Setelah berbagai percobaan, Han Sen akhirnya mengkonfirmasi dugaan: Tato sihir Kalajengking Berduri memang bisa menyisipkan racun dalam tenaganya.
Racun ini memiliki efek korosi yang kuat. Namun efek korosif baru bekerja setelah kontak dengan darah, mencemari aliran darah lawan dan mengubahnya menjadi zat korosif yang menggerogoti organ dalam tubuh musuh.
Racun yang sangat licik. Dengan racun ini, selama bisa melukai musuh, racun akan menyebar ke seluruh tubuh musuh melalui aliran darah. Jika kemampuan bertahan racunnya tidak kuat, pada dasarnya sudah menjadi mayat.
Han Sen justru menyukai roh binatang tato sihir ini. Namun kemampuan ini sepertinya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kemampuan Kaisar Siluman Kalajengking. Han Sen tidak tahu perubahan apa yang akan terjadi dari penggabungan dua roh binatang, juga tidak tahu apakah perubahan ini mengarah ke hal baik. Sehingga seketika itu ia pun ragu-ragu mengambil keputusan.
Setelah berpikir panjang, Han Sen memutuskan untuk menunda dulu. Akan dilihat apakah masih bisa menemukan roh binatang kalajengking lain yang cocok. Jika tidak ada pilihan lain, maka akan menggunakan Batu Permata Roh Binatang untuk mengembangkan Roh Binatang Kalajengking Berduri Beracun ini.
Kembali ke Tempat Perlindungan, memerintahkan Nyonya Sekejap untuk terus mengendalikan Tempat Perlindungan Bawah Tanah menyusuri lebih dalam ke Hutan Duri.
Saat tidak ada kegiatan di dalam perlindungan, Han Sen juga mengajarkan Bao'er dan Zero bermain xun. Tapi Bao'er jelas tidak tertarik dengan musik dan alat musik, langsung melempar tulang xun. Untungnya refleks Han Sen cepat, sehingga xun tidak jatuh ke tanah.
Kegemaran terbesar Bao'er adalah "menyayangi" hewan-hewan kecil itu. Beruang putih kecil, Kelinci Raja Mata Merah, burung merah kecil, bahkan Dinosaurus Biru semuanya kena racunnya. Setiap hari mereka dikejar-kejar sampai berantakan.
"Semoga anakku nanti tidak segila ini." Han Sen berpikir dengan pasrah.
Ratu berlatih sangat giat. Bahkan saat tidak ada kesempatan berburu, dia tetap mempelajari teknik gen super nuklir di dalam perlindungan. Ketekunannya membuat Han Sen sampai curiga jangan-jangan dia ini robot cerdas.
Kecurigaan Han Sen ini punya alasan penting lain.
Postur tubuh Ratu benar-benar sempurna sampai-sampai tidak bisa protes. Saat berolahraga, orbit goyangan sepasang payudara montoknya secara sempurna menafsirkan arti "besar, tegap, dan bergoyang", sepenuhnya melawan hukum fisika, persis seperti robot cerdas sempurna yang dirancang berdasarkan idealisme.
Selain itu, Ratu hampir bisa mempertahankan satu ekspresi wajah yang sama selama 24 jam penuh. Bahkan saat tidur pun ekspresinya tetap sama persis, membuatnya terlihat seperti mesin otomatis belaka.
Zero jauh lebih lembut. Tidak hanya bisa memasak dan membersihkan asrama, ia juga rutin memijat bahu Han Sen. Sayangnya, dialog dengannya terlalu singkat sehingga Han Sen sering merasa seperti sedang berbicara sendiri.
Nyonya Sekejap memperlakukan Han Sen seperti musuh bebuyutan. Ucapannya selalu dingin menusuk, atau lebih memilih untuk sama sekali tidak berkomunikasi.
"Yanran di rumahkulah yang paling normal." Han Sen teringat kembali kebaikan Yanran.
Tempat Perlindungan Bawah Tanah telah berpindah selama lima hari, akhirnya tiba di posisi yang dilihat Nyonya Sekejap melihat makhluk Dewa Super tersebut.
Han Sen keluar dari tempat perlindungan di bawah petunjuk Nyonya Sekejap, tapi tidak melihat makhluk Dewa Super tersebut, hanya menemukan banyak sarang semut yang telah dikosongkan.
Di hutan duri di sekitarnya terdapat banyak gundukan tanah yang menyerupai bukit kecil, itu jelas bukan bukit tanah kecil asli, melainkan sarang semut mutan spesies tertentu.
Setelah berkeliling asal-asalan di sekitar, Han Sen melihat belasan sarang semut jenis itu, hanya saja saat ini semuanya telah dibongkar, dan tidak ada semut yang terlihat merangkak keluar.
“Sepertinya makhluk Dewa Super itu telah memakan habis semua semut di sini, mari kita cari tempat yang lebih jauh.” Han Sen membawa Nyonya Sekejap melanjutkan perjalanan ke depan.
Di sini juga tidak ada jalur khusus, hanya memilih area dengan semak duri lebih sedikit. Meski sesekali terlihat gundukan tanah mirip sarang semut, tapi bahkan satu semut pun tak terlihat, membuat Han Sen agak terkejut di dalam hati.
"Nafsu makannya anggota ini luar biasa besar. Seluruh sarang semut dalam radius puluhan kilometer sekitar sini sudah dijarah habis olehnya." Han Sen mengomentari sebuah sarang semut dengan lubang besar yang terkoyak.
"Mungkin tak hanya sarang semut." Nyonya Sekejap menatap ke arah lain sambil berkata.
Han Sen memutar badan. Di antara sulur-sulur duri raksasa, tergantung sarang lebah oval setinggi tiga lantai.
Tapi saat ini banyak bagian sarang lebah itu yang telah dirobek, kerusakannya terlihat parah. Tak ada tanda-tanda aktivitas lebah mutan di sekitar sana.
Han Sen mendekati sarang lebah yang rusak itu dan memeriksanya. Cara kerusakannya terlihat mirip dengan sarang semut, sangat mungkin merupakan hasil karya makhluk yang sama.
Di dalam sarang lebah, Han Sen mencium aroma manis yang harum. Saat mengintip ke dalam, ia menemukan cairan beraroma lezat yang jelas-jelas adalah madu.
Namun madu di sini hanya tersisa bercak-bercak lengket di dinding sarang. Sebagian besar telah dilahap oleh sesuatu - kemungkinan besar Makhluk Dewa Super itu.
Setelah menjelajahi sekitar, mereka menemukan beberapa sarang lebah serupa. Semuanya menunjukkan pola yang sama: lebahnya hilang, madunya raib, bahkan seekor lebah mutan pun tak terlihat.
"Makhluk ini benar-benar rakus! Semut dan lebah dalam radius puluhan kilometer semuanya telah dimakannya." Han Sen mengerutkan kening saat menemukan sarang lebah kosong lainnya.
"Mungkin dia akan melahirkan." Nyonya Sekejap tiba-tiba berkata, kilasan aneh terlihat di pupil matanya.
Han Sen mengangguk pelan, dia juga memiliki niat seperti ini. Jika makhluk super dewa makan dalam jumlah besar, kemungkinan besar sedang mempersiapkan kelahiran keturunan. Pengalaman seperti ini pernah dia saksikan sebelumnya.
"Hari ini cukup sampai di sini. Jika dilanjutkan, cakupannya akan terlalu besar. Mari kita kembali merencanakan strategi, besok kembali mencari dia pun tidak terlambat."
Setelah berkata demikian, Han Sen bersiap berjalan mundur. Mengingat ini adalah hutan duri yang penuh keanehan, dia tidak berani terlalu jauh dari Tempat Perlindungan Bawah Tanah agar terhindar dari insiden tak terduga.
Setelah berjalan mundur beberapa puluh meter, tiba-tiba Han Sen melihat sesuatu merangkak di semak duri depan.
Memusatkan pandangannya, terlihat makhluk kecil mirip trenggiling sepanjang dua kaki dengan tubuh hijau tua, sedang mengibas-ngibaskan ekor sambil merayap keluar dari belukar duri.
Sikap liciknya terlihat seperti sedang mencari sesuatu.
Han Sen melihat makhluk kecil itu dengan gembira. Meski tubuhnya kecil, aura yang terpancar sangat mengerikan, kemungkinan besar ini adalah Makhluk Dewa Super.
"Inikah Makhluk Dewa Super yang kamu maksud?" Han Sen menoleh ke Nyonya Sekejap.
Nyonya Sekejap mengangguk lalu menggeleng: "Penampakannya mirip, tapi yang ini jauh lebih kecil."
Han Sen hendak berkata lagi, tiba-tiba melihat makhluk itu menyelinap masuk ke lubang tanah dan langsung menghilang.
Han Sen langsung menyesal tidak segera bertindak tadi. Jika makhluk itu tidak muncul lagi, mustahil mengejarnya ke bawah tanah.
Saat Han Sen sedang kesal, tiba-tiba makhluk licik itu muncul lagi dengan sesuatu di mulutnya.
