Ji Ruozhen memanggil beberapa semi-dewa untuk memeriksa kondisi Han Sen, namun tetap tidak membuahkan hasil. Organ-organ terkristal itu telah menjadi bagian integral dari tubuhnya. Meski tenaga semi-dewa sangat perkasa, menghancurkan organ kristal justru akan membunuhnya alih-alih menyembuhkan.
Beberapa hari kemudian, seorang pria paruh baya berwajah dingin datang mengunjungi Han Sen ditemani oleh semi-dewa Ji Yanwu dari keluarga Ji.
Ji Yanwu bersikap sangat rendah hati di hadapan pria paruh baya itu. Meski dari awal hingga akhir pria tersebut tidak berkata-kata, Han Sen sudah menebak identitasnya.
Tidak diragukan lagi, ini pastilah Luo Haitang sang Pembunuh Dewa Da Luo dari keluarga Luo.
Setelah melakukan pemeriksaan pada raga Han Sen, Luo Haitang menatap tajam ke arahnya selama beberapa saat tanpa sepatah kata, akhirnya menghela napas sedih dan pergi. Sejak hari itu, tak pernah lagi terlihat bertemu dengannya.
Dalam waktu singkat, seluruh kekuatan besar telah mengetahui Han Sen mengalami masalah. Pada dasarnya sudah tidak ada harapan pemulihan, bahkan Luo Haitang pun tidak berdaya. Ini hampir sama dengan menjatuhkan hukuman mati pada Han Sen.
Meski secara fisik masih cukup sehat sebagai manusia biasa tanpa masalah berarti, Han Sen sama sekali tidak bisa menggunakan tenaga qi vital, juga tidak mampu mengaktifkan kunci gen. Keadaannya sepenuhnya tidak berguna.
Banyak yang memiliki hubungan persahabatan dengannya datang menjenguk. Sebagian sungguh-sungguh memperhatikannya, sementara sebagian lain hanya ingin memastikan apakah dia benar-benar sudah tidak berguna.
Tak peduli bagaimana penilaian orang lain, Han Sen tetap tenang bagai sumur kuno yang tak beriak tanpa banyak semangat turun, karena dia tidak sepenuhnya putus asa.
Meski sekarang dia tidak bisa membuka kunci gen, Han Sen masih bisa berubah menjadi Super Di Ling. Dalam status Super Di Ling, dia tetap bisa menggunakan cahaya suci putih menyala-nyala untuk menghancurkan cahaya ilahi yang mengkristal itu, lalu perlahan mengeluarkannya dari tubuh.
Hanya saja karena cahaya ilahi telah menyatu dengan fisiknya, bahkan dalam status Super Di Ling pun tak bisa menggunakan taktik petir untuk langsung menghancurkan cahaya ilahi. Hanya bisa memisahkan sedikit demi sedikit, setiap kali hanya bisa memisahkan sebagian kecil. Untuk sepenuhnya menyingkirkan kristal hasil transformasi cahaya ilahi itu membutuhkan waktu yang sangat lama.
Sebenarnya Han Sen punya metode lain yang lebih cepat. Dia hanya perlu mengoperasikan orbit yang digerakkan oleh mantra sihir, lalu perlahan menyerap cahaya ilahi yang mengkristal itu. Cara ini sekaligus menyembuhkan lukanya dan meningkatkan kekuatan dirinya.
Tapi Han Sen tidak memilih metode ini. Dia lebih memilih perlahan memisahkan semua kristal cahaya ilahi dari tubuhnya, daripada membiarkan kekuatan itu mengubah raganya.
"Maestro akhirnya runtuh, sungguh disayangkan." Keluarga Zhao datang menjenguk Han Sen, kata-kata mereka penuh penyesalan. Tapi semua bisa melihat sorot mata mereka dipenuhi kegembiraan sarkastik.
Keluarga Zhao selalu memiliki hubungan permusuhan dengan Han Sen. Wajar jika mereka bersikap seperti itu.
Namun beberapa orang yang sebelumnya dekat dengannya, setelah memastikan Han Sen tak mungkin pulih, sikap mereka mulai menjadi ambigu.
"Kakak Kelas." Wang Mengmeng dan Wang Yuhang datang bersama menjenguk. Mata merah mereka menunjukkan baru saja menangis, tapi di hadapan Han Sen mereka memaksakan diri untuk tegar.
Qin Xuan, Yang Manli, Tang Zhenliu, Lin Feng, Lin Beifeng, Su Xiaoqiao, Liu Meng, Huangfu Pingqing, dan lainnya juga datang satu per satu. Yang mengejutkan Han Sen, Ning Yue ternyata juga datang menjenguknya.
Ning Yue datang tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hanya duduk di samping ranjang rumah sakit sejenak. Sebelum pergi, barulah dia berkata pada Han Sen: "Cepat kembali. Tanpa kehadiranmu sebagai lawan, alam semesta ini terasa terlalu sepi. Jangan buatku menunggu terlalu lama."
Han Sen hanya tersenyum: "Lawan? Tidak perlu. Kalau kamu datang untuk minum dan mengobrol, aku pasti temani."
Sang ratu juga menjenguk Han Sen. Dengan helaan nafas pelan, dia mengulurkan tangan dan memukul dahi Han Sen cukup keras. Tanpa sepatah ucapan, dia berdiri dan pergi begitu saja.
Han Sen meraba dahinya sendiri, tak tahu apa sebenarnya maksud sang ratu.
Banyak orang datang menjenguk Han Sen. Dari awal yang ramai dikunjungi hingga akhirnya kembali tenang, Han Sen justru sangat optimis. Setidaknya masih banyak teman yang tulus memberikan perhatian padanya. Ini sudah membuatnya merasa cukup.
Justru ibunya Han Sen, Luo Lan, sama sekali tidak tampak khawatir dengan luka Han Sen. Bahkan dengan santainya berkata, "Ini bagus, dengan begini kamu bisa tinggal di rumah dengan patuh, memperbanyak keturunan untuk keluarga Han. Aku juga bisa puas menjadi nenek. Sudah lama aku ingin menggendong cucu."
Han Sen hanya bisa tersenyum pahit. "Aku belum sampai level jadi mesin penghasil anak."
"Kamu setiap hari menemani aku, tidak perlu kerja?" tanya Han Sen sambil bersembunyi di kursi goyang, mengunyah apel yang dikupas Ji Yanran.
Sejak tubuhnya bermasalah, Ji Yanran pindah ke rumah lama keluarga Han untuk merawat kehidupan sehari-hari Han Sen.
"Aku sudah menyelesaikan wajib militer," jawab Ji Yanran dengan datar.
Han Sen terkejut: "Bukankah impianmu jadi kapten kapal? Kenapa pensiun? Jangan khawatirkan aku, kondisiku tidak separah itu."
Ji Yanran tidak menjawab Han Sen, sambil menatapnya berkata: "Aku ingat kamu masih berutang sebuah lamaran padaku, bukan?"
"Ya." Han Sen mengangguk pelan.
"Kembalikan padaku sekarang." Ji Yanran berkata dengan tenang.
"Tapi kondisiku saat ini..." Han Sen ingin menjelaskan bahwa fisiknya belum pulih, dan akan memberikan lamaran resmi penuh ide kreatif setelah sembuh.
"Kamu butuh seseorang di sisimu sekarang. Orang itu harus aku, bukan siapa-siapa!" Ji Yanran membelalakkan matanya pada Han Sen.
"Tapi aku..." Hati Han Sen tersentuh, tapi dia tak ingin merugikan Ji Yanran di saat seperti ini.
"Tidak ada 'tapi'! Ini hutangmu. Peramal bilang jika tahun ini aku tidak menikah, harus menunggu 10 tahun lagi. Aku tak mau menunggu! Tahun ini aku HARUS memakai gaun pengantin dan menikah!" Ji Yanran berkata dengan garang.
“Yanran.” Han Sen mengulurkan tangan dan memeluk Ji Yanran, perasaannya begitu haru hingga tak bisa berkata-kata. Keikutsertaan Yanran menikahinya di saat seperti ini membuat Han Sen merasa kebaikan ini layak dibalas seumur hidup.
Pernikahan mereka sangat sederhana. Hanya mengundang saudara dan teman sejati. Setelah upacara sederhana, keduanya resminya menjadi suami-istri.
Kehidupan rumah tangga mereka pun sederhana. Ji Yanran tetap di Planet Luo Jia membuka perusahaan alat terbang, sementara Han Sen memanfaatkan seluruh waktu kerja Yanran untuk mempelajari teknik gen super nuklir.
Kondisi fisiknya membuatnya tak bisa mempraktikkan teknik gen super nuklir secara langsung. Alhasil Han Sen beralih mempelajari teorinya, banyak berkonsultasi dengan Bai Yishan, mempelajari teks klasik secara sistematis sebagai dasar untuk mempelajari bagian selanjutnya dari Jing Dongxuan.
Setelah memiliki dasar tertentu, Han Sen menentukan proyek penelitiannya sendiri. Dia tidak mempelajari teknik gen super nuklir yang sudah terkenal, juga tidak meneliti proyek konversi ilmu bela diri kuno menjadi teknik gen super nuklir.
Saat ini Han Sen sedang mempelajari kekuatan Katak Uang dan mengubahnya menjadi teknik gen super nuklir, sesuatu yang sangat menarik minatnya.
Tentu saja, yang dilakukan Han Sen bukan sekadar mengubah kekuatan Katak Uang menjadi teknik gen super nuklir yang sederhana, melainkan lebih jauh meneliti bagaimana meningkatkan tingkatan kekuatan koin emas tingkat rendah agar bisa sesuai dengan kunci gen tingkat tinggi.
