Han Sen benar-benar kelaparan. Kondisinya aneh: fisiknya kelelahan maut tapi sekaligus bergairah luar biasa, seolah mampu mengalahkan harimau sendirian.
Han Sen tahu ini sinyal berbahaya. Mantra keabadian memang bisa memulihkan tenaganya dengan cepat, tapi energi yang dibutuhkan untuk pemulihan ini tidak muncul begitu saja.
Jadi pada dasarnya, raga Han Sen harus memiliki energi terlebih dahulu agar mantra Abadi bisa menggunakan energi tersebut untuk memulihkan tubuhnya.
Namun sekarang tubuhnya tidak memiliki energi, eksploitasi berlebihan seperti ini justru akan melukai raganya.
Han Sen melahap habis-habisan daging makhluk darah ilahi, berusaha memenuhi kebutuhan nutrisinya. Daging level darah suci dari Perlindungan Ketiga ini energi yang dikandungnya jauh lebih tinggi dibandingkan nutrisi cair Alliance, bahkan nutrisi cair level tertinggi sekalipun tidak bisa menandingi daging ini.
Meski demikian, setelah menghabiskan sepotong besar daging level darah ilahi, Han Sen masih merasakan lapar yang mengerikan di raganya. Nutrisi yang masuk tidak bisa mengimbangi kecepatan jantung mengirimkan energi ke seluruh tubuh.
Tak lama kemudian Han Sen terpaksa berhenti makan karena perutnya sudah menggembung seperti bola karet, lambungnya benar-benar tidak bisa memuat makanan lagi meski seujung jarum sekalipun.
Jantungnya memang kuat, tapi lambungnya tidak diperkuat, tidak mungkin mencerna secepat itu, kapasitas makanan yang bisa ditampung juga sangat terbatas.
Han Sen berbaring di tanah dengan perut membesar seperti ibu hamil, tapi tetap merasa lapar yang menyiksa. Perasaan ini benar-benar tak tergambarkan.
Perutnya sudah begah, namun kelaparan tetap menggerogoti. Dua penderitaan kontradiktif ini sekaligus menimpa Han Sen, membuatnya semakin menderita.
Kalau bukan karena daya tahannya yang luar biasa, mungkin saat ini dia sudah berguling-guling kesakitan di tanah.
Meski begitu, wajah Han Sen kini pucat membiru seperti salju. Dahinya dipenuhi butiran keringat sebesar kacang kedelai, bajunya sudah basah kuyup.
Lapar! Lapar! Lapar! Kelaparan yang tak tertahankan!
Han Sen memeluk perutnya sambil merintih, hanya mengandalkan daya tahan untuk melawan rasa lapar itu.
Pada sepasang ginjal yang diperkuat oleh Bao Yu Yuan Yang Gong sudah sulit menyediakan energi esensial. Meski ginjalnya kuat mampu memurnikan energi yang besar, tapi tetap membutuhkan sumber energi esensial yang bisa dimurnikan.
Tanpa minyak mentah, mesin dan teknisi tercanggih pun takkan bisa memurnikan setetes bensin. Satu-satunya jalur pengisian energi hanyalah melalui makanan, tapi Han Sen bahkan tak sanggup menelan sebutir nasi.
"Jawaban apaan itu, andai tahu begini pasti dulu aku latih teknik gen super nuklir yang memperkuat lambung!" Han Sen merintih sambil memeluk perutnya. Tapi sekarang semuanya sudah terlambat.
Sebenarnya Han Sen bukan tak punya cara sama sekali. Dulu saat melewati Pegunungan Hantu, ular putih besar jahat itu pernah memberinya sebatang Longxianzhi - harta genetik Tingkat Dewa yang mengandung energi mencengangkan. Dengan memakannya, tubuhnya yang kekurangan energi akan cepat pulih.
“Tapi Han Sen enggan memakannya, itu adalah barang berharga untuk memulihkan stamina fisik saat pertempuran. Barang yang mungkin bisa menyelamatkan nyawa di masa depan, sekarang Han Sen bahkan enggan menggigitnya sedikit pun.”
Tanpa cara lain, Han Sen terpaksa menahan rasa lapar yang mengerikan itu. Tubuhnya dieksploitasi secara paksa, lemak hampir melebur dengan kecepatan kasat mata. Tak lama kemudian, tubuhnya terlihat jauh lebih kurus.
“Gu Xie Zhou ini sebaiknya direkomendasikan untuk wanita cantik yang ingin kurus. Aku jamin mereka akan cepat langsing!” Han Sen bercanda sendiri, tapi tetap tak mampu menahan rasa tak nyaman itu.
Saat Han Sen masih ragu apakah akan memakan sedikit Longxianzhi untuk bertahan, tiba-tiba ia merasakan organ-organ mengkristal dalam tubuhnya seolah mulai melonggar sedikit.
Han Sen tertegun sejenak, melakukan pengamatan internal lebih dalam, dan menemukan dengan terkejut bahwa cahaya ilahi dari kristal-kristal itu ternyata melebur mirip lemak, bahkan terlihat seperti diserap sebagai energi.
Hati Han Sen berdesir, sejak awal dia memang takut cahaya ilahi terkristalisasi ini akan mengubah raganya, sehingga tidak menyerapnya. Jika sekarang diserap, bukankah penderitaan bertahun-tahun sebelumnya sia-sia?
Tapi segera Han Sen menyadari: cahaya ilahi terkristalisasi yang telah dimurnikan tidak menyatu ke dalam raganya, melainkan terbakar seperti lemak. Energi hasil pembakaran baru dialirkan oleh jantung bersama darah ke seluruh tubuh. Pada tahap ini, energi tersebut telah berubah total dari karakteristik aslinya, menjadi murni energi belaka.
Jantung berdenyut dengan gila, cahaya ilahi terkristalisasi perlahan dimurnikan dan diserap. Rasa lapar dalam tubuh Han Sen pun mulai mereda, raganya berangsur pulih.
Han Sen terbaring mencerna kristal ilahi, sementara media Alliance justru heboh. Mereka menyiarkan secara besar-besaran prestasi Koin Emas yang membunuh dua Di Ling dan membuat tiga roh keluarga kerajaan bersujud menyembah.
Alliance pada dasarnya jarang memberitakan hal-hal terkait Perlindungan Ketiga. Bahkan mereka kerap memblokir upaya Evolusioner untuk mempropagasikan informasi tentang Perlindungan Ketiga.
Tapi kali ini ada dorongan mencurigakan dari pihak berwenang terhadap pemberitaan media. Inilah yang memungkinkan media melaporkan detail situasi Koin Emas dalam Perang Para Dewa tanpa keraguan.
Akhirnya Koin Emas kembali mencuri perhatian publik. Orang biasa yang mendengar kabar ini hanya tahu kemampuannya luar biasa, tapi seberapa hebat sebenarnya? Mereka tidak punya gambaran jelas.
Namun para Evolusioner sangat memahami betapa mengerikannya performa Koin Emas itu, yang bisa disebut sebagai sebuah keajaiban dalam sejarah manusia.
Bagi manusia biasa, bertahan hidup di Perlindungan Ketiga saja sudah sangat sulit, apalagi membuat makhluk roh menyembah mereka. Bahkan bisa tidak diperbudak oleh makhluk roh saja sudah dianggap bagus.
Apa yang berhasil dilakukan Koin Emas adalah sesuatu yang banyak diinginkan manusia tapi tak tercapai. Setelah pertempuran ini, reputasinya di kalangan Evolusioner tak tertandingi, hampir seperti seorang bintang top.
Tapi di luar suara mayoritas, masih ada beberapa keraguan yang muncul.
Sebab beberapa manusia di tempat perlindungan makhluk aneh mendengar sebutan "Kaisar Boneka" untuk Koin Emas dari makhluk roh selama Perang Para Dewa, sehingga mereka meragukan apakah Koin Emas benar-benar manusia atau justru makhluk roh.
Tapi keraguan ini cepat dipatahkan: Koin Emas jelas naik pangkat dari Perlindungan Suci Pertama, dan dia bahkan bisa menggunakan roh binatang. Bagaimana mungkin dia makhluk roh?
Bagaimanapun, itu hanyalah keraguan segelintir orang, secuil noise di bawah arus utama suara yang dominan, tidak memicu gelombang besar.
Sementara di pihak makhluk roh, mereka semua membahas kemenangan Kaisar Boneka. Seluruh makhluk roh percaya bahwa Kaisar Boneka pasti akan menjadi seorang Kaisar lagi di masa depan, banyak dari mereka yang sangat mengagumi Han Sen.
Seorang manusia bisa mencapai level seperti ini, ini benar-benar yang pertama dalam sejarah.
Baik manusia maupun makhluk roh, semuanya menanti-nanti performa Han Sen di hari kedua Perang Para Dewa.
Tapi yang membuat semua bingung adalah, pada hari kedua Perang Para Dewas tersebut, Han Sen justru tidak muncul, sehingga langsung diskualifikasi karena menyerah.
Baik manusia maupun makhluk roh ramai memperbincangkan alasan Han Sen tidak ikut bertempur. Mereka semua tidak percaya bahwa Han Sen takut berperang, mengingat lawannya di hari kedua hanyalah makhluk roh keluarga kerajaan biasa, kecuali seorang Di Ling yang telah membuka delapan kunci gen, sama sekali tidak ada alasan untuk takut.
