Setelah meninggalkan tempat tinggal Zhang Yuchen, Han Sen langsung menuju ke tempat tes.
Menurut Zhang Yuchen, makhluk mutan dari luar yang tidak memiliki teknik transformasi tubuh hanya boleh berhenti di alam Shudong selama tiga hari. Meski tubuh tidak akan membesar setelah tiga hari, tetapi jika berlama-lama di sini akan menyebabkan kerusakan fisik.
Tiga hari kemudian, asalkan meninggalkan dunia lubang pohon, khasiat kenari akan hilang. Begitu keluar pintu, wujud asli akan dipulihkan secara otomatis.
Han Sen memperkirakan dirinya seharusnya sama dengan para makhluk mutan itu. Karena itu, dia ingin memanfaatkan waktu untuk melakukan sesuatu sambil mengevaluasi situasi di sini.
Konon, begitu berhasil menaklukkan satu lapisan, akan dikirimkan setetes air kehidupan. Han Sen berencana mencoba menaklukkan lapisan tersebut dulu.
Kembali ke pintu masuk lapisan kedua, Han Sen menunggu sebentar. Tak ada makhluk mutan lain yang datang untuk tes, barulah dia mendekat.
"Manusia baru?" Makhluk roh penjaga itu menyapu seluruh tubuh Han Sen dengan tatapannya.
"Benar." Jawab Han Sen langsung.
Sang makhluk roh tak banyak bertanya setelah tahu identitasnya. Dia menunjuk perisai bundar yang tergantung di tembok: "Dalam sepuluh tarikan napas, jika kau bisa menghancurkannya, berarti lolos tes."
Han Sen tertegun sejenak: "Tesnya tidak perlu bertarung dengan kalian?"
Makhluk roh itu berkata dengan penuh cibir: "Kamu manusia yang baru datang, tidak tahu mana langit mana bumi, ternyata berkhayal ingin masuk ke lapisan atas. Jika aku memukulmu, satu pukulan saja sudah bisa membuatmu mati. Itu memang tidak diizinkan oleh Sang Kaisar. Kali ini kamu boleh memukul perisai, kalau datang lagi lain kali, tidak akan ada hal semudah ini lagi."
Barulah Han Sen tersadar, ini adalah bagi yang pertama kali mengikuti tes. Terlihat jelas Kaisar Changsheng memang sangat kekurangan personel, kalau tidak tentu tidak akan ada aturan seperti ini.
"Jangan!" Han Sen baru saja ingin memukul perisai itu, tiba-tiba Zhang Yuchen yang masih tertatih-tatih berlari mendekat dengan wajah gelisah berusaha menghentikannya.
"Kenapa kamu datang?" Han Sen memandangi Zhang Yuchen yang cedera kakinya belum sembuh dengan ekspresi terkejut.
Zhang Yuchen berseru penuh ketidaksabaran: "Aku melihatmu menuju ke sini, langsung tahu kamu akan datang ke tempat ini. Kesempatan untuk menguji perisai dan masuk ke lantai dua hanya ada sekali, itu juga peluang termudah. Kamu harus benar-benar yakin baru boleh ikut tes. Kalau gagal sekarang, lain kali tes akan jauh lebih sulit. Jangan gegabah!"
Han Sen hendak membalas, makhluk roh penjaga gerbang itu menyindir: "Tes sudah dimulai. Masih tersisa tujuh napas."
Zhang Yuchen langsung membeku, penuh penyesalan: "Habislah. Melewatkan kesempatan ini, entah sampai kapan kamu bisa masuk lantai dua."
"Lima napas..." Makhluk roh itu memandangi Han Sen dengan ekspresi ambigu, seolah permainan ini memberinya kebahagiaan luar biasa.
Han Sen menepuk bahu Zhang Yuchen: "Terima kasih sudah buru-buru memberitahuku."
"Aku tetap terlambat satu langkah," Zhang Yuchen tersenyum pahit.
"Belum tentu. Akan kucoba dulu." Setelah berkata demikian, Han Sen berjalan menuju perisai.
"Masih tiga nafas." Makhluk roh itu terus menghitung waktu sambil memicingkan matanya melihat Han Sen yang baru sampai di depan perisai.
Han Sen tidak terburu-buru, berjalan dengan tenang mendekati perisai bundar.
"Tinggal dua nafas lagi. Kalau masih berlambat-lambat, mungkin bahkan kesempatan memukul sekali pun tak akan kau dapat." Makhluk roh itu mencibirkan bibir.
Zhang Yuchen merasa menyesal, seharusnya tidak banyak bicara sehingga Han Sen bisa lebih banyak memukul beberapa kali.
Han Sen tersenyum, mengangkat tangannya lalu mengetuk perisai itu seperti sedang mengetuk pintu.
Dor!
Perisai bundar itu langsung meledak berkeping-keping.
Makhluk roh dan Zhang Yuchen sama-sama tertegun, hampir tidak percaya dengan mata mereka sendiri. Sang makhluk roh bahkan mengerutkan kening: "Apa perisainya sudah rusak karena terlalu lama disimpan?"
Han Sen menoleh ke Zhang Yuchen: "Saudara Yuchen, pulanglah dulu beristirahat. Tunggu saya mencari Air Kehidupan, nanti akan saya berikan sebagian untuk membantumu masuk ke Lapisan Atas."
Zhang Yuchen menggelengkan kepala dengan senyum pahit, lalu berbalik dan pergi tertatih-tatih.
Han Lin tertegun sejenak. Orang ini Zhang Yuchen memang aneh. Tadi dia begitu terburu-buru datang melapor, sekarang setelah Han Sen berhasil melewati rintangan, malah pergi tanpa sepatah kata pun.
Sekarang tak sempat bertanya detail. Han Sen berniat akan mencari Zhang Yuchen untuk diskusi mendalam setelah kembali.
"Bolehkah saya naik sekarang?" Han Sen menunjuk tangga kayu ke lapisan atas sambil bertanya pada makhluk roh itu.
"Naiklah." Ekspresi makhluk roh itu tampak tidak senang, tapi tak mempersulit Han Sen. Rupanya Kaisar Changsheng menerapkan disiplin sangat ketat. Meski makhluk itu tak menyukai Han Sen, dia takkan sengaja membuat masalah.
"Di mana saya harus mengambil setetes air kehidupan saya?" tanya Han Sen.
Makhluk roh itu dengan geram melempar sebuah botol kecil ke arah Han Sen, lalu sama sekali tak mengacuhkannya lagi.
Han Sen menangkap botol kecil itu. Terlihat terbuat dari kayu, saat dibuka terlihat setetes cairan keemasan seperti madu di dalamnya, masih mengeluarkan aura harum yang semerbak.
Menutup tutup botol dan menyimpannya, Han Sen naik ke tangga kayu dan melewati saluran spiral.
Lapisan atas sebenarnya tidak memiliki perbedaan mendasar dengan lapisan bawah. Masih ada bangunan-bangunan yang sama, berbagai makhluk mutan dan roh berkeliaran di sini.
Baru saja Han Sen keluar dari saluran, seorang makhluk roh menunjuk ke suatu arah dan berkata: "Berdiri di sana dan tunggu, nanti ada roh yang akan membawamu bekerja."
Han Sen melihat ke arah yang ditunjuk makhluk roh itu. Beberapa makhluk mutan sudah menunggu di sana, mereka yang lolos tes sebelum Han Sen.
Dari Zhang Yuchen, Han Sen telah tahu bahwa semua yang naik ke sini harus bekerja sehari di tempat perlindungan terlebih dahulu.
"Apakah aku bisa melanjutkan tes ke lapisan atas yang lebih tinggi?" tanya Han Sen sambil menatap makhluk roh itu.
"Kamu mau lanjut ikut tes tentu boleh, tapi tunggu setelah pekerjaan selesai." Makhluk roh itu berkata dengan ekspresi datar, lalu tak menghiraukan Han Sen lagi.
Han Sen terpaksa pergi berdiri di sebelah makhluk-makhluk mutan itu sambil menunggu. Di sini adalah perlindungan Kaisar, entah berapa banyak petarung tingkat dewa yang ada, dia tak berani bertindak sembarangan.
Tak lama menunggu, setelah terkumpul sejumlah makhluk, seorang makhluk roh membawa Han Sen dan yang lain berjalan ke ujung lain di lantai dua.
Han Sen akhirnya mengerti kenapa harus ada tes seperti itu. Tes itu terutama untuk menguji kekuatan mereka. Tanpa tenaga yang cukup, pekerjaan di sini benar-benar tak bisa ditangani.
Han Sen melihat tumpukan biji kenari yang setinggi gunung di hadapannya, hatinya berdebar-debar diam-diam.
Biji-biji kenari ini ternyata berwarna hitam keunguan, mungkin buah dari pohon kenari ini. Banyak makhluk mutan dipasangi kendali, lalu disuruh menarik penggilingan seperti keledai, menggerus biji kenari itu menjadi serbuk halus.
Batu gilingan itu sangat berat, tanpa tenaga yang cukup mustahil bisa menariknya. Makhluk purba yang lebih lemah saja sudah terlihat kelelahan saat menarik. Jika harus menariknya seharian di sini, benar-benar dibutuhkan stamina fisik dan daya tahan ekstra.
"Manusia baru?" Han Sen ditempatkan di depan sebuah batu gilingan. Di sebelahnya, ternyata ada seorang manusia lain juga sedang menarik batu gilingan. Melihat Han Sen mendekat, pria itu berbisik sambil terus memutar gilingan tanpa berhenti.
