Makhluk yang merangkak keluar dari bola putih ternyata berbentuk seperti bola salju. Ukurannya hanya sebesar telapak tangan, berbulu lebat, mirip ras anjing Pomeranian tapi jauh lebih mini.
Saat ini, makhluk yang mirip bola salju ini sedang menggonggong dengan galak ke arah Han Sen dan Bao'er: "Guk guk guk... guk guk guk..."
Han Sen dan Bao'er saling memandang, keduanya menunjukkan ekspresi jahat, lalu bersama-sama bergegas mendekati bola salju kecil itu.
Tampaknya bola putih besar ini benar-benar sebuah telur. Makhluk sekecil ini pasti baru saja menetas, meski merupakan Makhluk Dewa Super, seharusnya tidak terlalu kuat.
Meski begitu, Han Sen tetap tidak lengah, ia menggunakan segala upaya untuk menangkapnya terlebih dahulu.
Bola salju kecil itu sama sekali tidak takut menghadapi Han Sen dan Bao'er yang mendekat, tetap terus menggonggong ke arah mereka.
Saat Han Sen dan Bao'er hampir berhasil menangkap makhluk kecil ini, makhluk kecil mirip bola salju itu mengeluarkan lolongan panjang ke arah mereka, tubuhnya memancarkan cahaya putih. Tiba-tiba, Han Sen dan Bao'er hanya merasakan kegelapan di hadapan mereka, ternyata mereka sama sekali tidak bisa melihat apa pun.
Lalu keduanya merasa seolah menabrak sesuatu. Tenaga Han Sen meledak sepenuhnya, tapi ternyata tidak bisa menembus benda itu. Malah diri mereka terpental kembali karena gaya reaksi.
Badan mereka baru saja terbang mundur beberapa langkah, tiba-tiba merasa menabrak sesuatu lagi. Dunia seolah berputar-putar, ayah dan anak ini berguling-guling bagai dimasukkan ke mesin cuci tabung, tak henti-hentinya terombang-ambing.
"Sial!" Han Sen sudah menyadari situasinya. Dia dan Bao'er ternyata dikurung oleh bola salju kecil itu ke dalam bola putih besar mirip tempat asalnya dulu.
Hanya saja bola ini lebih besar sedikit, pas cukup untuk memenjarakan Han Sen dan Bao'er berdua.
Dor! Dor! Dor!
Han Sen menggunakan pedang Tai A menusuk berkali-kali. Seperti dugaan, ketahanannya mengerikan - gabungan kekuatan pedang legendaris dan tenaga Han Sen pun tak mampu menembusnya.
"Berhenti, berhenti, berhenti, hentikan dulu." Han Sen memeluk Bao'er yang nyaris gila, menstabilkan postur mereka sambil mencegah bola menggelinding lagi. Jika terus seperti ini, kepala benar-benar akan pusing.
"Kemampuan bola salju itu ternyata bisa menciptakan bola putih besar yang mengerikan ini, bahkan bisa mengurung orang! Kekuatannya benar-benar unik!" Han Sen bergolak berbagai pemikiran, mencari cara untuk memecahkan bola putih besar itu dan keluar.
Sebelum Han Sen mulai merenung, suara gonggongan dari luar tiba-tiba terdengar. Bola tempat mereka berada mulai menggelinding lagi - rupanya bola salju itu sedang menendang bola besar ini seperti sepakbola dari luar.
Dor!
Han Sen dan Bao'er langsung terpelanting mengikuti putaran bola. Tubuh mereka menghantam sesuatu hingga kepala sakit tujuh keliling. Bola salju kecil di luar terus-menerus menabrak bola mereka. Han Sen merasa jika terus berputar seperti ini, dia benar-benar akan muntah.
“Jawaban apaan itu, benar-benar memperlakukan kita seperti bola!” Han Sen berteriak sambil mengulurkan tangannya. Seketika hujan koin emas berjatuhan dan menumpuk di bawah kakinya, dalam sekejap telah membentuk gundukan yang memenuhi sebagian kecil bentuk bola.
Snowball kecil itu mencoba menendang bentuk bola lagi, namun gagal. Bola putih bagaikan boneka yang hanya bergoyang-goyang beberapa kali.
Han Sen menghela napas lega perlahan, akhirnya tidak perlu berputar lagi. Sensasi berputar terus-menerus memang menyiksa. Meski dengan konstitusi fisiknya dia bisa bertahan, tetap saja terasa menyakitkan.
Bao'er mengayunkan tinju mungilnya, berusaha menghancurkan bola putih. Tiap hujaman menghasilkan suara 'dong-dong' bak genderang perang, namun zat putih itu hanya terpental ke sana kemari, sama sekali tak tergoyahkan.
"Untung bentuk bola ini meski memiliki keteguhan, tapi tidak akan melukai." Pikir Han Sen dalam hati.
Saat Han Sen sedang berpikir, tiba-tiba dia merasakan bola itu kembali berputar. Meski Han Sen telah menggunakan prinsip boneka untuk menstabilkan bola sedikit, tapi Snowball sepertinya tahu apa yang terjadi di dalam. Snowball sengaja menggelinding ke depan secara miring. Prinsip boneka bisa mengendalikan fokus, tapi tidak bisa mengontrol gerakan ini.
Tapi selain terus menggelinding, tidak ada hal lain yang terjadi. Han Sen pun tidak lagi berusaha menghentikannya, sambil terus memikirkan cara untuk bisa bebas dari kurungan ini.
Sembilan kali lipat koin emas tidak bisa menghancurkan bola ini, bahkan pedang suci Phoenix yang tajam pun tak bisa menembusnya. Ingin memecahkan ini benar-benar agak sulit.
Han Sen tidak punya cara lain. Dia hanya bisa mencoba Teknik Menabung lagi, mengumpulkan lebih banyak uang untuk mencoba apakah bisa langsung meledakkan dan menembus bola ini.
Di antara jari-jari Han Sen, koin emas kembali mengkristal. Angka di permukaan koin itu perlahan berdenyut.
“Menimbun lebih banyak, aku tidak percaya tak bisa memecahkan barang anehmu ini.” Han Sen berpikir dalam hati.
Bao'er duduk polos di pelukannya Han Sen, mengawasi kekuatan koin emas di tangan Han Sen yang semakin mengkristal, menunggu Han Sen memecahkan bola besar ini agar bisa keluar menagih hutang pada Snowball.
Di luar, Snowball ternyata mendorong bola salju menuju sinar ungu di gunung. Meski disebut mendorong, sebenarnya Snowball tidak menyentuh bola besar ini. Bola besar itu seolah memiliki kehidupan sendiri, bergerak maju dan cepat menggelinding masuk ke dalam pancaran sinar ungu megah.
Tak lama kemudian, Snowball mendorong bola besar sampai ke tebing terjal. Dengan ekspresi jahat, ia bersiap menghancurkan bola itu dari tebing ke bawah.
Di bawah tebing, ternyata ada kolam dengan air jernih yang dasarnya terlihat jelas. Di dasar kolam itu, merangkak sebuah makhluk hidup aneh.
Karena jaraknya agak jauh dan ada asap ungu yang berputar-putar, tidak bisa melihat dengan jelas makhluk apa itu, hanya bisa melihat bayangan besar yang membuat merinding menyelinap di dasar kolam.
Snowball berjalan ke tepi tebing, pertama-tama melihat ke bawah, menyaksikan bayangan mengerikan itu, langsung menjadi senang.
Kuku kecilnya membuat batuan di sampingnya mengalir ke bawah. Batu yang jatuh ke kolam langsung menciptakan banyak gelembung air dan asap putih yang menyengat, hanya sekejap kemudian, batu-batu itu benar-benar meleleh tanpa sisa di dalam air.
Tubuh mungil Snowball melesat ke samping, membuat bentuk bola itu menggelinding ke arah tebing, langsung terguling keluar tebing dan terjatuh ke kolam mengerikan di bawahnya.
Sambil mengawasi bentuk bola yang terjatuh, Snowball bahkan dengan bangga mengibaskan cakarnya ke arah bola itu, seolah sedang berpamitan dengan mereka.
Di dalam bentuk bola, kilatan cahaya koin emas di antara jari Han Sen berkilau bak matahari, angka di atasnya telah mencapai enam belas. Pada tubuh Han Sen, aliran darah bergolak hingga kulitnya seolah hendak terbelah.
Kekuatan yang begitu dahsyat ini nyaris tak tertanggungkan oleh raga Han Sen. Meski kekuatan tersebut terkristal pada koin emas dan tak lagi menguras stamina fisiknya,
namun kedua entitas ini tetap memiliki keterkaitan. Jika daya koin emas melampaui kemampuan fisik Han Sen berkali-kali lipat, tetap akan memberikan tekanan pada tubuhnya.
"Enam belas kali lipat... seharusnya cukup..." gumam Han Ser sambil menatap koin emas yang berpendar. Dengan mengatupkan gigi, ia melemparkan koin itu ke atas.
Berkat tumpukan koin emas penekan di bawah, gaya ke atas lebih mudah diterapkan. Mungkin ini bisa merobek bentuk bola tersebut.
