Kres!
Han Sen hanya merasakan sebuah belenggu di tubuhnya terputus, sinar suci putih menyala-nyala mengalir seperti air, membungkus raga, sayap, pedang besar, dan setiap sel Han Sen.
Perasaan itu tak bisa diungkapkan, seolah-olah masuk ke dalam air. Hambatan udara yang biasanya hanya bisa dirasakan dalam kecepatan tinggi, sekarang Han Sen merasakannya seperti air yang membungkus dirinya.
Kaisar Langit melemparkan satu pukulan, seluruh ruang bergetar hebat. Karena ruang telah dikontraksikan oleh sang Kaisar, tinju itu hampir sekejap sampai di hadapan Han Sen.
Pedang besar transparan di tangan Han Sen membawa cahaya suci putih menyala-nyala yang seperti air menyabet. Seketika muncul kembali perasaan "jarak sedepa bagai antariksa" itu. Meski secara fisik jarak antara dirinya dengan Kaisar Langit tak lebih dari satu lengan, namun terasa seperti jarak yang mustahil ditempuh.
Tapi di detik berikutnya, pedang Han Sen seolah melawan arus air. Bilah pedang itu seperti membelah air, merobek ruang terdistorsi yang memanjang. Pedang transparan itu langsung menghantam tinju Kaisar Langit.
Ekspresi Kaisar Langit langsung berubah. Saat ingin menarik kembali tinjunya, sudah terlambat. Benturan antara pedang dan tinju membuat pedang transparan dengan cahaya suci putih yang mengerikan itu dengan gemilang menghabiskan separuh tinju Kaisar Langit.
Darah Kaisar mengalir deras. Kaisar Langit menunjukkan ekspresi terkejut ekstrem, seolah tak percaya bahwa satu sabetan pedang itu memiliki kekuatan mengerikan sedemikian rupa.
Han Sen bersemangat hingga tak bisa berkata-kata. Setelah bergabung dengan malaikat kecil, ternyata itu membantunya membuka paksa kunci gen kesepuluh. Kekuatan Super Di Ling yang telah membuka kunci gen kesepuluh ini sama sekali tidak kalah dengan Kaisar Langit. Bahkan mampu memotong ruang terdistorsi buatan Kaisar Langit, sepenuhnya kebal terhadap efek distorsi ruang.
Han Sen tidak tahu apakah ini kekuatan dari Super Di Ling yang membuka kunci gen kesepuluh, ataukah kekuatan yang didapat setelah bergabung dengan malaikat kecil. Tapi bagaimanapun juga, Han Sen tahu sekarang dirinya punya kekuatan untuk melawan, tak perlu lagi kabur terburu-buru.
Membatalkan rencana menggunakan Jubah Malam, Han Sen menggeber kedua sayap besarnya. Seketika itu juga ruang seperti air terpecah. Seluruh tubuhnya diselimuti cahaya suci yang amuk Yi Dongmu, dalam sekejap sudah menembus hingga ke hadapan Kaisar Langit.
Kaisar Langit mengerutkan kening halus, sambil berkonsentrasi penuh. Seketika istana-istana emas terangkat dari tanah, muncul begitu saja di antara dia dan Han Sen. Jarak yang awalnya hanya ratusan meter, tiba-tiba dipisahkan oleh genangan besar kompleks istana emas, hingga jaraknya memanjang berlipat-lipat tak terhitung.
Sayap Malaikat di punggung Han Sen berkibar, bagai gunting membelah ruang terdistorsi. Pedang besar transparan menyala-nyala dengan cahaya suci putih, menghujamkan satu tebasan membelah istana emas, langsung menerjang ke hadapan Kaisar Langit.
Wajah Kaisar Langit berubah pucat pasi. Tak disangkanya bahkan Istana Surgawi pun tak mampu menahan tenaganya. Jelas-jelas kekuatan itu adalah musuh alami dari gaya ruang.
Kilasan aneh terpantul di pupil Kaisar Langit. Dia segera berbalik menuju Pohon Tianyuan, ternyata berniat kabur.
Raga-Nya menembus lapisan-lapisan ruang. Kecepatan Kaisar Langit sulit dipahami - jarak yang awalnya jauh, dipersingkat secara ekstrim. Satu langkah halusnya melesat ribuan meter.
Hanya saja kecepatan Han Sen juga tak kalah. Sayap Malaikat bergetar, memecahkan ruang yang berdistorsi dan terlipat hingga menembus ke belakang Kaisar Langit. Sabetan pedang menghantam dengan ganas ke arah punggung sang Kaisar.
Kaisar Langit mengerutkan dahi. Di tangannya muncul tombak panjang keemasan yang teksturnya seperti emas maupun kayu, sangat mirip dengan Pohon Tianyuan. Entah bagian mana dari pohon itu yang digunakan untuk menempa senjata ini.
Dang!
Pedang dan tombak bertabrakan di udara. Tombak emas dari kayu Tianyuan itu ternyata mendapat goresan dalam akibat hantaman pedang besar transparan.
Han Sen bersemangat sampai puncak. Posturnya bergerak lincah seperti Phoenix. Pedang besar transparan dan Pedang Suci Phoenix berputar bak roda, menyerang Kaisar Langit dari segala penjuru. Sosoknya kadang tampak kadang samar dalam lipatan ruang.
Tombak besar di tangan Kaisar Langit kiri-kanan menangkis, dengan gemilang menahan serangan pedang kontinu Jurus Pedang Terbang Kembar Han Sen. Gelombang kejut dari benturan tombak dan pedang tiada henti, meledakkan seluruh istana emas di sekitarnya. Potongan-potongan bangkai emas menjulang ke langit bak kiamat tiba.
Dang!
Di bawah gempuran tak henti, Tombak Tianyuan Emas di tangan Kaisar Langit ternyata tak sanggup menahan serangan mengerikan yang kontinu, terbelah dua oleh pedang besar transparan.
Postur Han Sen laksana Phoenix melesat di udara, dalam sekejap berpapasan dengan Kaisar Langit. Di wajah sang Kaisar langsung terukir luka besar, darah Kaisar mengalir deras.
Ekspresi Kaisar Langit berubah pucat. Dengan langkah udara, ia cepat-cepat mundur ke arah Pohon Tianyuan.
Di mana pedang kembar Han Sen mengarah, cahaya suci putih menyala-nyala nyaris tak terkalahkan. Cincin malaikat di atas kepalanya memancarkan cahaya suci, sayap besar berkepak-kepak telah menyusul Kaisar Langit.
Darah Kaisar mengalir deras, langit-bumi menangis darah.
Seluruh langit dibasahi merah oleh darah Kaisar, hujan darah ilahi mengalir ganas hingga hampir menjadi banjir darah.
Tubuh Kaisar hancur terbunuh, Kaisar Langit gemetar antara takut dan marah, tak lagi berani bersaing dengan Han Sen, hanya terus-terusan melarikan diri ke Pohon Tianyuan.
Han Sen tak henti mengejar, membuat Kaisar Langit pontang-panting meninggalkan perlengkapan perang, kewibawaannya sebagai Kaisar sudah sirna.
Mahkota Kaisar terpotong separuh, kulit kepala tercabik-cabik, rambut lurus keemasan yang semula kini tinggal separuh.
Baju zirah keemasan penuh bekas pedang, cahaya ilahinya telah pudar bagaikan besi tua tak berharga.
Seluruh tubuh Kaisar Langit dipenuhi bekas luka pedang, darah menyembur dari daging yang menganga bagai air mata air yang menghujungi langit.
Kaisar Langit terbang masuk ke dalam Pohon Tianyuan dengan tergesa-gesa dan menghilang. Pedang besar transparan di tangan Han Sen menghantam pohon itu dengan cahaya suci yang membara, langsung meninggalkan bekas pedang sepanjang belasan meter di batang pohon.
Namun serangan ini hampir tak berpengaruh bagi Pohon Tianyuan yang telah sebesar pilar langit. Hanya sekejap mata, bekas pedang itu ternyata dipulihkan secara otomatis.
Han Sen masih tak puas. Dengan pedang kembarnya ia terus menghujani pohon raksasa itu, meninggalkan jejak-jejak sabetan yang saling bersilangan. Ia ingin sekali memenggal pilar langit ini dengan satu tebasan.
Kaisar Langit bagai menguap, bersembunyi di dalam Pohon Tianyuan tanpa berani keluar.
Saat asyik menghujani serangan, tiba-tiba rasa lemas menyebar dari dalam tubuhnya. Hati Han Sen berdesir, ia segera berbalik menyerang Burung Merak Emas yang sedang berusaha terbang kembali ke Pohon Tianyuan.
Burung Merak Emas yang ketakutan tak bisa menghindar, terpaksa mematuk burung transparan dengan paruhnya.
Krak!
Pedang Langit melintas, membelah Burung Merak Emas menjadi dua bagian. Darah memancur deras bagai mata air.
"Berhasil membunuh Makhluk Dewa Super - Merak Surgawi. Mendapatkan roh binatang Merak Surgawi. Daging tidak dapat dikonsumsi. Dapat mengumpulkan Esensi Gen Kehidupan. Penyerapan akan menambah 0-10 point Gen Super Tuhan secara acak."
Han Sen menyambar sepotong Esensi Gen Kehidupan keemasan yang jatuh dari mayat Merak Surgawi. Setelah memanggil kembali Ksatria Pemberontak ke laut jiwa, ia langsung terbang menghilang menuju arah Tempat Perlindungan Bawah Tanah.
Seharusnya Han Sen bisa bertahan dalam status Super Di Ling selama satu jam. Tapi setelah menyatu dengan malaikat kecil, rasa lemas muncul hanya dalam beberapa menit, memaksanya mundur.
Dalam perjalanan terbang, malaikat kecil telah membatalkan status bergabung dan kembali ke laut jiwa, kondisinya tampak sangat melemah drastis.
Han Sen juga tidak kalah parah. Setelah lepas dari status Super Di Ling, dia hampir tidak bisa mengandalkan tenaganya sendiri untuk terbang di udara, terpaksa memanggil Sayap Bloody Demon Dragon untuk kembali ke tempat perlindungan.
