Suara gadis itu indah bagaikan musik, bahkan bisa digambarkan sebagai sesuatu yang tampak memesona.
"Namaku Han Sen, siapa namamu?" Han Sen membalas sambil menyelipkan pertanyaan balik. Jika dia seorang Kaisar, seharusnya dia akan menyebutkan gelar kekaisarannya, sehingga bisa diketahui apakah dia termasuk golongan(roh kekaisaran) atau(makhluk mutan).
"Xiang Yin." Gadis itu tersenyum tipis, menjawab langsung tanpa ragu.
"Xiang... Yin..." Han Sen mengulang pelan. Nama ini tidak mengandung kata seperti 'Kaisar' atau gelar lain, membuatnya bingung menentukan status sebenarnya.
Xiang Yin memandang Han Sen dengan mata berbinar, menunjuk cincin darah naga di jari telunjuknya: "Mengapa cincin darah Naga Kaisar Naga ada padamu? Apakah dia sudah mati?"
"Kau kenal Kaisar Naga?" Hati Han Sen berdesir, ia sengaja menghindari jawaban langsung.
Han Sen tak tahu apakah hubungan Xiang Yin dengan Kaisar Naga adalah musuh atau sekutu. Salah jawab sedikit bisa memicu permusuhan instan.
"Kalau kau tahu Kaisar Naga, masak belum pernah dengar namaku?" Xiang Yin tersenyum bahagia sambil mengamati reaksi Han Sen.
Han Sen tubuhnya bergetar halus, seolah menyadari sesuatu, menatap Xiang Yin dengan terdiam: "Mungkinkah kamu salah satu dari Delapan Jenderal Iblis di bawah komando Kuno Iblis?"
Xiang Yin berkata dengan datar: "Kamu belum menjawabku, mengapa cincin darah naga ada di tanganmu, di manakah Kaisar Naga sekarang?"
Han Sen memandang Xiang Yin dengan sedikit keraguan, sebelumnya ia benar-benar tidak menyangka gadis ini ternyata merupakan salah satu Delapan Jenderal Iblis.
Sekarang Han Sen memahami mengapa Xiang Yin memperhatikannya - bukan dirinya yang ditatap, melainkan cincin darah naganya.
Meski kini tahu dia bagian dari Delapan Jenderal Iblis, namun hubungan antar anggota Delapan Jenderal Iblis pun ada yang bermusuhan dan bersekutu, Han Sen masih tak tahu apakah Xiang Yin berseteru atau bersekutu dengan Kaisar Naga.
Han Sen juga tak bisa bertanya terlalu gamblang, akhirnya berkata: "Cincin darah naga ini kudapatkan di tanah Kebangkitan Kembali."
Han Sen menceritakan perjalanannya ke lokasi Kebangkitan Kaisar Naga dengan versi yang telah diadaptasi. Ia menggambarkan diri sebagai orang luar yang sama sekali tidak menyebutkan hubungannya dengan Kaisar Naga, hanya mengatakan bahwa cincin darah naga ini ditemukannya saat memanfaatkan kekacauan.
Setelah mendengar semuanya, Xiangyin menghela napas pelan: "Bahkan Kaisar Naga pun gagal dalam kenaikan levelnya? Tidakkah ada sedikit pun vitalitas tersisa?"
"Kakak, apakah Kakak juga akan naik ke level semi-dewa?" Tanya Han Sen yang mulai merasa lega melihat Xiangyin tidak menunjukkan permusuhan, bertanya dengan sikap akrab.
Xiangyin mengangguk perlahan sambil menatap buah-buah ubur-ubur yang memenuhi pohon: "Saat bunga-bunga mekar, itulah momen takdir langit."
"Bunga? Bukankah ini semua buah ubur-ubur?" Han Sen terlihat terkejut.
Xiangyin tersenyum ringan: "Siapa yang bilang ini buah? Ini hanyalah bunga dari Pohon Bumi. Buahnya belum terbentuk, tapi sudah hampir waktunya."
Han Sen melihat Xiang Yin sepertinya tidak ambil pusing, bertanya dengan heran: "Kak, di sini ada begitu banyak makhluk mengerikan, kalau kakak naik level di sini, tidak takut mereka mengacau?"
Xiang Yin melirik makhluk-makhluk mutan itu: "Kalau aku sukses, mereka cuma debu. Kalau gagal, tubuh ini memang sudah tidak berguna, biarlah jadi milik mereka."
Han Sen langsung panik. Tiba-tiba dia paham, ternyata sebagian besar makhluk mengerikan di sini sama sekali tidak menunggu buah pohon tanah, melainkan hasil kenaikan level Xiang Yin.
Jika Xiang Yin gagal naik level, maka dagingnya akan menjadi harta genetik yang jauh lebih berharga daripada buah pohon tanah.
Soalnya saat proses kenaikan level, gen akan menerima tenaga pembaptisan dari Perlindungan Keempat. Sekalipun gagal, daging Xiang Yin tetap mengandung secuil tenaga genetik Perlindungan Keempat, yang nilainya melebihi buah pohon tanah.
Han Sen tiba-tiba merasa tak bisa berkata-kata, bahkan tak muncul keinginan untuk merebut. Memikirkan gadis secantik ini harus menghadapi bencana hidup-mati, meski berbeda ras, hatinya tetap bergetar.
Tentu saja, terutama karena Han Sen sadar dirinya bukan tandingan Xiang Yin. Petarung yang bisa menembus jalan semi-dewa seperti ini jelas makhluk tingkat Kaisar, apalagi yang telah membuka 10 kunci gen.
"Langka ada yang menemani bicara sebelum aku menembus jalan semi-dewa. Benda ini kuberikan sebagai kenang-kenangan." Kata Xiang Yin sambil mengeluarkan objek aneh dari tangan halusnya.
Benda itu terbuat dari tulang berbentuk elips, dengan bukaan di puncaknya dan beberapa lubang bundar di permukaan, terlihat sangat indah dan bernuansa kuno.
Meski tak tahu alat musik apa ini, Han Sen merasakan energi mengerikan yang tak kalah dengan bulu Phoenix yang pernah ditemukannya.
Hatinya dipenuhi kegembiraan luar biasa, sambil berkata "Bagaimana bisa menerima ini", namun tangannya yang sangat jujur langsung meraih dan mengambil alat musik tulang berbentuk aneh itu.
Xiangyin tersenyum tipis: "Ini adalah Gu Xun, terbuat dari tulang rusuk alami bawaan lahirku, bisa dibilang benda suci yang cukup menarik. Jika kali ini kenaikan level gagal, setidaknya ini menjadi secuil bukti nyata bahwa aku pernah ada di dunia ini."
"Mana mungkin, Kakak pasti bisa sukses naik level." Han Sen buru-buru menyahut.
Namun Han Sen juga merasa terkejut. Awalnya ia mengira Delapan Jenderal Iblis semuanya adalah makhluk roh, tapi dari penjelasan Xiangyin bahwa Gu Xun adalah benda suci yang terlahir dari tulang rusuknya, berarti dia bukan makhluk roh melainkan Makhluk Dewa Super berbentuk mirip manusia.
Benda suci hanya bisa dilahirkan oleh makhluk mutan. Makhluk roh sendiri tidak memiliki fungsi ini, mereka umumnya menggunakan benih gen dan harta genetik yang ditanam.
Han Sen tidak memiliki prasangka terhadap makhluk mutan. Dia juga memelihara banyak makhluk mutan seperti Si Perak Kecil dan kawan-kawannya, memperlakukan mereka layaknya teman dekat.
Apalagi penampilan Xiang Yin hampir identik dengan manusia biasa, ditambah kecantikannya yang memesona. Sulit baginya memandangnya sebagai makhluk mutan. Terlebih Xiang Yin tidak menunjukkan permusuhan, bahkan memberikannya gu xun yang berharga ini, membuat Han Sen semakin tak sanggup menganggapnya sebagai musuh.
Senyuman tiba-tiba mengembang di bibir Xiang Yin. Sebelum sempat berkata-kata, ribuan bunga ubur-ubur di pohon tiba-tiba berkilauan lalu melepaskan diri dari ranting-rantingnya.
Namun alih-alih berguguran seperti bunga biasa, mereka justru mengambang di udara dengan tubuh transparan yang mengembang-mengempis, persis seperti ubur-ubur sesungguhnya yang sedang berenang di lautan.
Seluruh ruang bawah tanah yang luas dipenuhi tarian gemulai ubur-ubur transparan yang berkilauan. Pemandangan ajaib ini bagai mimpi yang nyata sekaligus ilusi.
Tapi para makhluk mutan itu sama sekali tidak memperhatikan bunga ubur-ubur yang berkilauan nan indah itu. Sorot mata mereka terkunci mati pada bagian tengah Pohon Dimu.
Han Sen mengikuti arah pandangan mereka. Di bagian tengah batang Pohon Dimu, terdapat lubang pohon yang mulai memancarkan kilauan misterius. Cahaya itu semakin terang benderang, memancarkan vitalitas tak terhingga dari dalamnya.
Seiring cahaya dalam lubang pohon yang semakin intens, bagaikan sang surya yang terbit di jantung Pohon Dimu, bunga-bunga ubur-ubur yang beterbangan itu seperti ngengat yang tertarik api, berduyun-duyun menghambur ke arah lubang yang bercahaya bak matahari.
