Saat mendaftar di Dojo Bintang, Han Sen ragu sejenak, akhirnya mengisi nama "Koin Emas".
Sekarang baru tahap pendaftaran. Setiap perlindungan masih ada persaingan juara pertama. Meski juara pertama Perlindungan Makhluk Aneh kebanyakan tak diperdebatkan, tapi Perang Suci sesungguhnya baru akan dimulai sebulan kemudian.
Mengeluarkan kursi malas, duduk di atas gerbang kota sambil berjemur, Han Sen membaca buku belajar teks klasik.
Bao'er masih asyik bermain menangkap burung kecil di sana, melempar burung merah kecil ke udara. Saat burung itu mulai terbang, dia mengulurkan tangan dan menariknya kembali ke telapak tangan. Permainan ini tak pernah membosankan baginya.
Meski Han Sen merasa burung merah kecil itu agak malang, sama sekali tidak ada niat dalam hatinya untuk menyelamatkannya. Jika Bao'er tidak mengganggu si burung merah, giliran Han Sen yang akan bernasib sial.
Han Sen mulai merindukan beruang putih kecil dan Kelinci Raja Mata Merah. Kehadiran kedua makhluk itu berarti lebih banyak mainan untuk Bao'er, sehingga gadis kecil itu takkan mengganggunya saat bosan.
Tapi beruang putih kecil dan Kelinci Merah Raja masih berada dalam Tempat Perlindungan Bawah Tanah. Lokasi perlindungan itu sendiri masih di area hutan duri. Tanpa mengetahui arah yang tepat, sangat sulit untuk memindahkannya ke sini.
Sedang asyik berjemur dengan nyaman, Han Sen tiba-tiba seperti mendengar suara aneh. Ia bangkit dari posisi berbaring, mendorong kacamata hitam besar yang menutupi wajahnya ke atas, lalu menatap ke arah padang liar di luar.
Dari kejauhan terlihat siluet seorang manusia yang berlari kencang di padang gurun, diikuti sekawanan anjing api yang mengejarnya.
Kondisi orang itu terlihat sangat mengenaskan, namun ia terus bisa menghindari kejaran anjing-api. Di tengah dentuman peluru api dan kobaran nyala, ia menerobos dari berbagai sisi sambil membuka jalan hidup.
Han Sen memperhatikan lebih seksama, lalu terkejut. Ternyata ia mengenal orang itu.
"Ratu sudah sampai di Perlindungan Suci Tuhan ketiga secepat ini? Apakah dia tidak menunggu hingga Super Gen Tuhan-nya mencapai kesempurnaan?" Han Sen berdiri sambil berteriak ke arah sang Ratu yang sedang dikepung: "Hei nona cantik, ke sini!"
Ratu mendengar suara Han Sen, tidak bisa menahan diri untuk tidak tertegun. Siapa sangka ternyata bisa berhadapan dengan Han Sen di sini.
Sambil berkonsentrasi penuh, dia terus menggunakan Yitian Shu untuk menghindar dari kejaran kawanan Anjing Api, lalu berlari menuju perlindungan tempat Han Sen berada.
Han Sen tidak berniat turun membantu. Meski Ratu terlihat kelelahan, dengan kemampuannya, kabur dari sekumpulan Anjing Api tingkat makhluk purba seharusnya bukan masalah.
Tak lama kemudian, Ratu berhasil menerobos ke area perlindungan. Dengan ekspresi tak percaya, dia menatap Han Sen yang hanya mengenakan celana dalam besar di atas gerbang kota: "Kamu ternyata ada di area ini juga?"
"Inilah yang disebut ikatan takdir mempertemukan kita meski berjarak ribuan mil." Han Sen tersenyum sambil mengajak Ratu masuk ke dalam perlindungan, lalu memberikan obat luka untuk mengobati lukanya.
Kawanan Anjing Api itu tak berani mendekati bangunan perlindungan. Setelah menggeram beberapa kali dari kejauhan, mereka pun perlahan mundur.
Di Perlindungan Kedua, meski bisa mengendalikan angin dan hujan, begitu sampai di Perlindungan Ketiga tetap akan diganggu. Bahkan yang sekuat Ratu pun tak mampu melawan sekawanan makhluk purba, tubuhnya pun penuh luka bakar.
"Kenapa kamu bisa secepat ini naik level jadi Evolusioner? Apa tidak menunggu sampai Super Gen Tuhan-nya sempurna?" tanya Han Sen sambil merawat luka sang Ratu.
"Aku memang mencapai Evolusioner setelah Super Gen Tuhan-ku sempurna," jawab Ratu tanpa menyembunyikan apa pun dengan tegas.
"Secepat ini?" Han Sen agak terkejut. Makhluk Dewa Super di Perlindungan Kedua jauh lebih sulit dibunuh dibanding yang di Perlindungan Pertama. Lagipula harus mencari Makhluk Dewa Super yang sifatnya sama dengan dirinya. Tingkat kesulitannya benar-benar luar biasa. Menyempurnakan Gen Tuhan hanya dalam beberapa tahun? Ini terlalu cepat!
Ratu memandang sinis ke arah Han Sen. "Bukannya kamu lebih cepat lagi? Apa cuma kamu yang boleh cepat, orang lain tidak?"
“Ahem.” Han Sen berdehem pelan, tiba-tiba entah bagaimana menjelaskannya.
Sang Ratu melanjutkan, "Saat di Perlindungan Kedua pernah kukatakan padamu, aku punya satu poin penting yang harus diselesaikan."
"Hm-hm, sudah selesai?" Han Sen mengingat waktu itu sang Ratu seharusnya berparty dengannya untuk membunuh Makhluk Dewa Super, tapi seiring waktu entah terjadi apa, ternyata sang Ratu tidak pernah datang. Hanya tahu dia ada urusan penting, tapi tidak tahu persisnya apa.
"Saat itu kudeteksi sebuah sarang Makhluk Dewa Super berisi banyak telur Makhluk Dewa Super. Kucoba berbagai metode khusus baru bisa memancing makhluk itu pergi dan merebut telurnya, memperoleh tiga puluh lebih point Super Gen Tuhan. Dengan dasar seperti itu, barulah bisa mencapai kesempurnaan secepat ini." Sang Ratu memberi penjelasan singkat.
"Tiga puluh lebih point Super Gen Tuhan? Itu butuh berapa buah zakar?" Han Sen agak iri campur kesal. Kenapa dia tidak pernah menemukan hal baik yang seperti ini.
"Ratu kali ini tidak menjawab, hanya mengamati bagian dalam perlindungan: \"Ada apa dengan area ini? Mengapa semua perlindungan di sini terlihat lapuk?\""
Han Sen tersenyum: \"Kamu seharusnya bersyukur punya hoki alami bisa teleportasi ke area ini, tidak perlu mengalami perbudakan makhluk roh.\""
Han Sen menjelaskan situasi area ini kepada Ratu sambil mewasiatkan agar jangan pergi ke wilayah Bidang Iblis Jahat.
\"Kondisi fisikmu sudah pulih?\" Ratu menatap Han Sen.
\"Belum.\" Han Sen menggelengkan kepala halus. Dia tidak berbohong - untuk pemulihan total masih butuh waktu tertentu.
\"Serahkan roh binatangmu. Mulai sekarang aku yang akan menjagamu.\" Ratu langsung bertanya tanpa basa-basi.
Air yang baru diminum Han Sen hampir menyembur keluar. Meski paham maksud Ratu, tapi kalimat itu terdengar terlalu menakutkan.
\"Apa yang kamu lihat? Kalau fisikmu rusak, masa makan daging saja tidak bisa?\" Ratu berkata dengan ekspresi datar.
"Bagus, tentu saja bisa. Aku punya banyak roh binatang, jenis apa yang kamu inginkan?" Han Sen bertanya.
"Serahkan semua yang tidak kamu pakai. Semua buruan akan kita bagi rata." Ratu tidak mau bertele-tele.
Han Sen tersenyum, meninjau lautan jiwanya, lalu memindahkan semua roh binatang yang tidak terpakai ke Ratu.
Belum lama Han Sen masuk ke perlindungan, raganya sudah terluka. Ratu mengira dia tidak punya banyak roh binatang kuat. Namun saat melihat transfer dari Han Sen, wajahnya berubah pucat.
Baju zirah, senjata - semuanya level darah suci! Bahkan roh binatang peliharaan bermutasi dengan enam kunci gen yang terbuka, plus mount mutasi dan lain-lain.
Ratu memandangi Han Sen dengan raut penuh keanehan, seolah lidahnya terkunci.
Kualitas dan kuantitas roh binatang ini melampaui imajinasinya. Di Perlindungan Suci Tuhan ketiga yang begitu sulit untuk kehidupan manusia, jika dijual pasti akan laku dengan "harga langit".
Dengan roh binatang-binatang ini, Ratu bisa meningkatkan gen dan kekuatannya dengan cepat. Bantuan roh-roh ini baginya sungguh terlalu terang untuk dibayangkan.
"Aku akan menjagamu seumur hidup ini." Ratu bukan tipe yang gemulai. Tanpa mengucapkan penolakan, dia melempar kalimat keras itu dengan ekspresi wajah datar, sama sekali tidak ada nuansa bercanda.
