Setelah menelan telapak tangan, Si Perak Kecil tak menunjukkan perubahan berarti. Malah terlihat lesu, berjalan ke area tempat Han Sen biasa tidur lalu berbaring sambil memicingkan mata, seolah tertidur pulas.
Han Sen agak khawatir dengan kondisi Si Perak Kecil. Dengan menggunakan aura Dongxuan, dia mengamati vitalitasnya. Melihat tak ada penurunan, barulah dia menghela nafas lega.
"Ling, buah terakhir ini biar kamu yang buka." Han Sen menyerahkan buah terakhir yang mengandung palu kepada Ling.
Setelah menerima buah itu, Ling menekan perlahan dengan tangan halusnya. Kulit buah langsung hancur, dan seberkas aliran sinar menyusup ke dahinya.
Han Sen tertegun sejenak. Yang bisa masuk ke laut jiwa pasti roh binatang. Awalnya dia mengira palu itu sejenis harta genetik seperti tangan sebelumnya, tapi ternyata ini roh binatang.
Sebelum Han Sen sempat bicara, Ling yang patuh langsung memindahkan kepemilikan Roh Palu itu padanya.
"Mendapatkan Roh Binatang Super Dewa: Palu Petir - Tipe Pertempuran Genetik."
Han Sen tertegun sejenak, tidak tahu apa sebenarnya jenis roh binatang dari tipe genetika tempur ini. Jenis seperti ini belum pernah ia dengar sebelumnya. Padahal ia telah melakukan studi mendalam tentang klasifikasi roh binatang, namun dalam katalog yang ada selama ini tidak tercatat varian seperti ini.
Han Sen menatap Palu Petir di laut jiwanya. Palu logam biru berbentuk kubus sempurna itu masih sama persis seperti saat berada dalam buah. Pada kedua ujungnya tertera simbol petir, namun tak terlihat keistimewaan khusus.
Setelah merenung sejenak, Han Sen berusaha memanggil palu tersebut untuk digunakan. Namun alih-alih muncul, justru terdengar suara misterius bergema di benaknya.
"Apakah ingin melakukan asimilasi dengan Palu Petir genetika tempur?"
Mulut Han Sen menganga lebar. Ini pertama kalinya ia menjumpai roh binatang dengan mekanisme seperti ini.
Tapi mengingat roh binatang umumnya tak membawa efek negatif, dengan konsentrasi penuh Han Sen memilih untuk menyatu dengan Palu Petir tersebut.
Palu Halilintar di laut jiwa tiba-tiba berubah menjadi arus biru yang membanjiri tubuh Han Sen, membuatnya seperti terkena sengatan listrik dan gemetar tak terkendali.
Arus itu cepat datang dan perginya. Ketika Han Sen baru sadar, dia sudah tidak merasakan aliran listrik lagi, dan Palu Halilintar di laut jiwanya pun menghilang.
Han Sen segera memeriksi tubuhnya, tampaknya tidak ada perubahan khusus. Aura di dalam tubuhnya masih seperti kondisi latihan semula, dan tidak ada tenaga petir dalam daging dan darahnya.
"Aneh, kenapa tidak ada efeknya?" Han Sen mencoba melancarkan pukulan, tapi tidak menghasilkan tenaga garis keturunan petir.
Dengan konsentrasi penuh, Han Sen meniru gaya petir Si Perak Kecil dan melancarkan pukulan lagi. Namun petir perak itu ternyata mengkristal di udara menjadi wujud Palu Halilintar, berubah menjadi palu logam biru yang menghantam pilar di aula.
Dor!
Palu Petir langsung menghancurkan pilar hingga terbentuk lubang sebesar kepala manusia, di dalamnya petir berdenyut-denyut, debu batu beterbangan di sekelilingnya.
Han Sen ternganga melihat lubang besar di pilar, raut wajahnya perlahan berubah dari keterkejutan menjadi kegembiraan.
Perlu diketahui ini adalah pilar perlindungan Kaisar yang kekerasannya sangat mengerikan, padahal Han Sen hanya melakukan pukulan biasa tanpa tenaga penuh.
Pukulan seperti ini justru membuat lubang besar di pilar, daya hancurnya berkali-kali lipat lebih besar dibanding pukulan sebelumnya.
Meski kekuatan petir perak yang dikeluarkan Han Sen masih tersebar tanpa pemadatan sengaja, tapi secara otomatis terkristal menjadi Palu Petir yang memampatkan tenaga hingga memaksimalkan daya hancur petir, bahkan melampaui teknik gen super nuklir tipe petir yang pernah dipelajarinya.
Han Sen dengan gembira kembali melancarkan beberapa pukulan. Begitu dia berkonsentrasi, kekuatan petir yang terlempar langsung berubah menjadi Palu Petir, meningkatkan daya hancur secara signifikan. Tidak perlu mengendalikan aura secara manual, metode ini jauh lebih praktis dibandingkan teknik gen super nuklir biasa, dengan efek penghancur yang lebih dahsyat.
"Gila! Ini sama saja langsung menguasai teknik gen super nuklir tipe petir tingkat top! Bahkan tanpa latihan atau waktu persiapan, langsung mencapai kondisi terkuat. Sungguh sangat tidak normal!" Han Sen hampir tak percaya akan kegembiraannya.
Untuk mempelajari satu teknik gen super nuklir saja membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan Han Sen pun tidak terkecuali. Waktu yang dihabiskannya untuk meneliti teknik gen super nuklir melebihi durasi perburuan binatangnya.
Kini hanya dengan satu roh binatang, semua masalah terselesaikan. Tidak ada metode latihan yang lebih efisien dari ini.
Sayangnya Roh Binatang Palu Petir ini adalah gen pertempuran tipe petir. Akan lebih sempurna jika selaras dengan sifat alami Han Sen sendiri.
"Entah di mana lagi bisa mendapatkan roh binatang gen pertempuran, kalau bisa dapat ratusan dan menyerapnya, maka tidak perlu lagi berlatih teknik gen super nuklir." Han Sen diam-diam berkhayal dalam hati.
Tapi dia juga tahu ini hal yang mustahil, di kalangan manusia hampir tidak pernah mendengar roh binatang jenis ini. Sekalipun ada, jumlahnya hanya segelintir. Bisa mendapatkan satu saja sudah beruntung, mana mungkin bisa asal mendapatkan ratusan.
Daya hancur Palu Petir membuat Han Sen sangat gembira, ini sudah menjadi serangan terkuat yang bisa dia keluarkan saat ini. Sayangnya, Palu Petir hanya bisa digerakkan oleh kekuatan bertipe petir.
Jing Dongxuan-nya saat ini baru tujuh lapisan, meski mencoba meniru kekuatan petir Si Perak Kecil, tetap sulit menciptakan simulasi sempurna. Daya hancurnya hanya setara tujuh kunci gen, tidak sebagus Si Perak Kecil.
"Ketika Jing Dongxuan-ku berhasil membuka sepuluh kunci gen dan bisa meniru sempurna kekuatan petir Si Perak Kecil, baru Palu Petir ini benar-benar hebat!" Sukacita memenuhi hati Han Sen.
Tiga buah hasil kebun telah habis dibuka, Han Sen merasa agak hampa di hati, benar-benar ingin membuka ratusan lagi untuk bersenang-senang.
Han Sen baru saja keluar dari aula besar, tiba-tiba melihat Gui Yan Shou dan Kaisar Tulang Membusuk mendekat dengan wajah bersemangat.
"Tuan, kami menemukan seekor Makhluk Dewa Super di danau sebelah timur," lapor Kaisar Tulang Membusuk dengan girang.
Gui Yan Di melompat-lompat sambil berteriak histeris di samping. Meski tidak mengerti ucapannya, bisa ditebak dari gerakannya menunjuk hidung sendiri: penemuan itu hasil usahanya.
"Kalian berdua bekerja dengan baik," puji Han Sen pada Gui Yan Shou dan Kaisar Tulang Membusuk.
Han Sen sebelumnya mengutus mereka mencari Makhluk Dewa Super di sekitar. Awalnya tak berharap bisa menemukan yang sendirian, ternyata malah mendapat kejutan tak terduga.
Memerintahkan Gui Yan Shou dan Kaisar Tulang Membusuk untuk membawanya ke danau raksasa tempat makhluk Dewa Super ditemukan, mempersiapkan diri untuk membunuh makhluk super tersebut agar bisa mencapai kesempurnaan Super Gen Tuhan dengan cepat.
Kini Han Sen sudah tak sabar ingin pergi ke Perlindungan Keempat. Secara samar ia merasakan, banyak jawaban yang dicarinya hanya bisa ditemukan di Perlindungan Keempat.
Selain itu, seluruh anggota keluarga mereka memiliki kekurangan karakter yang sama: selalu ingin menyelesaikan segala masalah sendiri, enggan mengajak keluarga ikut menderita.
Bila diungkapkan secara positif disebut mandiri dan bertanggung jawab, tapi sejatinya ini adalah bentuk kekeras kepalaan dan kekakuan yang hampir dimiliki semua anggota keluarga.
Luo Lan seperti ini, ayah Han Sen juga demikian. Bahkan Han Sen sendiri sebenarnya sama, hanya saja dia tidak menyadarinya.
