Tatapan Han Sen tiba-tiba menyempit. Di antara mereka, tiga serangga yang sedang merangkak tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Tak ada tenaga misterius yang muncul, tak ada makhluk hidup, tak ada gelombang di tanah berpasir. Tiga serangga itu lenyap di depan matanya sendiri, membuat Han Sen hampir menyangka penglihatannya berkabut.
Dua serangga yang tersisa merangkak lebih cepat, tapi mereka juga tidak bisa lolos dari takdir menghilang. Sama seperti tiga serangga sebelumnya, sambil merangkak mereka tiba-tiba menghilang secara mengerikan dalam keadaan hidup-hidup.
"Ada apa ini?" Mata Han Sen langsung terpana, membelalak lebar sambil menatap tajam area tempat lima serangga itu menghilang. Aura Dongxuan-nya menyapu seluruh tubuh mereka berulang kali.
Tidak ada, benar-benar tidak ada apa-apa. Lima serangga itu menghilang secara misterius tanpa jejak.
"Jangan-jangan ada jurang pemisah ruang di sana? Serangga itu merangkak masuk ke dalam jurang, masuk ke ruang lain, sehingga aku tidak bisa melihat atau merasakan mereka?" Hati Han Sen dipenuhi kegelisahan sambil mengamati lembah itu.
Sekarang Han Sen benar-benar mulai panik. Ia merasa lega tidak sembarangan masuk ke dalam lembah tadi.
Mengatupkan gigi, Han Sen meninggalkan lembah dan menangkap beberapa serangga lagi. Satu peratu ia sebar ke dalam lembah untuk eksperimen.
Hasilnya membuat Han Sen semakin terkejut, serangga-serangga itu bisa tiba-tiba menghilang di wilayah manapun di lembah, bukan hanya terbatas pada posisi tertentu.
Setelah melempar belasan serangga yang ditangkapnya ke dalam lembah, Han Sen tetap tidak bisa melihat bagaimana mereka menghilang. Jika dikatakan mereka masuk ke jurang pemisah ruang, maka jumlah jurang pemisah di lembah itu terlalu banyak, hampir ada di mana-mana.
Meski beberapa jurang pemisah ruang sulit dirasakan, tapi tak mungkin semua jurang pemisah tidak memiliki sedikitpun gelombang energi. Han Sen juga tidak merasakan getaran ruang di dalam lembah, membuatnya sangat curiga: benarkah jurang pemisah ruang itu benar-benar ada?
Han Sen tidak menangkap serangga lagi, juga tidak berani mendekati lembah itu. Dengan memutus aura dirinya, diam-diam ia mengamati situasi di dalam lembah dari puncak gunung, berharap bisa menemukan petunjuk kecil yang tersembunyi.
Tapi Han Sen sudah mengamati hampir seharian penuh, kondisi di luar telah gelap, bintang-bintang di langit mulai berbinar, cahaya bulan keperakan menyinari lembah, penglihatan tetap jelas, namun tetap tidak ada penemuan apa pun.
Di dalam lembah sunyi senyap, bahkan suara semut merayap pun tak terdengar. Han Sen terus mengawasi lubang-lubang di dinding tebing itu lama sekali, tapi sepertinya tak ada sesuatu pun yang keluar dari dalamnya.
Lagipula, seandainya benar ada makhluk mutan di dalam sana, bagaimana mungkin dia bisa membuat serangga-serangga itu menghilang?
Han Sen tak kunjung menemukan jawaban. Saat kebingungannya memuncak, tiba-tiba terdengar suara ranting bergoyang dari hutan sekitar, disertai langkah kaki yang sangat pelan.
Han Sen menoleh ke arah hutan. Terlihat ranting-ranting bergoyang, siluman seseorang menembus hutan lebat dan muncul. Ternyata itu adalah Kakek Serangga.
Han Sen tertegun sejenak. Arah langkah Kakek Serangga ternyata mengarah ke mulut lembah.
"Aneh, Kakek Serangga jelas-jelas bilang lembah ini sangat berbahaya, kenapa dia malah datang sendirian ke sini di tengah malam?" Han Sen mengerutkan kening, sorot matanya menyapu seluruh tubuh Kakek Serangga yang sedang menuju mulut lembah.
Di punggung Kakek Serangga tergantung kantong besar yang masih terus bergerak-gerak, seolah ada sesuatu di dalamnya.
Han Sen memandangi kantong besar itu dengan raut wajah penuh keanehan, mencoba menebak isinya. Dengan mengaktifkan Aura Dongxuan, dia merasakan vitalitas sangat kuat dari dalam kantong - sepertinya ada makhluk hidup di dalamnya.
Kakek Serangga segera tiba di mulut lembah, tapi tidak masuk. Dia justru melepaskan kantong besar dari punggungnya di tepi lembah.
Setelah melirik ke dalam lembah dengan ekspresi ganjil, tiba-tiba dia melemparkan kantong itu ke dalam lembah.
Kekuatan Kakek benar-benar di luar dugaan Han Sen. Kantong besar setinggi orang yang penuh berisi barang itu, ternyata dengan lemparan santai Kakek langsung terlontar sejauh seribu meter, tepat jatuh di persimpangan berbentuk Y lembah yang dipenuhi pasir dan bebatuan.
Barang di dalam kantong sepertinya kesakitan akibat terjatuh, bergerak semakin ganas. Tapi kantong itu tampak sangat kokoh, apapun yang ada di dalamnya meronta-ronta, tetap tidak bisa menyelinap keluar.
Han Sen mengawasi kantong itu, hatinya bergolak: "Aneh, apa maksud Kakek ini? Jangan-jangan dia juga menemukan keanehan di lembah ini, jadi ingin melakukan eksperimen?"
Saat Han Sen masih berpikir, tiba-tiba terdengar suara mirip tangisan bayi dari dalam lembah. Suaranya sangat menusuk, persis seperti yang dikatakan Kakek - bahkan dari jarak puluhan kilometer masih bisa terdengar jelas.
Tangisan itu terdengar mengerikan, persis jeritan tangisan bayi yang ketakutan. Han Sen menyimak dengan saksama, langsung menyadari suara itu berasal dari lubang-lubang di dinding tebing.
Dari enam sisi lubang dinding tebing di lembah berbentuk Y yang terbentuk tiga bukit batu, serentak terdengar tangisan bayi yang membuat merinding. Bahkan pendengaran Han Sen yang tajam tak bisa membedakan dari lubang mana suara itu berasal.
Dengan cepat Han Sen mendapat jawaban: suara-suara itu bukan berasal dari satu lubang tertentu, melainkan seluruh lubang mengeluarkan suara yang sama persis.
Tampak kalajengking-kalajengking merangkak keluar dari lubang-lubang. Ribuan kalajengking bergerak seperti air pasang menuju persimpangan lembah, jumlahnya sulit dibayangkan, semua mengarah ke kantong itu.
Kalajengking-kalajengking itu berukuran tidak besar, kira-kira sebesar telapak tangan, pas bisa menyelinap keluar dari lubang-lubang itu. Seluruh tubuh mereka hitam legam seolah bisa menyerap cahaya. Di bawah sinar bulan, tidak ada sedikit pun pantulan cahaya pada tubuh mereka, terlihat seperti bayangan kalajengking hitam.
Di punggung kalajengking bayangan itu, ternyata ada pola wajah manusia yang mirip bayi berwajah sangat jelek sedang tersenyum lebar, membuat orang merasa jijik sekaligus ngeri.
Saat kawanan kalajengking merayap, gerombolan itu seperti ribuan emoticon senyum mengerikan yang bergerak bersama. Pemandangan ribuan ekor berkumpul ini membuat Han Sen merinding sampai ke tulang punggung.
Bukan berarti kalajengking-kalajengking itu sangat kuat, tapi penampilan mereka benar-benar mengganggu secara psikologis. Bahkan Han Sen pun merasa agak tidak nyaman.
Namun setelah di-scan dengan aura Dongxuan, vitalitas Shadow Face Scorpions membuat Han Sen terkejut. Vitalitas dalam tubuh mereka tidak kalah dari makhluk-makhluk bermutasi.
Jika semua kalajengking bayangan berwajah manusia ini adalah makhluk bermutasi, sistem grup ini memang agak mengerikan.
Hanya saja Han Sen agak bingung, kenapa Kakek Serangga melempar sebuah kantong ke dalam, kalajengking-kalajengking itu langsung merangkak keluar dari lubang di gunung, sementara ketika dia melempar serangga-serangga itu, mereka malah menghilang begitu saja.
"Apa sebenarnya yang dilakukan Kakek Serangga?" Sorot mata Han Sen menyala-nyala mengawasi Kakek Serangga dan gerombolan kalajengking berwajah manusia yang semakin banyak di lembah, berbagai pemikiran bergolak di hatinya.
Akhirnya, gelombang kalajengking bayangan itu mencapai kantong tersebut. Cakar-cakar mereka merobek kantong itu, dan barang di dalamnya pun terjatuh keluar.
