Han Sen terbang semakin cepat ke arah Pohon Tianyuan. Meski sadar tak mampu mencegah kebangkitan pohon itu, siapa tahu bisa mendapatkan keuntungan. Mungkin ada kesempatan memenggal sembilan kepala naga dan Makhluk Dewa Super lainnya, bahkan bersaing dengan Kaisar Langit merebut Esensi Gen Kehidupan mereka.
Pohon Tianyuan kini telah membesar tak terkira. Seiring pertumbuhan batangnya yang cepat, kulit pohon merah-hitam di tubuhnya mulai retak-retak, seperti ular yang berganti kulit. Kulit-kulit itu terkelupas dari tubuh pohon tersebut.
Banyak retakan muncul di batang pohon, dan dari retakan-retakan itu, banyak makhluk mutan berhasil kabur.
Seiring membesarnya Pohon Tianyuan, makhluk-makhluk mutan itu kembali ke ukuran semula. Ada hewan seperti singa dan harimau, makhluk raksasa sebesar Titan, serta berbagai burung terbang dan hewan bersayap. Rombongan besar makhluk mutan muncul bergegas dari retakan-retakan di Pohon Tianyuan.
Tapi saat mereka kabur, daging di tubuh mereka sudah banyak yang terkoyak. Dari darah muncul sulur-sulur yang melilit tubuh mereka, merobek raga hingga darah menyemprot ke mana-mana. Banyak hewan terbang jatuh dari langit, menjerit-jerit dalam lilitan sulur sebelum akhirnya tubuh mereka tercabik-cabik menjadi potongan daging berdarah, berubah menjadi pupuk.
Akar-akar sebesar naga menembus tanah, menyedot semua pupuk dan energi vital yang keluar dari tubuh mereka sampai tak tersisa.
Retakan di batang pohon perlahan menutup. Banyak makhluk mutan yang terjebak di celah-celah itu, tubuh remuk tertindih, darah menyembur dan tulang remuk. Batang pohon raksasa itu kini dipenuhi makhluk-makhluk berdarah-darah yang terlihat mengerikan bukan main.
Masih banyak makhluk mutan yang tidak sempat mencapai retakan. Mereka menjerit keras sambil meronta-ronta ingin merangkak ke celah, namun tumbuhan rambat tiba-tiba menembus tubuh mereka, merobek daging dan membuat raga tak berdaya. Mereka hanya bisa menyaksikan retakan itu menyatu, akhirnya mengurung semua di dalam Shudong.
Area sekitarnya sudah seperti pemandangan Neraka. Han Sen merasa ngeri sedang ragu-ragu apakah akan menerobos masuk, tiba-tiba melihat aliran sinar mendekatinya.
Diperhatikan lebih dalam, aliran sinar itu ternyata Qing Jun. Namun energi vital di tubuhnya terus menguap, sementara tunas-tunas hijau bermunculan dari raganya, terlihat sangat mengerikan.
"Keluarkan Botol Jueqing!" teriak Qing Jun yang situasinya sangat tidak beres. Bahkan terbangnya pun tidak stabil, mendarat miring di hadapan Han Sen sambil berteriak.
“Botol Tanpa Kasih apa?” Han Sen tertegun sejenak, tapi langsung menyadari dan mengeluarkan botol kecil berkilauan seperti giok tak bernoda itu.
Qing Jun menatap Han Sen dengan raut wajah rumit, kemudian dengan tekad baja di wajahnya, mengatupkan gigi dan berlutut dengan satu lutut di hadapan Han Sen. Tangan kanannya menempel di dada, ia menunduk dan bersumpah: "Qing Jun bersedia mengikuti Tuan hingga keabadian, seumur hidup takkan berkhianat."
Saat itu, di dahinya tiba-tiba muncul Batu Jiwa. Han Sen yang melihatnya langsung terkejut sekaligus girang, tak mengerti drama apa yang sedang dimainkan Qing Jun ini. Ternyata Qing Jun aktif menyerahkan diri padanya.
Tapi Han Sen tentu takkan melewatkan kesempatan emas seperti ini. Ia mengulurkan tangan dan menekan Batu Jiwa Qing Jun. Seketika cahaya berkilauan memancar dari batu itu, membentuk cetak cap Han Sen, lalu menyatu kembali dengan tubuh Qing Jun menjadi satu kesatuan.
Qing Jun menjadi makhluk roh Han Sen, tapi tunas hijau di tubuhnya tidak bisa dihilangkan. Malah semakin cepat menyembur keluar, membuat luka-lukanya bertambah banyak. Darah terus mengalir deras mengikuti tunas hijau yang bermunculan.
"Cepat buka Botol Jueqing, biarkan aku masuk!" teriak Qing Jun pada Han Sen.
"Bagaimana cara membukanya?" tanya Han Sen sambil buru-buru memegang Botol Jueqing.
Sebelumnya saat mendapatkan botol ini, dia sudah mencoba mempelajarinya. Mulut botol tertutup rapat, berbagai metode sudah dicoba namun gagal terbuka. Itu sebabnya dia heran mengapa Qing Jun memberikan botol ini, sama sekali tidak mengerti fungsinya.
Tapi kini dengan konsentrasi penuh Han Sen, mulut Botol Jueqing tiba-tiba terbuka sendiri.
Han Sen langsung paham, Botol Jueqing ini ternyata harus menyelesaikan kontrak dengan Qing Jun dulu baru bisa digunakan.
Begitu botol terbuka, tubuh Qing Jun berubah menjadi aliran sinar dan menyelinap masuk ke dalam Botol Jueqing.
Saat Han Sen sedang bingung apa gunanya Qing Jun melakukan ini, tiba-tiba muncul lagi aliran sinar yang terhuyung-huyung terbang mendekat, ternyata itu adalah Shui Mei Yao Ling.
Di dalam tubuh Shui Mei Yao Ling juga tumbuh banyak tunas hijau. Raga transparannya memungkinkan kita melihat jelas bagaimana tunas-tunas itu tumbuh di dalam tubuhnya.
Tubuh cairnya terus-menerus menguap seperti air mendidih yang direbus. Jika terus begini, mungkin tak lama lagi seluruh raganya akan habis menguap.
Shui Mei Yao Ling hanya berteriak "selamatkan aku", lalu berubah menjadi aliran air yang menerjang masuk ke dalam botol Jue Qing yang masih terbuka.
Han Sen mengintip ke dalam botol dan menemukan Qing Jun bersama Shui Mei Yao Ling di dalamnya. Tunas hijau di tubuh mereka sudah berhenti tumbuh, dan vitalitas mereka juga tak lagi menguap keluar.
Han Sen berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Botol Jueqing ini entah benda pusaka apa, ternyata bisa mengisolasi tarikan kuat dari Pohon Tianyuan.
"Han Sen! Selamatkan aku!" Baru saja Han Sen melirik, terdengar teriakan dari arah Pohon Tianyuan memanggil namanya.
Diperhatikan lebih dalam, terlihat segerombol tumbuhan rambat hijau terbang di langit. Baru terbang beberapa meter, tiba-tiba terjatuh ke tanah. Samar-samar terlihat tumpukan tulang putih di balik tumbuhan itu - ternyata Kaisar Tulang Membusuk.
Han Sen ragu sejenak, lalu terbang mendekati Kaisar Tulang Membusuk. Mendarat di hadapannya, ia mengarahkan botol Jueqing sambil berkata: "Bisakah kau masuk sendiri?"
Kaisar Tulang Membusuk langsung berusaha melompat, menyergap masuk ke dalam botol Jueqing.
Dentuman amarah bergema di sekeliling. Seekor monster berkepala sembilan menggeliat sambil meraung-raung di udara, sepertinya juga ingin terbang mendekati Han Sen.
Tapi sebelum sempat terbang ke sini, tumbuhan rambat itu sudah merobek tubuhnya. Darah mengalir deras bagai air terjun dari langit. Satu per satu kepala naga terputus dan berjatuhan. Sekejap mata, makhluk dewa super yang perkasa itu pun runtuh. Seluruh energi vitalnya menyebar ke Pohon Tianyuan.
Setelah mayat dan dagingnya jatuh ke tanah, segera dililit akar-akar besar Pohon Tianyuan, lalu langsung ditarik ke dalam bumi.
Han Sen berteriak dalam hati "Sayang sekali!", sekejap kemudian melihat binatang bermata hantu itu diganggu tumbuhan rambat, tubuhnya hampir robek. Cepat-cepat terbang mendekat sambil bersiap mencabut Pedang Suci Phoenix untuk menghancurkannya.
Tapi siapa sangka, melihat Han Sen terbang mendekat, binatang itu melompat sekuat tenaga. Ternyata juga menyambar masuk ke dalam Botol Jueqing.
“Gila, aku kan cuma mau cari keuntungan, kok pada inisiatif sendiri masuk ke Botol Tanpa Ampun?” Han Sen merasa sedikit frustasi. Tapi setelah mereka masuk ke dalam Botol Tanpa Ampun, sepertinya sudah berada di bawah kendali botol tersebut. Tanpa izin Han Sen, mereka akan sulit keluar lagi. Ini justru membuat Han Sen merasa senang.
Setelah Mata Hantu masuk, Han Sen mendengar suara gemuruh dari bumi. Seorang Raksasa Batu berlari kencang dengan tubuhnya yang sudah dibelit akar-akar pohon langit. Namun tubuhnya tampak sangat kuat, akar-akar itu masih kesulitan merobeknya dalam waktu dekat.
Tanpa kejutan, begitu Raksasa Batu itu sampai di depan Han Sen, dia langsung melompat tinggi dan menyelusup masuk ke dalam Botol Tanpa Ampun.
