Han Sen hampir tak menahan kegembiraannya: "Ayo, ayo, kalian bisa datangi aku lebih banyak lagi. Nanti aku bisa membentuk legiun sendiri!"
Di langit, seekor Burung Neraka mengeluarkan api mengerikan yang hampir membakar separuh langit menjadi hitam, namun sama sekali tak berguna terhadap tunas-tunas hijau yang menyelinap keluar dari tubuhnya.
Tunas hijau ini telah berkembang terlalu lama di dalam tubuhnya, menggunakan fisik dan tenaganya sebagai tanah untuk tumbuh. Bagaimana mungkin mereka takut pada kekuatan mereka sendiri?
Dalam kobaran api hitam, tunas-tunas hijau terbahak-bahak menyelinap keluar. Api-api itu membuat mereka semakin gembira mengayunkan dengan garang, merobek fisik Burung Neraka.
Burung Neraka mengeluarkan jeritan memilukan sambil terbang mendekati Han Sen. Sebelum sampai di hadapannya, tubuhnya sudah tercabik-cabik. Daging, darah, dan bulu berhamburan di akar Pohon Tianyuan, segera menjadi pupuk bagi pohon tersebut.
Hampir bersamaan, Han Sen melihat di bekas pintu masuk Pohon Tianyuan, seekor makhluk berbentuk bunga raksasa terkoyak, roh binatang suci berceceran di tanah.
Makhluk Dewa Super lainnya bahkan tidak sempat menunggu Han Sen menyelamatkan, sudah menjadi pupuk bagi Pohon Tianyuan.
"Yinggui? Di mana Yinggui?" Seru Han Sen sambil terbang menuju arah Pohon Tianyuan sambil memindai sekeliling, masih terlalu banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Yinggui.
Seluruh hutan kenari telah berubah menjadi neraka abyss, tanah retak dengan akar-akar pohon mencuat seperti naga, darah jutaan makhluk mutan dan roh tercecer, warna kemerahan ada di mana-mana.
Han Sen yang tidak melihat Yinggui, sambil menerjang ke arah Pohon Tianyuan sambil bertanya pada Kaisar Qingjun dalam Botol Terlalu Keras: "Di mana Yinggui? Kenapa dia tidak keluar bersamamu?"
"Kami terpisah saat kabur. Seharusnya dia ikut keluar, entah kenapa tidak terlihat." Kaisar Qingjun juga tidak tahu lokasi Yinggui.
Han Sen bertanya lagi pada Sui Mei Yao Ling dan yang lain, tapi tidak ada yang melihat ke mana Yinggui berlari.
Jantung Han Sen berdebar kencang, merasa ada yang tidak beres. Tapi Yinggui yang sudah tahu konspirasi Kaisar Langit, bagaimana mungkin lebih lambat kabur daripada makhluk-makhluk dewa super itu?
Han Sen tiba di depan Pohon Tianyuan, tapi tidak menemukan pintu gerbang yang semestinya ada. Seluruh tubuh pohon ini kini memancarkan vitalitas mengerikan, lubang-lubang di batangnya sepertinya sudah terisi penuh kembali, sama sekali tidak ada celah untuk masuk.
Tiba-tiba terdengar suara jeritan aneh dari langit. Han Sen menengadah ke kanopi Pohon Tianyuan, melihat seekor burung merak keemasan terbang turun dari atas pohon. Di punggungnya duduk sesosok manusia.
Orang itu mengenakan baju zirah emas, rambut pirang lurusnya menjuntai, memakai mahkota kaisar di kepalanya. Seluruh tubuhnya menyebarkan aura mengerikan yang hampir menyamai Xiang Yin di masa lalu.
“Apakah itu Kaisar Langit?” Han Sen menatap tajam pria di atas burung merak, merasa pria itu tampan dengan aura aneh, sama sekali tidak memiliki secuil aura manusia, seolah makhluk suci dari langit.
“Dia brengsek itu.” Suara Kaisar Naga terdengar di telinga Han Sen.
Han Sen masih ingin membantah, namun burung merak emas telah mendarat di hadapannya. Pria yang duduk bersila di punggung merak perlahan membuka mata - matanya juga berwarna keemasan, terlihat agak kosong namun seolah memiliki kedalaman yang menembus zaman.
“Tinggalkan mereka, kau boleh mati tanpa kesakitan.” Kaisar Langit berkata pada Han Sen dengan tenang.
Pandangannya tetap kosong, seolah di matanya Han Sen sama sekali tiada.
Han Sen yang berwatak pelit seperti ayam jantan besi ini, bagaimana mungkin mengembalikan keuntungan yang sudah di tangan? Apalagi mengembalikan pun tetap mati, tanpa basa-basi dia berbalik dan langsung kabur.
Sekarang masih belum terlihat jejak Yinggui, kemungkinan besar dia sudah sangat berisiko. Mungkin dia sudah dikalahkan di dalam Pohon Tianyuan. Tidak ada gunanya melanjutkan pencarian.
Adapun niat untuk bertarung dengan Kaisar Langit, itu hanya sekelebat di otak Han Sen. Jika tidak ada Pohon Tianyuan, dia mungkin bisa mencobanya. Kini dengan kebangkitan Pohon Tianyuan, bermusuhan dengan Kaisar yang tercipta di bawahnya pasti tidak akan mendapat keuntungan.
Sekalipun membunuh Kaisar Langit sekarang, dia tetap bisa regenerasi di dalam Pohon Tianyuan. Kecuali memutus Pohon Tianyuan, kalau tidak Kaisar Langit akan terus regenerasi dan bertempur.
Memutus Pohon Tianyuan? Jangan diharapkan! Dulu Han Sen dengan Pedang Suci Phoenix hanya menyisakan bekas putih di kulit pohonnya. Kini Pohon Tianyuan sudah menjadi tiang penyangga langit, di mana mungkin dia bisa memutusnya?
Saat ini, Pohon Tianyuan sudah sama sekali tidak memiliki warna hitam. Setelah kulit pohonnya terkelupas, kulit baru yang berwarna keemasan dengan semburat merah seperti besi berpijar. Seluruh tubuh pohon itu memancarkan tenaga yang mengerikan, bagaikan pohon suci.
Kaisar Langit yang telah merencanakan begitu lama, mana mungkin membiarkan Han Sen membawa begitu banyak pupuk penting Pohon Tianyuan. Burung Merak Emas itu mendongak dan berkokok, tubuhnya tiba-tiba membengkak berkali-kali lipat, sayapnya hampir menutupi separuh langit.
Burung Merak Emas membungkuk menghadap Han Sen dan menyedotnya. Dari paruh burung itu muncul tarikan kuat yang mengerikan, menarik tubuh Han Sen hingga mundur dan hampir terhisap masuk ke dalam paruh burung itu.
Dulu Han Sen yang selalu menyedot orang lain, kini malah disedot oleh Burung Merak Emas ini. Dengan mengatupkan gigi, Han Sen langsung memanggil Ksatria Pemberontak dan bertransformasi menjadi Super Di Ling.
Jari menekuk, sebuah koin emas mengkristal di tangan Han Sen, terbang ke arah burung merak emas itu.
Meski hanya satu koin yuan, Serangan Penuh Tenaga dari Super Di Ling bukanlah sesuatu yang bisa ditahan oleh makhluk suci level biasa.
Melihat koin emas terbang mendekat, burung merak emas langsung menutup paruhnya tak berani menghisap lagi. Paruh runcingnya menyambar, paruh seperti kait emas itu ternyata langsung menghancurkan koin tersebut.
Aura Pemberontak di tubuh Ksatria Pemberontak menyala terang, warna perunggu seketika membalut tubuh burung merak emas dan Kaisar Langit. Bersamaan dengan itu, tinjunya juga telah menghantam hingga di depan wajah burung merak.
Burung merak emas menunduk menyambar lagi, cahaya keemasan seperti kait menyambar ke bawah. Bertubrukan dengan tinju Ksatria Pemberontak, sang ksatria langsung terhempas ke bawah. Tinjunya berlubang darah bekasan patukan.
Memanfaatkan kesempatan ini, raga Han Sen merobek ruang, melampaui burung merak emas dan langsung mendarat di punggungnya, seolah melakukan teleportasi hingga berada di hadapan Kaisar Langit.
Di atas tinjunya, sinar suci putih menyala-nyala bagai api, menghujamkan tenaga murni lewat pukulan mengarah ke Kaisar Langit yang masih duduk di punggung burung.
Sorot mata sombong sang Kaisar Langit akhirnya tertuju pada Han Sen. Di detik terakhir saat tinju Han Sen hampir menghantam wajahnya, sang Kaisar akhirnya bergerak.
Han Sen hanya merasakan pandangannya berkunang-kunang. Ia menyaksikan lengan sang Kaisar yang terbungkus baju zirah keemasan seolah bergerak sesaat, lalu sebuah tenaga mengerikan menghujam dadanya.
Bagai ditabrak kereta api, postur Han Sen terlempar jatuh, menubruk tanah hingga menciptakan lubang sedalam puluhan meter.
Haa!
Han Sen menyemburkan darah dari mulutnya, dalam hati menggerutu: "Kaisar Naga brengsek, bukannya kau bilang Kaisar Langit butuh Pohon Tianyuan untuk bisa kembali ke tingkat Kaisar? Sekarang Pohon Tianyuan belum sepenuhnya bangkit, kok Kaisar Langit sudah sehebat ini? Bersiap dirilah ini pasti level Kaisar, bahkan Kaisar yang telah membuka sepuluh kunci gen, kemampuannya tidak kalah dari Nona Xiangyin."
