Baru saja keluar dari holografik, Han Sen langsung melihat Bao'er duduk di sebelahnya dengan sorot mata penuh harap ke arah perangkat. Begitu melihat Han Sen keluar, dia langsung merangkak ke pelukan Han Sen sambil merangkul lehernya dan merajuk: "Ayah... Bao'er haus..."
"Ayah ambilkan air." Han Sen bergegas menuju dispenser.
Bao'er langsung cemberut, menggoyang-goyangkan kepala Han Sen sambil merengek: "Ayah, Bao'er mau es krim."
"Rakus sekali kamu." Han Sen mencubit pipi montok Bao'er. Sebenarnya dia sudah tahu maksud tersembunyi bocah ini sejak awal. Kalau cuma haus biasa, mana mungkin sampai menungguinya dengan penuh antusias di sini.
Dengan menggendong Bao'er keluar dari rumah, Han Sen langsung menuju Toko Es Krim Safir. Bibir kecil anggota ini sudah dimanjakan, es krim biasa tak lagi bisa memenuhi standar matanya. Belakangan ini dia hanya mau makan es krim safir yang mahal bukan main.
Untungnya Han Sen bukan tipe Tuhan yang sangat kekurangan uang. Kadang dia tetap mengajak Bao'er menikmati hidangan itu.
Di tengah perjalanan, Han Sen melihat Han Yan di pinggir jalan. Belakangan adik perempuannya ini ternyata diterima di akademi militer, dan yang dipilihnya adalah Akademi Militer Black Eagle yang dulu pernah dijalani Han Sen.
Meski ada akademi militer lebih baik yang pernah mengajaknya bergabung, tapi semua tawaran itu ditolak Han Yan.
Han Yan mewarisi sepenuhnya kecantikan dan aura Luo Lan. Bakatnya juga tidak kalah dari Han Sen, hanya karena efek mempelajari 《Non-Heavenly Scripture》, seluruh dirinya terlihat melampaui duniawi bagaikan makhluk surgawi.
Dengan bahasa yang agak klise, di mata orang luar Han Yan terlihat agak beraura mistis. Tapi bagi Han Sen yang sudah terbiasa, dia tetap adik kecil yang menggemaskan itu.
Karena tidak berada di jalur pejalan kaki yang sama dan terpisah jarak yang sangat jauh, Han Sen tak bisa mendekat. Saat hendak menyapa, dia melihat tubuh Han Yan dikelilingi banyak remaja seumurannya yang masing-masing membawa alat musik.
Seorang pemuda tampan bahkan berjalan mundur di depan Han Yan sambil memainkan gitar, matanya tak lepas mengawasi Han Yan sembari menyanyikan lagu dengan suara yang ternyata cukup enak didengar.
Han Yan melangkah maju dengan senyum, sambil berjalan mendengarkan nyanyian pemuda itu. Para pemuda di sampingnya mengiringi dengan alat musik mereka.
"Setelah sebuah lagu selesai dinyanyikan, si anak laki-laki tiba-tiba berlutut dengan satu lutut di hadapan Han Yan. Dari tangannya, entah dari mana muncul seikat besar bunga mawar. Dengan lantang dia berkata pada Han Yan: "Han Yan, aku menyukaimu. Jadilah pacarku!""
Para pemuda di samping langsung bertepuk tangan berteriak: "Setujui dia... Setujui dia..."
Han Sen langsung marah-marah. Sekarang dia agak mengerti makna ucapan Ji Ruozhen dalam ritual penganugerahan medali sebelumnya.
"Pencuri jorok, penipu brengsek licik! Berani-beraninya mengelabui adik kesayanganku cuma pakai seikat mawar murahan! Tunggu kubikin kakimu patah!" Han Sen berada di jalur pejalan kaki yang terpisah, terhalang jarak lebih dari satu jembatan penyeberangan. Di bawahnya ruang kosong setinggi ratusan meter. Namun dorongan untuk terbang langsung ke sana dan menghajar si bocah itu membuat kakinya sudah melangkahi pagar pembatas.
Meski tindakan ini melanggar hukum Alliance, apapun status dan kedudukannya akan dihukum pembelajaran tertutup hukum lalu lintas selama lebih dari sepuluh hari, tapi Han Sen sekarang sudah tidak peduli lagi.
Tapi baru saja Han Sen mengangkat satu kakinya ke atas, Han Yan sudah tersenyum menerima buket mawar dari tangan anak laki-laki itu.
Han Sen langsung frustasi, wajahnya masam seperti besi yang tak bisa ditempa menjadi baja: "Xiao Yan, Xiao Yan, sejak kecil aku memperlakukanmu seperti putri kecil, sudah kubawa ke tempat-tempat high-class, memperlihatkan barang-barang mewah, kenapa kamu begitu mudah tertipu si pantat kecil dengan seikat mawar?"
Melihat Han Yan menerima mawar, orang-orang sekitar bersorak gegap gempita sambil bertepuk tangan. Anak laki-laki itu gemetar kegirangan, berdiri dengan bersemangat sambil memandang Han Yan, ingin segera mendekapnya.
“Berani-beraninya! Akan kuhancurkan cakar anjingmu!” Han Sen marah besar, hendak memanjat pagar pembatas dan terbang ke sana.
Tapi tiba-tiba Han Yan menggeser posturnya sedikit, menempatkan bunga mawar di posisi yang brilian sehingga si pemuda terpaksa berhenti.
Han Yan memegang bunga mawar itu, tersenyum pada pemuda di hadapannya: "Terima kasih, bunganya cantik. Tapi saya harap pacar saya tidak hanya bisa memberi bunga indah, tapi juga menjadi pria unggul."
"Orang tua saya adalah bangsawan terpandang. Gen Tuhan saya hampir penuh. Ke depan saya akan semakin giat berusaha. Target saya adalah menjadi semi-dewa..." kata pemuda itu dengan semangat berkobar.
Han Yan mendengarkan dengan serius, lalu berkata: "Latar belakang keluarga atau kekayaanmu tidak penting bagiku. Jika kamu pria unggul, kaya atau miskin saya tetap akan menyukaimu."
"Lalu menurutmu kriteria pria unggul itu seperti apa?" si pemuda buru-buru bertanya.
Han Yan menyembunyikan senyuman memikat: "Standar untuk membuktikan keunggulan seseorang ada banyak, aku tidak bisa menilai satu per satu. Aku hanya punya kriteria yang sangat sederhana."
"Apa itu?" anak laki-laki itu cepat mengejar.
Anak-anak lain juga menyetel telinga. Bukan mereka tak ingin mengejar Han Yan, hanya saja pertama sulit bersaing dengan saudara, kedua beberapa juga langsa keberanian.
Sekarang mendengar Han Yan berkata punya uang atau status tidak penting, hati mereka mulai goyah. Ingin tahu apakah mereka memenuhi standar Han Yan.
Han Yan tersenyum lebar: "Kriteriaku simpel, prinsipnya hanya satu - siapa yang bisa mengalahkan kakakku, dialah pria unggul. Aku bersedia mencoba berhubungan dengannya."
Para pemuda terdiam. Kakak Han Yan mereka semua tahu. Ingin mengalahkan pria yang merebut perlindungan Kaisar di Perlindungan Ketiga? Hanya memikirkannya saja sudah membuat hati mereka dipenuhi keputusasaan.
“Terima kasih atas bunganya, benar-benar cantik, bolehkah aku membawanya pergi?” Han Yan bertanya sambil tersenyum pada anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu mengangguk seperti baru tersadar dari mimpi: “Tentu saja, kamu boleh membawanya, ini memang hadiah untukmu.”
“Terima kasih.” Han Yan kembali berterima kasih pada anak laki-laki itu sebelum pergi sambil memeluk bunga mawar.
Han Sen sudah menarik kembali kakinya dari pagar pembatas, dalam hatinya merasa senang bukan main. Dianggap adiknya sendiri sebagai tolok ukur pria unggul membuat Han Sen sangat berbangga.
“Anda melanggar Pasal 6.385 Undang-Undang Lalu Lintas Alliance, mencoba menerobos pagar pejalan kaki, akan dikenakan hukuman pembelajaran tertutup undang-undang lalu lintas selama satu hari. Silakan menuju kantor lalu lintas terdekat. Berikut peta sebaran dan rute kantor lalu lintas di sekitar:...”
AI utama di samping pagar memberikan petunjuk khusus tentang pelanggaran tersebut.
Ekspresi berbangga Han Sen langsung berubah menjadi wajah masam. Untungnya dia tidak benar-benar melintas, hanya perlu belajar sehari. Jika sampai melintas, harus belajar sepuluh hari. Bayar uang pun percuma, sekalipun pemimpin negara Alliance juga harus ikut belajar.
Han Sen tak berdaya. Melihat batas waktu ke Dinas Lalu Lintas masih tiga hari, dia menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit. Dia mempersiapkan diri untuk mengajak Bao'er makan es krim dulu sebelum melapor.
Baru saja meninggalkan trotoar dan naik ke jembatan penyeberangan, Han Sen tiba-tiba membeku. Dari arah berlawanan, seorang pria berjalan lurus ke arahnya. Setelah melihat jelas wajah orang itu, ekspresi Han Sen langsung berubah.
