Saat ini Han Sen punya tiga potong Esensi Gen Kehidupan, tapi bahkan satu pun belum terserap habis. Proses penyerapannya luar biasa lambat.
"Sepertinya harus segera membuka kunci gen. Kalau tidak, dapat Esensi Gen Kehidupan pun tetap sulit diserap," gumam Han Sen. Dia sempat berpikir untuk membeli cairan gen khusus yang mempercepat penyerapan, tapi akhirnya urung.
Pertama, harganya selangit dan saat ini dimonopoli salah satu faksi di Alliance. Kedua, Han Sen ragu apakah ada efek sampingnya. Selama masih bisa menyerap secara alami, dia enggan sembarangan pakai.
Setelah mempertimbangkan matang-matang, Han Sen memutuskan untuk membuka kunci gen kelima terlebih dahulu sebelum pergi ke lembah tersebut.
Dia sudah lama membuka empat kunci gen sebelumnya, namun kunci gen kelima belum teraktifkan karena luka yang dideritanya.
Bukan berarti tidak terbuka sama sekali - saat menghadapi avatar raksasa iblis besar, kunci gen kelima pernah teraktifkan sesaat, tapi kemudian terkunci kembali tanpa benar-benar terbuka.
Di dalam shelter, Han Sen berlatih Jing Dongxuan dengan intensif. Konstitusi fisiknya sudah melebihi standar untuk membuka kunci gen kelima, ditambah pengalaman sebelumnya meski tidak sempurna, membuat proses aktivasi kali ini berjalan lancar.
Saat Jing Dongxuan mencapai tingkat kelima dan kunci gen kelima terbuka, Han Sen merasakan sesuatu di otaknya seperti putus dengan suara "kres".
Meski jangkauan aura Dongxuan tidak bertambah, dalam radius medan energi tersebut, Han Sen merasakan perbedaan yang tak terungkapkan.
Pada aura Dongxuan sebelumnya, Han Sen memiliki indra spiritual yang sangat tinggi di dalamnya, sekaligus kemampuan memutus tujuh indra. Sekarang kemampuan memutus tujuh indra tidak meningkat, namun indra spiritualnya sepertinya justru meningkat lagi.
Masih Kesadaran Kedelapan yang sama, tapi sekarang ketika Han Sen memfokuskan aura Dongxuan pada seseorang tertentu di dalam medan gaya, ternyata dia bisa merasakan secara samar beberapa niat mereka.
Han Sen menyapu sekelilingnya dengan aura Dongxuan. Di sebuah ruangan dekat sana, seseorang bernama Wang Lin sedang mengurai mayat seekor makhluk mutan.
Meski tidak berbicara, Han Sen seolah mendengarnya berkata: "Setelah menghabiskan daging makhluk bermutasi ini, gen bermutasiku akan mencapai 76 point. Jarak menuju kondisi penuh sudah tidak jauh lagi."
Jika ini hanya khayalan Han Sen sendiri, mustahil bisa merasakan sedetail ini. Han Sen yakin dirinya memang bisa mendengar harapan tersembunyi orang lain dalam batas tertentu, atau mungkin menerima gelombang pikiran dari otak mereka.
Han Sen kembali mengamati orang-orang lain, semakin yakin bahwa ini memang benar.
"Si cabul Xiao Mei benar-benar lihat, kemarin malam bergulat sampai pinggangku hampir patah. Hari ini harus beli dua botol minyak ajaib, malam ini pasti kubunuh dia."
"Hari ini mau berburu makhluk mutan di mana ya? Berburu cacing trisula terlalu berbahaya, berburu cacing sayap giok meski tidak terlalu riskan tapi efek peningkatan gen-nya sudah tidak bagus lagi..."
"Brengsek, si bajingan bermarga Li berani menjebakku. Lain kali ketemu, pasti kuhancurkan dia..."
Selama berada dalam aura Dongxuan, Han Sen bisa mendengar sedikit harapan tersembunyi manusia asal fokus pikirannya tertuju pada mereka. Tapi apa yang didengar tidak bisa dipilihnya.
Umumnya, Han Sen hanya bisa mendengar harapan tersembunyi yang paling kuat dalam pikiran mereka saat itu.
"Entah apakah bisa mendengar suara hati makhluk mutan?" Hati Han Sen berdebar, memindahkan fokusnya ke Bao'er yang sedang asyik mengemil camilan di sampingnya.
Sayangnya Han Sen tidak mendengar suara hati apapun dari Bao'er, membuatnya merasa sedikit kecewa.
Han Sen kemudian mengalihkan target perhatiannya ke burung merah kecil yang bertengger di atas kepala Bao'er, tiba-tiba terdengar suara mengejutkan - ternyata ia benar-benar menangkap secuil pikiran si burung.
"Makan mulu, seharian cuma mikir makan, nggak bagi-bagi ke aku sama sekali, jahat banget sih!"
Dengan perasaan girang, Han Sen beranjak dari perlindungannya menuju Hutan Serangga Tak Terhingga, mencoba menyimak suara hati para makhluk mutan.
"Lapar! Lapar! Lapar! Makan! Makan! Makan!"
Han Sen menemukan bahwa pemikiran makhluk mutan level rendah ini sangat polos, sama sekali tidak memiliki niat tersembunyi.
Setelah melakukan percobaan cukup lama, Han Sen akhirnya mulai memahami Jing Dongxuan pada kunci gen kelima. Selama itu adalah keinginan tersembunyi yang dikeluarkan makhluk hidup, dia bisa mendengarnya. Tapi harus yang sangat kuat baru bisa didengar jelas.
Semakin kuat kebutuhannya, semakin jelas Han Sen mendengar. Sebaliknya akan menjadi samar-samar.
Han Sen merenungkan apa sebenarnya guna kemampuan ini. Memutus tujuh indra memang kekuatan yang realistis, tapi Makhluk Dewa Super pada dasarnya telah mengaktifkan Kesadaran Kedelapan. Manfaat memutus tujuh indra sebenarnya tidak terlalu berguna.
Sedangkan kekuatan yang relatif samar ini sulit diprediksi apakah berguna. Biasanya memang benar tidak ada gunanya, tapi jika digunakan dengan baik, mungkin bisa memberikan dampak besar.
Selain penguatan indra spiritual, kemampuan Jing Dongxuan dalam menyimulasi aura juga naik ke tingkat lebih tinggi. Ini memungkinkan Han Sen membuat simulasi yang lebih mirip, sekaligus mempercepat proses pemurnian Esensi Gen Kehidupan.
"Benar-benar menanti-nantikan. Jika bisa melatih Jing Dongxuan hingga mencapai lapisan kesembilan, entah apakah aku bisa langsung melihat semua pikiran orang lain. Jika memang bisa seperti itu, itu akan benar-benar luar biasa." Han Sen tahu ini sangat mungkin terjadi.
Nama Jing Dongxuan sendiri mengandung makna menembus rahasia langit. Rahasia langit yang bahkan bisa diintip, apalagi pikiran manusia yang seharusnya juga bisa diintip.
Han Sen sekarang sangat ingin segera melatih Jing Dongxuan ke lapisan kesembilan dan membuka kunci gen kesembilan. Sayangnya tidak ada jalan pintas untuk Jing Dongxuan, hanya bisa berlatih perlahan-lahan.
Sambil terus berpikir, Han Sen kembali ke tempat perlindungan. Baru masuk, dia melihat Kakek Chong sedang bersiap pergi. Keduanya berpapasan di pintu.
Secara tidak sadar Han Sen mengaktifkan aura Dongxuan-nya menyapu tubuh Kakek Chong. Seketika dia mendengar suara teriakan yang begitu kuat hingga hampir seperti jeritan.
“Tidak mungkin! Bagaimana mungkin! Han Jingzhi tidak mungkin punya keturunan, dia juga tidak mungkin keturunan Han Jingzhi. Tapi kenapa kakek buyutnya bernama Han Jingzhi? Dan bagaimana bisa Kucing Darah Sembilan Nyawa ada padanya? Tidak... Ini terlalu aneh..."
Saat mendengar harapan tersembunyi Kakek Chong, tubuh Han Sen gemetar. Ternyata Kakek Chong tahu tentang Han Jingzhi, bahkan mengetahui keberadaan Kucing Darah Sembilan Nyawa di tubuhnya.
Jika Kakek Chong menyelidiki Han Sen dan tahu nama kakek buyutnya Han Jingzhi itu wajar, tapi bagaimana dia bisa mengetahui Kucing Darah Sembilan Nyawa ada pada Han Sen?
Han Sen teringat pertama kali bertemu Kakek Chong, sorot mata aneh yang kilat terlihat di mata kakek itu. Kini ia sadar, saat itu Kakek Chong sepertinya melirik posisi dadanya - persis di lokasi Kucing Darah Sembilan Nyawa ditempelkan.
Hanya saja Kucing Darah Sembilan Nyawa itu masih tertutup baju zirah. Fakta bahwa Kakek Cacing bisa merasakan keberadaan Kucing Darah Sembilan Nyawa pada diri Han Sen membuat Han Sen merasa ini sangat tidak biasa.
"Pasti ada hubungan tertentu antara Kakek Cacing ini dengan Han Jingzhi dan Sekte Darah Hidup." Sorot mata Han Sen menatap tajam Kakek Cacing, hampir-hampir ingin membelah kepalanya untuk melihat apa yang sebenarnya dia ketahui.
