Setelah memutuskan untuk bertarung, Han Sen langsung memimpin pasukan Di Ling dan makhluk dewa super keluar, mencegah Kerusakan di Sanctuary Thunder Prison terlalu parah.
Baru berjalan puluhan kilometer, sudah terlihat jelas gerombolan makhluk mutan dan roh bagai air pasang melintasi hutan pegunungan menuju Sanctuary Thunder Prison.
Dipimpin oleh seorang makhluk roh yang mengenakan baju zirah logam hitam, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya suci yang tak bisa dihujat. Wajahnya samar-samar seperti sosok ilahi yang tak boleh dinodai. Inilah Santo Fan Da Di yang pernah disaksikan Han Sen saat Badak Suci naik level di Perlindungan Kedua, makhluk roh yang mampu melintasi batas dimensi.
Di bawah sang Kaisar Suci, berdiri gagah Badak Suci yang sama. Kini aura Badak Suci telah mencapai puncak keperkasaannya. Seluruh tubuhnya juga memancarkan cahaya suci bagai mentari pagi yang menyinuri segala ciptaan.
Melihat kembali Badak Suci, hati Han Sen bercampur aduk. Makhluk yang dulu mengguncang langit-bumi saat naik ke Perlindungan Ketiga itu, dalam beberapa tahun saja telah berhasil membuka kunci gen kesembilan. Tentu ini berkat latihan intensif dari Santo Fan Da Di yang tampak sangat mementingkannya.
Di sisi Santo Fan Da Di, terdapat beberapa Makhluk Dewa Super mengerikan lainnya. Tiga Di Ling lainnya juga merupakan entitas dengan raga yang luar biasa kuat.
Di belakang Santo Fan Da Di, terhampar gelombang makhluk mutan biasa dan roh heterodoks, termasuk beberapa makhluk darah suci di antaranya.
Beberapa di antaranya terlihat familiar. Setelah mengingat-ingat, mereka seharusnya adalah makhluk dan roh yang kabur dari Perlindungan Lei Yu.
Han Sen mengerutkan kening halus. Mengingat ada makhluk mantan Perlindungan Lei Yu di sekitar Santo Fan Da Di, nampaknya dia datang dengan persiapan matang karena sangat memahami kondisi tempat ini.
Santo Fan Da Da Di yang melihat Han Sen di barisan depan, seolah mengenalinya. Sorot mata penuh keheranan terpancar saat dia bertanya dari atas Badak Suci dengan sikap merendahkan: "Manusia, apakah kamu yang mengalahkan Kaisar Lei Yu dan menjadi penguasa baru perlindungan ini?"
"Bagus." Han Sen duduk di punggung Golden Roar, sorot matanya sama sekali tak memberi kelonggaran saat saling memandang dengan Santo Fan Da Di.
Santo Fan Da Di justru tersenyum tipis: "Ini baik. Dulu saat kulekatkan cap di tubuhmu, seharusnya kau terpanggil ke perlindunganku. Tak disangka Teratai Hitam ternyata juga pergi ke Perlindungan Kedua dan bertemu denganmu, menghapus cap yang kutinggalkan. Kini kau kembali menjadi milikku, ini bisa disebut kembali ke asal."
Mendengar ucapan Santo Fan Da Di yang seolah menangkap Han Sen semudah mengangkat tangan, Han Sen tak tersulut amarah, hanya menyeringai dingin: "Bisa jadi justru kau yang akan menjadi pengikutku."
Ucapan Santo Fan ini membuat hati Han Sen berdebar, teringat satu hal: Bagaimana cara Santo Fan Da Di dan Sang Ratu Teratai Hitam memasuki Perlindungan Kedua untuk menjemput orang?
Jika dia bisa menguasai metode khusus ini, bukankah dia bisa dengan aman menjemput ibumu dan Yan Ran serta yang lain, tidak perlu khawatir lagi mereka akan teracak ke tempat perlindungan makhluk aneh yang berbahaya.
Santo Fan Da Di menatap Han Sen dengan datar berkata: "Aku berbeda dengan Lei Yu, kau bisa menyergap dan menghancurkan Batu Jiwa Lei Yu, tapi itu sama sekali tak berguna bagiku. Jika kau tunduk sekarang, aku akan biarkanmu terus memimpin tempat perlindungan Lei Yu. Para makhluk roh dan mutan ini tetap di bawah komandomu. Jika aku yang bergerak, tidak akan ada keuntungan seperti ini lagi, kau akan menjadi budak selamanya."
"Ngapain banyak omong kosong sama dia, Bledoskan saja!" Xie Qing Di memancarkan cahaya perak berkilauan, menghujamkan tinju yang menyibak udara menyerang Santo Fan Da Di.
Tenaga Xie Qing Di agak mirip dengan cahaya suci putih menyala-nyala Super Di Ling, sama-sama mengandalkan kekuatan otoriter untuk mengalahkan musuh, tapi secara esensial masih ada perbedaan.
Melihat Xie Qing Di menghantam dengan cepat, Santo Fan Da Di duduk di punggung Badak Suci tanpa menggerakkan kelopak matanya sedikit pun. Seorang Di Ling dari samping muncul bergegas, menghadang Xie Qing Di.
Tinju-tinju Di Ling itu bergerak cepat. Setiap pukulan yang dihantamkan berubah menjadi lapisan-lapisan perisai yang bertumpuk, menghujam ke tubuh Xie Qing Di.
Dor!
Satu pukulan Xie Qing Di menghancurkan lapisan-lapisan perisai itu dengan mudah. Di tengah fragmen-fragmen yang beterbangan, tinju bercahaya peraknya terus melesat ke arah Di Ling itu tanpa henti.
Di Ling itu sama sekali tidak menghindar. Meski tinju Xie Qing Di mengarah ke dadanya, dia malah mengabaikan semuanya dan nekat menghantamkan kedua tinjunya ke kepala Xie Qing Di.
Dor!
Tinju Xie Qing Di menyala dengan cahaya perak jahat dan aneh, langsung menghantam dada Di Ling. Sementara itu, kedua tinju Di Ling juga menghujam kepala Xie Qing Di.
Namun tenaganya memang lebih lemah dari Xie Qing Di. Raga-nya sudah lebih dulu tertembus oleh serangan Xie Qing Di, membuat tenaganya semakin menyusut. Hantaman ke kepala Xie Qing Di hanya berhasil memecahkan lapisan cahaya perak, bahkan tidak mampu merobek kulit kepala-nya.
"Berani melawan Sang Ratu? Lebih baik kau mati dan berevolusi selama seratus ribu tahun lagi!" kata Xie Qing Di dengan penuh kesombongan.
Han Sen bersama para Di Ling dan Makhluk Dewa Super lainnya terpana melihat keperkasaan Xie Qing Di yang langsung mengalahkannya satu Di Ling. Wajah mereka berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
Santo Fan Da Di tetap tenang, seolah yang mati bukanlah Di Ling bawahannya. Tanduk Badak Suci yang ditungganginya memancarkan cahaya suci. Dalam cahaya suci tersebut, Di Ling yang dadanya hancur oleh Xie Qing Di itu ternyata bangkit kembali. Lubang besar di dadanya sembuh dengan kecepatan kasat mata, dan dalam sekejap mata luka itu pun menghilang sepenuhnya.
"Pertempuran kita belum berakhir." Di Ling itu tersenyum sinis sambil kembali melayangkan pukulan ke arah Xie Qing Di.
Xie Qing Di mengerutkan kening halus, aura pembunuhan berkilat di wajahnya. Cahaya peraknya meledak saat ia kembali menghantam sang Kaisar itu.
Bersamaan dengan itu, Santo Fan Da Di melambaikan tangan. Semua Makhluk Dewa Super dan Di Ling lainnya - kecuali Badak Suci tunggangannya - langsung menyerbu ke arah Han Sen dan kawan-kawan.
Melihat Santo Fan Da Di ternyata tidak bermaksud ikut bertempur, Han Sen langsung memerintahkan Kaisar Zi Ming dan lainnya untuk menghadang para makhluk dewa super dan Di Ling itu.
Karena pihak lawan hanya mengerahkan tujuh petarung tingkat Kaisar, sedangkan Badak Suci dan Santo Fan Da Di sendiri tidak turun tangan, pasukan manusia pimpinan Han Sen jelas unggul. Ditambah kekuatan luar biasa Kaisar Zi Ming, Xie Qing Di, Malaikat Kecil, dan lainnya yang jauh melebihi Kaisar biasa, mereka segera menguasai situasi dan mendominasi petarung-petarung Kaisar Santo Fan Da Di.
Namun tak lama kemudian Han Sen dan kawan-kawan menyadari semua ini sia-sia. Para Di Ling dan makhluk dewa super itu sama sekali tidak takut mati. Sekalipun terluka parah, begitu disinari cahaya suci dari tanduk Badak Suci, luka mereka langsung pulih seketika dan kembali berenergi layaknya memiliki tubuh abadi.
"Pantas saja mereka begitu nekat! Dengan kemampuan penyembuhan sehebat ini, sama sekali tidak perlu khawatir terluka," gumam Han Sen sambil mengerutkan kening.
“Aru! Aru! Aru!” Tinju Xie Qing Di yang dilapisi cahaya perak amuk terus menghujam tubuh Di Ling tersebut. Perisai yang dikeluarkan Di Ling sama sekali tak mampu menahan tinju dan cahaya peraknya. Semua hancur berantakan. Tinju Xie Qing Di bertubi-tubi menghantam tubuh Di Ling hingga daging beterbangan dan tubuhnya berdistorsi tak berbentuk, hampir saja remuk menjadi bubur daging.
