Cahaya suci Santo Fan Da Di bercampur dengan berbagai kekuatan lain terus meluas ke luar. Badai petir yang awalnya bisa menekannya, kini perlahan dipaksa mundur oleh cahaya suci.
"Petir Kehidupan... Ternyata ini adalah Petir Kehidupan... Bagus... Bagus... Begitu aku mengasimilasimu menjadi bagian dari raga-Ku, Aku akan memiliki kekuatan kehidupan yang sama sekali berbeda dari Kekuatan Suci..." Mulut-mulut di tubuh Santo Fan Da Di bergerak-gerak secara serempak, mengeluarkan kata-kata mengerikan bernuansa kegilaan.
Santo Fan Da Di sendiri memiliki kemampuan penyembuhan diri yang kuat, namun kekuatannya tidak bisa bekerja pada makhluk hidup di luar dirinya. Oleh karena itu dia mempertahankan independensi Badak Suci tanpa menyatukannya dengan raganya.
Meski sama-sama memiliki atribut suci, arah perkembangannya berbeda. Jika Santo Fan Da Di menyatukan Badak Suci ke dalam tubuhnya, kekuatan Badak Suci akan terkontaminasi sehingga kehilangan kemampuan menyembuhkan makhluk lain.
Berbeda dengan petir vitalitas Si Perak Kecil yang sifatnya sama sekali berbeda, bahkan setelah asimilasi tidak akan terkontaminasi. Hal ini memungkinkan Santo Fan Da Di memiliki kekuatan petir vitalitas tanpa terbatas hanya pada penyembuhan diri.
Dari tubuh mengerikan Santo Fan Da Di melepaskan berbagai tenaga dahsyat. Kekuatan Makhluk Dewa Super dan Di Ling yang menyatu dengannya dimanfaatkan sepenuhnya. Berbagai gaya ini menghujani petir perak hingga akhirnya merobeknya. Santo Fan Da Di maju langkah demi langkah memaksa Si Perak Kecil mundur.
Si Perak Kecil dengan sorot mata penuh ketegasan tak sedikit pun mundur, kesepuluh ekornya berkibar-kibar sementara badai petir perak kembali menguat. Namun tetap saja sulit menghentikan Santo Fan Da Di yang terus mendekat, hanya kecepatannya yang sedikit berkurang.
"Sialan, anggota ini benar-benar menjijikkan! Kenapa tidak mencari cara untuk mengalahkannya? Jangan biarkan dia mengganggu rubah kecil itu!" Xie Qing Di membentak marah.
Tapi semua orang tak berdaya. Tenaga mereka sebenarnya tidaklah lemah, namun serangan mereka terhadap Santo Fan Da Di sama sekali tidak berefek. Jika sampai tersentuh, malah bisa menjadi bagian dari raga Santo Fan Da Di. Makanya tak satu pun dari mereka yang berani bertindak, hanya bisa menonton dengan perasaan tak berdaya.
Han Sen mengamati tubuh Santo Fan Da Di dengan kilau aneh di matanya, seolah telah menemukan sesuatu namun masih terlihat ragu-ragu seperti belum yakin sepenuhnya.
Menyaksikan Santo Fan Da Di langkah demi langkah mendekati Si Perak Kecil, Han Sen pun tidak berubah menjadi Super Di Ling untuk membantu. Matanya terus mengawasi ketat tubuh mengerikan nan jahat dari Santo Fan Da Di.
Boom! Boom!
Setiap langkah tubuh raksasa nan buruk rupa Santo Fan Da Di memicu getaran dahsyat bak gempa. Di bawah tekanan kekuatannya, badai petir perak semakin terdesak mundur.
Hanya dalam setengah jam, Santo Fan Da Di berhasil mendekati Si Perak Kecil hingga kurang dari 10 meter melalui badai petir. Ekor ularnya langsung melilit ke arah tubuh Si Perak Kecil.
"Xiao Yin Yin... Kembalilah..." teriak Han Sen.
Mendengar teriakan itu, tubuh Si Perak Kecil menyusut drastis. Tubuh sejati petirnya menghilang, berubah menjadi rubah kecil perak yang melayang ke bahu Han Sen. Dengan elegan ia berbaring di sana, ekornya secara refleks melilit leher Han Sen.
Santo Fan Da Di menoleh memandang Han Sen, Si Perak Kecil, dan yang lain. Banyak mulut berbicara serentak mengeluarkan suara mengerikan nan mistis: "Baiklah, aku akan meleburkan kalian semua ke dalam raga Kaisar Agung ini. Dengan begitu, keyakinanku akan penuh untuk membuka Gerbang Dewa, menapaki Tangga Langit, dan naik tingkat menjadi semi-dewa."
Begitu berkata, Santo Fan Da Di mulai melangkah mendekati kelompok Han Sen. Berbagai kekuatan misterius di tubuhnya bergelombang, memancarkan aura yang sungguh menggetarkan jiwa.
Snowball langsung berubah menjadi bola raksasa dan kabur ketakutan. Para pelaku lainnya pun mundur gemetaran. Kekuatan Santo Fan Da Di yang sedemikian dahsyat sudah jauh melampaui kemampuan mereka untuk melawan.
"Santo Fan Da Di, sebelum kau menyerap kami, ada dua pertanyaan yang ingin kusampaikan," kata Han Sen tanpa menunggu jawaban. "Bagaimana caramu melewati batas dimensi hingga mencapai Perlindungan Kedua?"
Santo Fan Da Di menghembuskan napas dingin, ternyata tidak langsung menyerang. Banyak mulutnya bergerak-gerak serentak: "Bodoh! Itu adalah kemampuan eksklusif perlindungan Kaisar. Setiap perlindungan Kaisar memiliki sifat uniknya sendiri. Jika sifat ini tersentuh, gerbang menuju Perlindungan Kedua akan terbuka otomatis. Bukan aku yang menembus batas ruang, melainkan Badak Suci yang membuka gerbang menuju perlindunganku!"
Han Sen langsung merasa kecewa. Tadinya dia berharap bisa memanfaatkan metode ini untuk membawa ibunya, Yan Ran, dan yang lain ke Perlindungan Ketiga. Tampaknya harapan itu sia-sia.
"Masih ada satu pertanyaan lagi. Kenapa kamu menyerang kami? Apakah hanya sekadar ingin membalas dendam untuk Kaisar Penjara Petir?" tanya Han Sen setelah berpikir sejenak.
"Aku tidak perlu memberitahumu alasannya." Santo Fan Da Di bersiap melanjutkan serangan.
"Apakah karena pohon gen Kaisar di dalam sumur kuno itu?" seru Han Sen tiba-tiba.
Santo Fan Da Di ekspresi wajahnya berubah sedikit: "Kamu sudah melihat pohon itu?"
"Tentu saja, aku bahkan melihat tiga buah di pohonnya. Salah satunya mengandung Ksatria Kembar." Han Sen berhenti bicara setelah mengatakan ini, hanya mengawasi Santo Fan Da Di.
Wajah Santo Fan Da Di langsung menunjukkan kilasan aneh saat mendengar perkataan Han Sen. Dengan terburu-buru dia bertanya: "Apakah Pohon Tiga Kehidupan sudah matang sepenuhnya?"
Han Sen mengonfirmasi hipotesis dalam hatinya - alasan Santo Fan Da Di menyerangnya bukan untuk membalas dendam teman, tapi merebut Pohon Gen Kaisar di sumur kuno.
Sekarang Han Sen akhirnya tahu bahwa pohon gen kaisar itu adalah Pohon Tiga Kehidupan, meski masih belum tahu entah apakah yang ada di dalam dua buah lainnya.
"Santo Fan, tahukah kamu apa yang dihasilkan oleh kesuburan dua buah lain di Pohon Tiga Kehidupan?" tanya Han Sen.
Santo Fan Da Di malah tidak menghiraukannya, tenaga mengerikan meledak dari raganya, membawa berbagai kekuatan mengerikan yang siap menembaki Han Sen.
Si Perak Kecil bangkit dari bahu Han Sen, kilatan listrik bergejolak di tubuhnya, berubah menjadi cahaya petir yang langsung menghancurkan tenaga itu.
Tapi kekuatan Santo Fan Da Di saat ini terlalu dahsyat, tenaga tak terbatas tetap menghujani Han Sen dan kawan-kawan.
Namun entah apakah ini ilusi, meski tenaga Santo Fan Da Di tak terbatas, tapi sepertinya mulai melemah.
Kedua sayap besar Han Sen mengibas keras, langsung menghindar dari serangan Santo Fan Da Di. Tapi dia tak berniat kabur, justru menggantungkan diri di depan tubuh besar mengerikan sang Kaisar sambil tersenyum dingin: "Santo Fan, kamu ternyata masih sempat ingin membunuh kami? Lebih baik lihatlah kondisi dirimu sendiri dulu."
"Apa trik licik yang hendak kau mainkan lagi?" Santo Fan Da Di berkata dengan suara dingin. Bagaimana mungkin dia tidak mengetahui kondisi raganya sendiri? Sambil berkata, seluruh tubuhnya bergerak serempak, berbagai tenaga mengerikan kembali menghujam ke arah Han Sen yang melayang di udara.
"Untuk membuktikan apakah ini tipuan, lihat saja sekilas tubuhmu sendiri. Atau jangan-jangan kau takut akan serangan mendadak dariku?" Han Sen menghindar dari serangan-serangan itu, lalu melanjutkan dengan nada datar.
Santo Fan Da Di tentu saja tidak takut pada serangan licik Han Sen. Saat ini tubuhnya memiliki banyak pasang mata. Dengan mengendalikan kepala ular raksasanya yang berputar, dia memeriksa tubuhnya sendiri. Begitu pandangannya menyapu permukaan kulitnya, raut wajanya berubah pucat. "Ini mustahil!" teriaknya histeris.
