Setelah mendengar beberapa saat dan tak mendapat informasi berguna, Han Sen langsung berbalik pergi, sementara membatalkan rencana menyerang perlindungan Kaisar Sungai Darah.
Berencana menunggu Yasha dan Kaisar Sungai Darah merebut Sulur Biru, baru memutuskan apakah akan menyergap markas perlindungan Sungai Darah atau merebut Buah Biru.
Masih lama sampai cahaya fajar, Han Sen berkeliling di dalam perlindungan Sungai Darah untuk mempelajari topografi daerah dan mengamati makhluk-makhluk Dewa Super lainnya di sana.
Meski bukan perlindungan Kaisar Agung, kekuatan markas Sungai Darah memang tidak boleh diremehkan.
Berjalan hingga ke sebuah pohon besar di dalam perlindungan Sungai Darah, terlihat seorang pria berwujud manusia sedang menyirami pohon itu dengan darah sungai. Setelah menyiram, ia kembali membawa ember untuk menyirami pohon lain.
Han Sen tahu dari kulit dan aura pria ini bahwa ia pasti anggota Keluarga Xue yang mempelajari versi salah dari 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》.
"Ini pasti Xue Chen? Tapi entah barang apa yang ada di tangannya, sepertinya sangat penting bagi Keluarga Xue." Han Sen bergolak dalam hati.
Hanya dengan jubah Malam sebagai perlindungan, Han Sen tak bisa berkomunikasi dengan Xue Chen. Ia mengamati sebentar, memastikan lokasi tinggal pria itu, lalu meninggalkan perlindungan Sungai Darah.
Sekalipun Han Sen menampakkan diri, Xue Chen takkan menyerahkan barang itu. Harus menunggu kesempatan tepat tanpa memprovokasi musuh, maka Han Sen memilih tak menemuinya.
Setelah keluar dari Perlindungan Sungai Darah, Han Sen kembali ke tepi sungai, berencana mencari gua tersembunyi di tebing untuk bersembunyi beberapa hari sambil menunggu Yasha dan Kaisar Sungai Darah memperebutkan Sulur Biru Langit.
Di kedua tepi sungai berdiri barisan pegunungan menjulang. Tak lama setelah terbang, Han Sen melihat lubang setinggi orang di dinding tebing. Dengan memeluk Bao'er, ia segera terbang menuju sana.
Sekalipun ada makhluk mutan di dalam gua, dengan kemampuannya cukup memutus ketujuh indra lalu membunuhnya. Bahkan makhluk darah ilahi pun bisa dibunuh dengan mudah tanpa menarik perhatian siapapun.
Saat memasuki gua, terlihat interiornya sangat kering tanpa bau aneh. Tidak ada tanda-tanda aktivitas makhluk mutan di sana.
Gua itu cukup dalam. Han Sen berjalan ke dalam sekitar 50-60 meter hingga mencapai ujung. Ini adalah gua tunggal tanpa cabang, hanya memiliki satu pintu keluar di bagian depan.
Di dalam sini memang tidak menemukan makhluk mutan, tapi Han Sen justru melihat sebutir telur makhluk mutan.
Di bagian terdalam gua terdapat sarang burung dari rumput kering dan ranting, di mana tergeletak sebutir telur yang lebih besar dari telur angsa.
Hanya saja sarang itu terlihat sudah lama tidak terurus, dipenuhi debu tebal di mana-mana, tidak seperti milik siapa-siapa. Telur itu pun sudah tertutupi debu hingga warna aslinya hampir tak terlihat.
"Bao'er, hoki kita bagus. Makan malam hari ini bisa lebih mewah." Han Sen mengulurkan tangan mengeluarkan telur itu dari sarang.
Ditimbang-timbang di tangan, telur ini cukup berat - mungkin lebih dari setengah kilogram.
Setelah memindai dengan aura Dongxuan, wajah Han Sen berkerut: "Apa benda ini sudah tidak ada energi vitalnya? Jangan-jangan sudah rusak?"
Setelah membersihkan debu di permukaan telur, terlihatlah cangkang berwarna merah darah dengan pola-pola aneh di permukaannya.
Polanya menyerupai lapisan-lapisan ombak yang bertumpuk, ditambah warna merah darah yang mirip dengan riak air Sungai Darah di bawah.
"Tak perlu banyak mikir, direbus dulu baru dipikirkan." Han Sen mengeluarkan peralatan masak seperti panci dan mangkuk dari Botol Jueqing, menyalakan api, merebus air, lalu memasukkan telur yang sudah dibersihkan untuk dilihat apakah bisa dimakan setelah direbus.
Mungkin karena tak ada jejak kehidupan dalam telur itu, Bao'er tidak tertarik. Ia duduk di atas bantalan udara yang dikeluarkan Han Sen dari Botol Jueqing sambil mengunyah daging kering dan camilan.
Han Sen mengeluarkan kendi kecil berisi alkohol, berbaring di sebelah Bao'er sambil menikmati seteguk minuman dan sepotong daging kering dengan sangat nyaman.
Dengan menutup ketujuh indra gua, mereka tak perlu khawatir ada yang mencurigakan dari luar.
Setelah memiliki Botol Jueqing, keuntungan terbesar bukanlah bisa menyimpan makhluk mutan, melainkan Han Sen bisa membawa banyak barang kebutuhan sehari-hari secara portabel. Saat berburu makhluk mutan, dia tidak akan merasa terlalu menderita lagi.
"Ayah, bersulang!" Bao'er mengangkat botol susu dengan kedua tangan dan menyentuhkan botol minuman kecil Han Sen. Satu teguk susu diselingi gigitan daging, makannya bahkan lebih lahap daripada Han Sen.
"Bersulang." Han Sen tersenyum sambil meneguk sedikit anggur. Baru saja ditelan, tiba-tiba terdengar suara kres. Bagian bawah botol minumannya tiba-tiba terbelah membentuk celah besar, membuat semua cairan tumpah keluar dari bawah.
Han Sen kaget, langsung waspada memindai sekeliling. Tapi tidak ditemukan musuh yang muncul, juga tidak ada aura aneh yang terdeteksi. Hal ini membuatnya tertegun sejenak.
Menunduk memeriksa botol dengan seksama, terlihat celah rapi di bagian paling bawah yang mengikuti garis perekatan saat pembuatan. Tampaknya botol ini terbelah tepat di sambungan lemnya.
Han Sen alir berkerut semakin dalam. Botol minuman ini adalah hadiah dari Tang Zhenliu yang dulu pernah membual bahwa ini adalah karya maestro kerajinan logam tertentu, dibuat dari paduan baja Z 10% utuh, dengan desain tanpa sambungan yang terbentuk satu kesatuan.
"Ternyata Tang Zhenliu terjebak tipu. Ini bukan desain tanpa sambungan, masih ada sambungan kasar. Barang tiruan murahan yang rusak setelah beberapa kali pakai. Sia-sia alkohol berkualitas dari istriku tercinta yang dimasukkan langsung ke sini." Gumam Han Sen dengan perasaan kecewa.
Baru saja dia mengira ada serangan musuh, jadi tidak sempat menyelamatkan alkohol yang tumpah. Padahal bisa diminum langsung sebelum tumpah ke tanah.
Dia menyimpan botol rusak itu kembali ke dalam Botol Jueqing, lalu mengeluarkan botol baru. Tanpa wadah, terpaksa diminum langsung dari botol.
Untungnya ini bukan alkohol keras, hanya untuk menghilangkan kelelahan.
Krek!
Han Sen mengangkat botol alkohol belum sempat meminumnya, dasar botol tiba-tiba terbelah, seluruh bagian bawah runtuh berantakan, alkohol di dalamnya langsung tumpah keluar.
Dengan retorika handalnya, Han Sen menyedot alkohol-alkohol itu seperti air mata air yang terkristal menjadi aliran masuk ke mulutnya, tidak setetes pun terbuang.
Namun sorot mata Han Sen terus menjelajah cepat ke sekitar area, raut wajahnya tampak serius.
Sulit dipercaya dua kali ini hanya kebetulan, tapi setelah menggeledah gua sekali lagi, Han Sen tetap tidak menemukan ketidakwajaran.
Air dalam panci telah mendidih mengeluarkan suara Gluk gluk, telur itu terdorong oleh percikan air mendidih berguling-guling, tetap tak menunjukkan vitalitas sama sekali.
“Apakah ini benar-benar kebetulan? Botol minuman dan botol alkohol retak berturut-turut, ini bukan pertanda baik. Apakah urusan kali ini akan menemui kesulitan?” Meski Han Sen bukan orang yang takhayul, sekarang dia mulai meragukan di hati.
Duduk di samping api unggun, Han Sen mengeluarkan botol alkohol baru sambil matanya mengawasi ketat telur di dalam panci.
Meski telur itu terlihat normal, Han Sen tetap ingin mengujinya untuk memastikan ada tidaknya masalah.
Mata Han Sen menatap telur itu. Dia membuka tutup botol lalu mengangkatnya ke bibirnya.
