Sambil berjalan, Han Sen berpikir: Qiu Ping tidak punya niat membunuh, kalau tidak, serangan pertama pasti sudah membunuh Zhang Yuchen.
Sepuluh serangan berikutnya, Qiu Ping mengayunkan pedang dengan cepat. Zhang Yuchen dan Cheng Hu tidak bisa melihat jelas, tapi Han Sen paham betul: meski terlihat ganas, setiap tebasan sebenarnya hanya menyentuh tanpa tenaga penuh, sama sekali tidak perlu dihindari.
"20 tahun lebih. Kalau Qiu Ping benar-benar ingin membunuh Zhang Yuchen, apa perlu menunggu perintah pembunuhan?" Han Sen semakin yakin ada yang tidak beres di balik ini.
Tanpa disadari, Han Sen sudah sampai di pintu masuk lantai tiga. Di sini, jumlah makhluk mutan yang sedang diuji jauh lebih sedikit.
"Apa tujuanmu ke sini?" Penjaga roh mutan membentak Han Sen dengan dingin.
"Aku mau ke lapisan atas." Han Sen menunjuk ke arah atas.
Penjaga roh itu juga tidak buang waktu. Cahaya ilahi di tubuhnya mengkristal, berubah menjadi kotoqin kuno di hadapannya. Jarinya mengelus lembut instrumen itu, dan sebuah suku kata langsung melonjak keluar. Suara itu bergemuruh bagai guntur, membuat jantung Zhan Sen berkedut hebat seolah dicambuk di permukaannya.
"Dengarkan satu lagu dariku. Jika masih bisa berjalan, silakan naik sesukamu."
Usai berkata demikian, roh itu menempatkan sepuluh jarinya di atas senar. Alunan musik mengalir deras bagai badai, seakan jutaan cambuk tak kasatmata menyambuk organ dalam Han Sen.
Han Sen hanya berdiri diam memandang roh itu dengan tenang. Dibandingkan dengan Jalan Suara Xiang Yin yang pernah dialaminya, permainan koto roh bangsawan ini di matanya sama sekali tidak sebanding.
Meski Cheng Hu menduga Han Sen mungkin seorang jagoan, dari kejauhan ia tetap merasakan jantungnya berdebar kencang mendengar alunan musik itu.
Cheng Hu yang berada sejauh itu, dan nada kecapi makhluk roh itu pun bukan menargetkannya, sudah merasakan jantungnya seperti hendak terkoyak oleh alunan musik. Apalagi Han Sen berdiri tepat di hadapan kecapi tersebut.
Namun seiring semakin dahsyatnya alunan kecapi, Cheng Hu justru melihat Han Sen hanya berdiri santai, sama sekali tidak bergerak separuh pun. Tak ada tenaga khusus yang terpancar dari tubuhnya, seolah-olah nada-nada melukai paru-paru dan hati itu tidak ada sama sekali.
Setelah lagu berakhir, Han Sen bahkan tidak memandang makhluk roh itu, langsung berjalan menuju saluran ke lantai tiga.
"Jangan-jangan dia bukan orang yang teleportasi acak ke perlindungan?" Cheng Hu terkejut dalam hati. Sudah yakin Han Sen adalah jagoan, hanya entah apakah dia mampu mencapai puncak tertinggi.
Bagaimanapun, di sana adalah tempat bersemayam Sang Kaisar, ditambah banyak Di Ling dan makhluk Dewa Super.
Sebelum kenaikan ke Perlindungan Ketiga di masa lalu, sama sekali tidak pernah terdengar adanya makhluk mengerikan seperti itu. Sekarang setelah mengetahui keberadaan mereka, keputusasaan di hati semakin menjadi-jadi.
Dulu, manusia saja berburu makhluk darah ilahi sudah sangat sulit, tak disangka di atasnya masih ada makhluk yang lebih menakutkan.
Karena itulah, manusia yang terteleportasi ke Perlindungan Di Ling sama sekali tidak punya harapan untuk kembali ke Alliance.
Han Sen tiba di lantai tiga Shudong. Di sini tidak seperti peraturan ketat antara lantai satu dan dua. Lantai satu ke dua adalah rintangan, melewatinya berarti memiliki kemampuan bekerja untuk Kaisar. Semakin ke atas aturan semakin longgar. Asalkan masuk, bisa memilih sendiri waktu bekerja untuk menukar air kehidupan.
Han Sen tak berhenti, langsung menuju pintu masuk lantai empat. Bukan itu targetnya. Dia harus mencapai lantai lima untuk menemui wanita itu.
Dan hanya di lantai lima, Kaisar Naga mungkin bisa menemukan lokasi Pohon Tianyuan.
Penjaga lantai empat adalah roh keluarga kerajaan. Han Sen langsung menghadapinya: "Aku mau ke lapisan atas."
Roh keluarga kerajaan meliriknya, lalu mengulurkan tangan mengeluarkan selembar kertas putih. Ujung jarinya berkilauan, dengan gesit melukiskan sosok monster di atas kertas.
Detik berikutnya, monster itu mengaum keras. Ternyata ia terbang keluar dari kertas, berubah menjadi monster tinta yang tubuhnya membengkak sebesar gajah raksasa. Mulut menganga berdarahnya langsung menyambar ke arah Han Sen.
Di tempat gelap tak jauh dari pintu masuk lantai empat, Qiu Ping mengawasi Han Sen dengan pandangan rumit.
"Benarkah dia bisa ke lantai lima? Mampukah manusia memiliki kemampuan seperti itu?" Hati Qiu Ping tak tenang. Ia sangat berharap Han Sen berhasil, tapi tak berani terlalu banyak berharap.
Dulu ia menganggap kenaikan Gen Tuhan penuh sudah luar biasa. Tapi setelah tiba di Perlindungan Di Ling, barulah ia sadar: kenaikan Gen Tuhan penuh itu BUKAN APA-APA!
Para Di Ling dan Makhluk Dewa Super itu dengan mudah bisa membunuh banyak, manusia bahkan tidak layak untuk bersaing dengan mereka, dasar yang dimiliki tidak berada di tingkatan yang sama.
Meskipun sekarang dia memiliki empat gen dasar, purba, bermutasi, dan darah suci dalam kondisi penuh, bahkan telah membuka delapan kunci gen, sebagai pejuang tingkat tertinggi di antara manusia, tapi di hadapan Makhluk Dewa Super dan Di Ling, tetap lemah seperti semut yang mudah dihancurkan.
Qiu Ping melihat ada sesuatu yang berbeda pada Han Sen, tapi dia tak berharap Han Sen benar-benar bisa mengalahkan Kaisar Kelima.
Evolusioner manusia terakhir yang datang ke Sanctuary Panjang adalah empat tahun lalu. Situasi Alliance empat tahun lalu masih dia ingat, sangat sulit membayangkan dalam empat tahun ada Evolusioner manusia yang bisa menyaingi Di Ling.
Tubuh Han Sen memancarkan kemerahan aneh, Hidup Darah Sutra Saraf telah mengaktifkan lapisan kedelapan. Satu pukulan menghantam ubun-ubun Makhluk Tinta itu, langsung menghancurkan kepala makhluk tersebut.
Pupil roh keluarga kerajaan memancarkan kilasan aneh, namun jarinya terus menggores kertas tanpa henti dengan gesit.
Makhluk Tinta dengan berbagai bentuk terlempar dari kertas - monster mengerikan, burung pemangsa ganas, makhluk mirip manusia, hingga serangga aneh.
Dari ujung jari roh bangsawan itu, beragam makhluk abnormal bermunculan dari lembaran kertas, menerjang Han Sen bagai gerombolan.
Han Sen menarik napas dalam, posturnya meliuk bak pohon willow tertiup angin di antara gerombolan Makhluk Tinta, tinju berdarahnya menghujam berulang kali.
Melintasi ribuan bunga tanpa satupun daun menempel.
Tak satupun cakar Makhluk Tinta menyentuhnya, namun setiap pukulannya menghancurkan satu makhluk, membuat tubuh mereka mekar bagai bunga tinta.
“Teknik gerak yang hebat! Tenaga yang luar biasa! Tapi jika cuma segini, mungkin masih belum cukup untuk naik ke Lantai Kelima.” Qiu Ping diam-diam mengamati Han Sen sambil mengerutkan kening berpikir.
Dor!
Setelah menghancurkan satu makhluk tinta lagi, Han Sen sudah berdiri tepat di hadapan roh keluarga kerajaan itu. Langsung ia menghantamkan tinjunya ke wajah sang bangsawan.
Wajah roh bangsawan itu dipenuhi kepanikan. Jarinya menari-nari, seekor kura-kura tinta menerobos keluar dari kertas dan menjadi perisai di depannya.
Boom!
Han Sen menembus cangkang kura-kura itu, tinjunya terus melaju dan mendarat di tubuh sang bangsawan. Seketika tubuh itu terlempar hingga menabrak tembok.
Para roh dan makhluk mutan di sekitar memandang ke arah ini dengan tatapan aneh. Tapi Han Sen acuh saja, langsung berjalan menuju saluran ke lapisan empat.
Han Sen tahu dari Kaisar Naga bahwa Kaisar Surga ingin membudidayakan Pohon Surga baru. Sekarang pasti membutuhkan banyak personel, terutama personel dengan kekuatan yang luar biasa—semakin banyak semakin baik. Semakin kuat penampilan Han Sen, semakin besar kemungkinannya untuk mendekati Kaisar Surga, atau tepatnya mendekati Pohon Surga baru itu.
Ini semua adalah bagian dari rencana Han Sen dan Kaisar Naga.
