Saat Han Sen sedang gembira, malaikat kecil telah menggenggam esensi gen kehidupan yang ditinggalkan setelah Abyss Beast menghilang, lalu terbang kembali ke sisinya.
Han Sen menerima esensi gen kehidupan itu, lalu menyimpan kembali malaikat kecil dan Ksatria Pemberontak.
"Hoki kita bagus, ternyata dapat roh binatang." Han Sen menyimpan esensi gen kehidupan sambil tersenyum ke arah Qin Xuan di sampingnya.
Tapi Qin Xuan justru mengawasi Han Sen dengan wajah masam. Sebelumnya dia hanya menduga itu makhluk darah ilahi, tapi setelah melihat esensi gen kehidupan, Qin Xuan langsung paham itu sebenarnya makhluk dewa super.
Seekor makhluk dewa super ternyata bisa dipenggal begitu saja oleh Han Sen. Ini benar-benar sulit dipahami.
Perlu diketahui, meski umat manusia sudah mendapatkan gen super Tuhan, berburu makhluk dewa super tetap sangat sulit. Jangankan di Perlindungan Ketiga, bahkan di Perlindungan Kedua pun harus dikeroyok ramai-ramai baru mungkin berhasil.
Di wilayah Perlindungan Ketiga, hampir tidak ada kabar tentang manusia yang bisa membunuh makhluk dewa super. Tapi Han Sen dengan entengnya membunuh satu ekor, bahkan tanpa perlu turun tangan langsung - roh binatangnya saja sudah cukup menyelesaikan segalanya.
Memikirkan tentang roh binatang, Qin Xuan teringat bahwa mount jiwa binatang yang mereka tunggangi tadi ternyata mampu bertarung melawan Makhluk Dewa Super tanpa terlihat kemenangan atau kekalahan.
Qin Xuan memandang Han Sen sambil menghela nafas pelan: "Sekarang aku akhirnya mengerti, bagaimana kamu bisa menggempur perlindungan Kaisar. Kekuatanmu telah jauh melampaui level target manusia di Alliance."
Han Sen tersenyum: "Ini bukan hal besar. Setelah genmu semakin banyak, kunci gen yang terbuka semakin banyak, roh binatang yang diperoleh semakin banyak, ini akan menjadi persoalan sederhana bagimu."
Qin Xuan hanya menggelengkan kepala tanpa berkata lagi. Meski sudah tahu Han Sen tangguh, menyaksikan sisi tangguh-nya secara langsung tetap membuatnya banyak perasaan tersentuh.
Mengenang masa di Perlindungan Pertama dulu, Han Sen masih seorang pemula yang gugup sampai tak bisa membedakan makhluk mutan dengan transformasi manusia, sementara Qin Xuan saat itu sudah menjadi penguasa wilayah perlindungan.
Baru berapa tahun ini, Qin Xuan menyadari dirinya sudah benar-benar kewalahan mengikuti langkah Han Sen. Pria ini berjalan terlalu cepat dan terlalu jauh.
Mengingat kejadian dulu, tangan Qin Xiao secara tidak sadar meraba pantatnya sendiri. Wajahnya memerah sesaat.
Han Sen tentu tak tahu apa yang dipikirkan Qin Xuan. Ia berkata: "Sepengetahuan saya, ada makhluk roh kuat yang sedang mengintip Sang Raja Ikan. Lebih baik kita memutar jalan agar tidak terdeteksi oleh mereka."
"Ini wilayah kekuasaanmu, semuanya terserah kamu." Qin Xuan yang baru sadar menatap Han Sen.
Han Sen membawa Qin Xuan menjauhi aliran sungai dan berbelok menuju puncak gunung Danau Raksasa, menghindari pandangan Yasha dan kawanannya.
Sepanjang jalan, Han Sen membunuh beberapa makhluk Darah Suci untuk dimakan Qin Xuan, mengisi ulang gen Darah Ilahinya guna meningkatkan konstitusi fisik.
Adapun gen level rendah, bisa ditambahkan perlahan nanti. Daging Makhluk Darah Ilahi saja sudah tak habis dimakan, jadi tak perlu sekarang menyantap daging makhluk mutan level rendah.
Menyaksikan Han Sen dengan mudahnya membunuh Makhluk Darah Ilahi, Qin Xuan merasakan perasaan haru yang begitu dalam: "Pria ini telah tumbuh ke level yang hanya bisa kami dongakkan. Aku harus berusaha lebih keras, kalau tidak mungkin bayangan punggungnya pun tak akan kelihatan."
Sepanjang jalan dengan membunuh dan menyantap, Gen Tuhan Qin Xuan melonjak cepat. Bahkan di Perlindungan Pertama dan Kedua dulu dengan bantuan jagoan keluarga, dia tak pernah mengalami kecepatan perolehan gen seperti ini. Mendapatkan Gen Tuhan menjadi sesederhana bernapas atau minum air.
Han Sen juga memberikan beberapa roh hewan bermutasi dan roh hewan suci darah ilahi yang tidak terpakai kepada Qin Xuan, memungkinkannya mencoba berburu makhluk mutan sendiri.
Hanya setelah menyaksikan Han Sen berburu makhluk mutan level tinggi, Qin Xuan sendiri mencoba memburu makhluk mutan level rendah. Meski telah mengerahkan usaha maksimal dan menunjukkan performa yang cukup bagus, tetap saja tidak bisa merasakan kepuasan pencapaian.
Dalam perjalanan, Han Sen memurnikan Esensi Gen Kehidupan dari Monster Abyss. Ditambah dengan Esensi Gen Kehidupan dari Dewa Serigala Es sebelumnya, Gen Super Tuhan-nya kini telah mencapai 81 poin. Kesempurnaan tinggal sejengkal lagi.
Meski belum mencapai kesempurnaan, raga Han Sen sudah setara dengan Makhluk Dewa Super, bahkan sedikit lebih kuat dari Makhluk Dewa Super biasa.
Satu-satunya penyesalan adalah kecepatan latihan Jing Dongxuan tidak bisa mengimbangi percepatan penguatan tubuh. Semakin jauh proses aktivasi Gembok Gen melalui Jing Dongxuan, semakin sulit tantangannya.
Han Sen sangat mengagumi Dong Xuanzi. Dengan raga sekuat ini pun, mempelajari Jing Dongxuan masih begitu sulit. Tanpa perlindungan, Dong Xuanzi ternyata mampu mencapai tingkat merobek ruang. Ini sudah tidak bisa digambarkan sebagai bakat biasa, melainkan monster di antara monster.
Awalnya Han Sen agak berbangga dengan bakat dan kemampuan belajarnya. Tapi setiap ingat Dong Xuanzi, semuanya jadi terasa tak menarik lagi. Bakatnya sedikit itu sama sekali tak ada artinya dibandingkan sang legenda.
Namun baik dalam bidang ilmiah maupun kultivasi, kebanyakan orang sukses berdiri di atas bahu raksasa untuk melangkah lebih tinggi. Kini Han Sen juga begitu - mendongak langit berbintang dari pundak pendahulu, mencari jalan menaiki surga yang menjadi miliknya sendiri.
Sepanjang jalan tak berhadapan lagi dengan Makhluk Dewa Super. Meski Han Sen berminat mengisi Super Gen Tuhan hingga sempurna, terpaksa harus menunggu kesempatan lain.
Ketika kembali melihat gunung yang menjulang hingga ke awan itu, sudah dua minggu berlalu. Air terjun seperti naga perak itu masih mengalir deras dari ketinggian awan, tetap megah dan perkasa.
Karena Han Sen yang memutar jalan tiba di lokasi, ketika dia mencapai area sekitar lubang besar, Raja Ikan belum muncul. Diperkirakan masih dalam perjalanan.
Di awal pertandingan, Han Sen tidak berani mendekati lubang besar. Dia hanya mencari gua rahasia di kejauhan untuk berlindung.
Setelah malam tiba, barulah dia sendirian mengenakan Jubah Malam mendekati lubang besar. Berputar mengelilingi lubang besar sambil berharap menemukan jejak Yasha dan kelompoknya.
Entah karena Yasha dan kawanannya belum tiba, atau mereka bersembunyi terlalu rahasia, Han Sen yang menyisir pegunungan sekitar sepanjang malam tetap tidak menemukan tanda-tanda keberadaan mereka.
Namun Han Sen secara tak terduga menemukan seekor Makhluk Dewa Super. Makhluk super itu berada di kedalaman danau raksasa, vitalitas mengerikannya bahkan tidak bisa ditutupi oleh luasnya danau. Han Sen bisa merasakannya dengan jelas meski tidak menggunakan aura Dongxuan.
"Aneh, Raja Ikan belum datang, tapi kenapa ada vitalitas sebegitu menakutkan di danau ini? Apakah ada Makhluk Dewa Super yang mengamuk lain juga mengincar sulur ungu, dan sudah lebih dulu tiba di sini?" Han Sen menatap tajam danau sambil bergolak berbagai pemikiran.
Tak ingin memukul rumput untuk menakuti ular, Han Sen sementara mundur ke gua, menunggu kedatangan Raja Ikan dan kelompok Yasha.
Setelah dua hari berkonsentrasi di gua, pada suatu malam tiba-tiba terdengar suara aneh dari arah danau raksasa. Bunyinya mirip ledakan gas dalam minuman Sprite, terdengar sangat merdu seperti denting lonceng.
Han Sen meninggalkan malaikat kecil dan Bao'er untuk melindungi Qin Xuan, sambil mengenakan Jubah Malam dan menyelinap ke arah danau besar, ingin melihat apa yang terjadi di sana.
