Raungan itu masih berjarak jauh dari Han Sen dan yang lain, namun bergerak dengan sangat cepat. Saat raungan berakhir, sebuah siluet telah menerobos keluar dari hutan pegunungan, hanya berjarak kurang dari seribu meter dari mereka.
"Si Perak Kecil!" teriak Han Sen yang langsung takjub dan girang setelah melihat jelas sosok itu.
Siluet elegan berwarna perak itu sangat familiar bagi Han Sen. Makhluk itu melesat dengan diiringi petir perak, seluruh raganya berubah menjadi listrik dengan cepat.
Ketika Si Perak Kecil mencapai medan pertempuran, ia telah berubah menjadi rubah raksasa berwujud petir. Berbeda dengan wujud asli petir yang pernah dilihat Han Sen sebelumnya, kali ini di punggung Si Perak Kecil tumbuh sepuluh ekor rubah listrik yang bergoyang di kehampaan. Petir perak di ekornya seolah merobek kehampaan, memanjang hingga ke kekosongan tak berujung.
Santo Fan Da Di menyipitkan matanya dengan sorot waspada saat melihat Si Perak Kecil.
Han Sen takjub sekaligus girang. Sepuluh ekor rubah itu bukan sumber kejutan utamanya. Yang benar-benar membuatnya bergeming adalah vitalitas yang menyebar dari tubuh Si Perak Kecil telah melebihi tingkatan sembilan gembok gen, sangat mungkin makhluk mengerikan yang telah membuka sepuluh kunci gen.
Sepuluh ekor Si Perak Kecil bergerak serempak. Badai petir perak yang mengerikan langsung menembaki Santo Fan Da Di, bagaikan galaksi yang tercurah dari alam semesta.
Santo Fan Da Di melihat badai petir itu, ternyata tidak mau membiarkannya menimpa dirinya sendiri. Dengan kedua tangan, dia menangkap Han Sen dan Xie Qing Di untuk dijadikan perisai menghadapi badai petir.
Boom!
Badai petir perak mengerikan langsung menghantam tubuh Han Sen dan Xie Qing Di. Keduanya wajahnya berubah pucat ketakutan. Badai petir sebegitu mengerikan yang menghantam tubuh mereka, kalau tidak mati pasti kehilangan separuh nyawa.
Tapi mereka menyatu pada tubuh Santo Fan Da Di, ingin kabur pun tak bisa. Petir perak yang mengerikan langsung menghantam tubuh mereka. Namun segera mereka sadar, raga sama sekali tidak terluka. Hanya merasakan arus listrik mengerikan itu menembus tubuh, bukannya menyebabkan nekrosis jaringan, justru membuat luka-luka di tubuh keduanya cepat sembuh.
Han Sen dan Xie Qing Di sama-sama takjub dan girang. Di dalam petir itu terkandung kekuatan penyembuhan yang luar biasa kuat, sama sekali tidak kalah dari kekuatan penyembuhan Badak Suci.
Saat listrik merambat ke bagian yang terhubung dengan fisik Santo Fan Da Di, tiba-tiba sang Kaisar menjerit keras. Jika Han Sen mereka tidak apa-apa terkena sambaran, petir perak yang menyentuh daging Santo Fan Da Di justru langsung membuat dagingnya menghitam terbakar.
Han Sen dan Xie Qing Di semakin terkejut sekaligus gembira saat menemukan tubuh mereka telah berpisah dari Santo Fan Da Di.
Santo Fan Da Di yang bisa cepat pulih, luka-luka di tubuhnya akibat serangan petir perak itu ternyata tidak bisa sembuh. Kekuatan pemulihan tidak bisa menyebar ke bagian yang menghitam.
Si Perak Kecil mengibaskan 10 ekornya, mengirimkan gelombang petir ke Santo Fan Da Di. Santo Fan Da Di memancarkan cahaya suci bak matahari untuk melawan serangan itu.
Badai petir perak menghantam cahaya suci dengan CRIT gila. Untuk sementara tercipta deadlock, kedua pihak tampak seimbang, tidak ada yang bisa mengalahkan lawannya.
Dengan 4 kaki perkasa dan 10 ekor yang mengibas, Si Perak Kecil menurunkan penghakiman petir. Santo Fan Da Di menggerakkan rambut panjangnya seperti tarian gila, memancarkan cahaya suci seintens ledakan matahari.
Tenaga mengerikan yang terlepas tidak menyebabkan ledakan, tapi memicu siklus gila di radius 100 li: tumbuhan tumbuh subur lalu layu, layu lalu tumbuh lagi, seolah mengalami ribuan musim semi-gugur dalam sekejap.
Han Sen dan yang lain terkena dampak kekuatan itu, merasakan kekacauan vitalitas dalam tubuh mereka yang menyakitkan hingga hampir ingin muntah darah, terpaksa menjauh cepat dari medan pertempuran.
"Kita harus mengatasi Makhluk Dewa Super dan Di Ling itu dulu," kata Han Sen sambil langsung menyerang Makhluk Dewa Super dan Di Ling yang dibawa Santo Fan Da Di.
Kini Santo Fan Da Di sedang fokus melawan Si Perak Kecil, sama sekali tak mampu meregenerasi Makhluk Dewa Super dan Di Ling. Han Sen bersama Xie Qing Di menyerbu, dalam sekejap berhasil membunuh semua Makhluk Dewa Super dan Di Ling kecuali Badak Suci.
Yang aneh, meski Han Sen sudah membunuh Makhluk Dewa Super, tidak ada petunjuk khusus perburuan yang muncul, membuktikan mereka belum mengalami kematian sejati.
Han Sen mengerutkan kening halus. Sekalipun Santo Fan Da Di memiliki kemampuan regenerasi, seharusnya ada petunjuk khusus Pemburuan saat makhluk-makhluk itu terbunuh. Tapi sekarang tidak ada notifikasi. Ini membuktikan ada masalah pada teknik regenerasinya. Dia tidak menghidupkan kembali makhluk-makhluk Super God dan Di Ling setelah mereka mati, melainkan telah melakukan persiapan khusus sebelumnya pada tubuh mereka, baru bisa meregenerasi mereka pasca kematian.
"Bagaimana caranya melakukan ini?" Han Sen bergolak dalam pikiran, namun untuk sementara masih sulit menemukan jawabannya.
Tapi ini justru membuatnya sedikit lega. Jika benar Santo Fan Da Di bisa menghidupkan siapa pun tanpa batas, itu akan menjadi sesuatu yang mengerikan. Kekuatan seperti itu bahkan mungkin tak dimiliki para dewa sekalipun - benar-benar kekuatan tak terkalahkan di Tianxia.
Jelas Santo Fan Da Di belum mencapai level invulnerabilitas di Perlindungan Ketiga. Jadi pasti masih ada batasan besar pada kemampuannya, hanya saja Han Sen belum menemukan apa sebenarnya batasan itu.
Saat Han Sen sedang berpikir, tiba-tiba mendengar Santo Fan Da Di mengaum keras. Tenaganya di bawah badai petir perak mulai menunjukkan tanda-tanda mundur, ternyata kewalahan menghadapi wibawa petir perak Si Perak Kecil.
"Apa sebenarnya yang dilakukan Si Perak Kecil ini? Tiba-tiba jadi sehebat ini. Pasti bukan cuma karena memakan esensi gen kehidupan Rubah Hantu Sembilan Ekor. Harus ada hal lain... Mungkinkah harta karun yang ditinggalkan Rubah Hantu di Pegunungan Hantu?" Han Sen takjub dan girang, diam-diam membuat hipotesis.
Tapi mengingat kejadian menghilangnya Si Perak Kecil dan makhluk-makhluk dewa super di Pegunungan Hantu, Han Sen merasa pasti ada persoalan penting di balik ini.
Setelah satu auman keras, cahaya suci memancar deras dari tubuh Santo Fan Da Di. Titik-titik cahaya mengerikan bermunculan dari kehampaan di sekelilingnya, mengkristal dan menyatu ke tubuhnya.
Kepala ular yang mengerikan, badan singa yang perkasa, cakar seperti laba-laba - titik-titik cahaya itu mengkristal di tubuh Santo Fan Da Di, memunculkan banyak benda-benda aneh yang membuat raganya semakin membesar dan semakin mengerikan.
Han Sen langsung berteriak gemetar: "Aku paham! Santo Fan Da Di telah mengasimilasi semua makhluk Dewa Super dan Di Ling menjadi bagian dari raganya. Dengan kemampuan regenerasi super yang dimilikinya, mereka bukan bangkit kembali melainkan diregenerasi sebagai komponen tubuhnya!"
Kini para makhluk Dewa Super dan Di Ling telah melebur kembali menjadi satu dengan Santo Fan Da Di. Saat berubah menjadi monster, aura-nya semakin kuat. Badai perak yang sebelumnya bisa meredamnya, kini dipaksa mundur oleh cahaya suci yang semakin terang dan berbagai tenaga dari makhluk Dewa Super serta Di Ling yang menyatu dengannya.
Si Perak Kecil terlihat mulai kelelahan, sepuluh ekor rubahnya bergerak cepat, menghasilkan serangan petir yang lebih kuat untuk menghantam Santo Fan Da Di.
Setelah mengasimilasi begitu banyak makhluk suci dan Di Ling, kekuatan Santo Fan Da Di telah mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meski petir perak Si Perak Kecil memiliki efek counter terhadapnya, kini sulit untuk terus meredamnya.
Air bisa memadamkan api, tapi jika api terlalu kuat sementara air terlalu sedikit, air justru akan dimakan oleh api.
