilahi menjadi fragmen-fragmen.
Tapi setiap kali sebagian dihancurkan, lebih banyak lagi cahaya ilahi yang membanjiri masuk. Han Sen sudah kelelahan menanganinya, tak mampu menghancurkan sepenuhnya dan mengeluarkan cahaya-cahaya itu dari tubuhnya.
Han Sen merasakan firasat: Jika sekarang dia berbalik dan kabur, pasti akan memicu serangan paling mengerikan dari cahaya bayangan itu.
Sama seperti bertemu serigala kelaparan, jika kamu berhadapan dengannya, serigala itu masih tidak berani langsung menerjang. Tapi jika kamu berbalik kabur, itu sama saja memberi kesempatan bagi serigala untuk melancarkan serangan paling mematikan dan paling ganas.
Han Sen tidak yakin bisa menerima serangan paling mengerikan dari cahaya bayangan. Tapi jika terus melawan, dia merasa dirinya juga berada di ambang kematian.
Kekuatan cahaya bayangan bagaikan samudera tak bertepi, seolah tak ada habisnya. Tapi status Super Di Ling-nya hanya bisa bertahan satu jam. Setelah itu, dia akan langsung ambruk tanpa sisa harapan.
Seluruh tubuh Han Sen sudah basah kuyup oleh keringat dingin. Matanya menatap tajam ke cahaya bayangan, tapi perlawanannya hanya setengah hati. Baik maju menyerang maupun mundur, keduanya sama-sama mustahil dilakukan sekarang.
Waktu terus berjalan sedetik demi sedetik. Cahaya ilahi dalam tubuhnya terus-menerus dihancurkan, namun sisa-sisanya nyaris menyumbat semua meridian di tubuhnya.
Tapi Han Sen tidak bisa berbuat apa-apa selain terus menggigit gigi dan bertahan.
Makhluk-makhluk mutan di sekitarnya sepertinya terbuai oleh suara sihir, terlihat tubuh mereka perlahan menguat karena menyerap cahaya ilahi yang berkilauan dan mengalami modifikasi.
Sesekali terdengar makhluk mutan yang berhasil menerobos kunci gen, cahaya terang tiba-tiba menyembur dari sudut-sudut perlindungan yang lapuk.
Bao'er masih tertidur di punggung Domba Putih, burung merah kecil itu terpeluk di dadanya.
Kaisar Naga saat ini sama rakusnya dengan makhluk-makhluk mutan itu menyerap cahaya ilahi. Wujud asli naga darahnya mulai pulih, tidak berkedip-kedip seperti sebelumnya, raga merahnya perlahan stabil.
Han Sen menyadari tak ada yang bisa membantunya sekarang. Memanggil Ksatria Pemberontak pun percuma - kekuatan cahaya bayangan ini begitu mengerikan, bahkan sang ksatria pun sulit mendekatinya.
Mengatupkan gigi terus bertahan, tapi Han Sen tahu waktu yang dimilikinya semakin sedikit. Satu jam terlalu singkat, sekarang sudah lebih dari setengahnya. Dia harus segera membuat keputusan tegas, kalau tidak hanya akan tewas di sini.
Tepat saat Han Sen bersiap memanggil Ksatria Pemberontak untuk bertarung mati-matian, tiba-tiba dia merasakan tekanan mengerikan yang melesat dari kabut hitam. Seperti aura keganasan senjata legendaris, tapi Han Sen tak melihat cahaya sama sekali. Aura itu pun lenyap sekejap, membuatnya merasa itu hanya ilusi.
Namun setelah aura keganasan itu berlalu, bayangan cahaya yang duduk di podium batu tiba-tiba menghilang. Mantra sihir langsung terputus, cahaya di batu pun meredup.
Han Sen merasakan semua tekanan di tubuhnya lenyap. Tanpa kendali, tenaganya terlepas hingga nyaris terjatuh karena sempoyongan.
"Kita cepat pergi, tunggu para anggota mengerikan itu sadar akan jadi masalah." Kaisar Naga berteriak pada Han Sen.
Han Sen terpaksa mengatupkan gigi menggendong Bao'er kabur keluar, sambil lari menggunakan cahaya suci putih menyala-nyala untuk menghancurkan cahaya ilahi yang masih tersisa di tubuhnya. Tapi endapan cahaya ilahi dalam tubuhnya sudah terlalu banyak, hampir mengkristal. Han Sen menghancurkan banyak kristal, belum sempat mengeluarkannya, batas waktu transformasi Super Di Ling sudah habis.
Setelah lepas dari status Super Di Ling, wajah Han Sen langsung memucat. Raga-nya tidak sekadar lemah, endapan cahaya ilahi dalam jumlah besar di tubuhnya hampir seluruhnya mengkristal, membuat kondisi raganya menjadi sangat buruk.
