Dengan wajah bermacam perasaan, setelah lama ragu Nyonya Sekejap akhirnya membuka suara: "Jika kukatakan bahwa aku pernah menjadi seorang Kaisar Agung, apakah kamu percaya?"
"Percaya, apa yang tidak dipercaya?" Han Sen sudah pernah melihat beberapa Kaisar, bahkan membunuh satu. Bagi dia, Kaisar sekarang adalah lawan yang sepadan, tak ada lagi rasa kekaguman berlebihan.
Dengan wawasan dan kemampuan Nyonya Sekejap, tak mengejutkan sama sekali jika dia mengaku pernah menjadi Kaisar.
Han Sen belum pernah melihat makhluk roh lain yang bisa melepaskan diri dari ikatan kontrak. Tapi Nyonya Sekejap hampir saja berhasil.
Nyonya Sekejap menghela nafas pelan: "Aku memang pernah menjadi Kaisar. Tapi gagal saat menaiki Tangga Langit, ditambah diserang diam-diam oleh rival, akhirnya terdampar di Perlindungan Kedua."
"Kalau begitu, informasi yang kau berikan sebelumnya semua palsu?"
"Tidak sepenuhnya. Aku memang membunuh anak laki-laki dengan genetika sempurna milik Kaisar itu. Itulah sebabnya dia memburuku sampai mati."
"Apa gelar Kaisar itu?"
"Tanpa Tuhan."
Mendengar ini, Han Sen yang sedang meneguk air murni di mulutnya nyaris menyemburkannya keluar.
Nama Kaisar Tanpa Tuhan ini pernah didengar Han Sen. Pada perang para dewa Perlindungan Ketiga sebelumnya, Han Sen juga ikut bertempur, tapi saat itu kekuatannya masih jauh tertinggal, bahkan masuk sepuluh besar pun mustahil.
Kaisar Tanpa Tuhan ini adalah juara pertama perang dewa terakhir, pemimpin Sepuluh Dewa, makhluk yang tak terkalahkan di seluruh Perlindungan Ketiga. Mungkin dia bahkan lebih kuat daripada sang ratu itu.
Sungguh mengejutkan bahwa rival Nyonya Sekejap di masa lalu ternyata adalah Kaisar Tanpa Tuhan. Ini menunjukkan betapa hebatnya Nyonya Sekejap di masa kejayaannya.
Sayangnya, harimau yang terperosok di dataran rendah ini akhirnya diganggu oleh Han Sen.
"Jangan-jangan ini cuma cerita bohong darimu?" Han Sen curiga jangan-jangan Nyonya Sekejap sengaja menggunakan nama Kaisar Tanpa Tuhan untuk mengancamnya setelah melihat perang para dewa.
Nyonya Sekejap berkata dengan datar: "Di antara para Kaisar di Perlindungan Ketiga, yang mengetahui rahasia biji Buah Biluo, tidak akan melebihi sepuluh orang di antara makhluk roh. Bukankah kamu punya banyak Di Ling sebagai bawahan? Coba tanya mereka, lihat apakah mereka tahu rahasia biji Buah Biluo. Mungkin mereka bahkan tidak tahu apa itu Buah Biluo."
Han Sen sebenarnya sudah mulai mempercayai Nyonya Sekejap. Mengingat betapa banyak pengetahuan yang dimilikinya, sulit dibayangkan dia hanya seorang Di Ling biasa. Sejak lama Han Sen sudah curiga dia bukan orang sembarangan.
Nyonya Sekejap memberitahu Han Sen metode penggunaan biji Buah Biluo. Namun dia juga mengingatkan bahwa setiap makhluk roh hanya boleh menggunakan satu biji saja. Jika tidak, akan menimbulkan bahaya besar.
Selain itu, metode ini hanya efektif untuk makhluk roh. Dia tidak bisa memastikan apakah cara yang sama berlaku untuk manusia.
Hal ini justru membuat Han Sen bingung. Setelah berpikir keras, akhirnya dia memutuskan untuk lebih dulu mencungkil biji Buah Biluo dari bagian belakang kepala Yasha.
Han Sen menyuruh Nyonya Sekejap yang menggali, tapi Nyonya Sekejap ternyata mengatakan tidak boleh menyentuh Buah Biluo, kalau tidak akan menjadi parasit. Harus menggunakan senjata tajam dari giok tak bernoda untuk menggali, baru bisa menghilangkan organ parasit di permukaan Buah Biluo.
Han Sen yang mendengar ini merasa agak aneh. Sebelumnya dia sendiri juga pernah menggali biji Buah Biluo, tapi sama sekali tidak terjadi apa-apa.
"Mungkin karena aku telah mempelajari Hidup Darah Sutra Saraf? Santo Tianzhu saat memetik Buah Biluo bisa langsung meraihnya dengan tangan tanpa jadi parasit, saat menyentuh buah itu juga tidak terpengaruh. Mungkin ini karena alasan yang sama. Satu-satunya kesamaanku dengan Santo Tianzhu adalah Sutra Saraf Darah dan Nyawa ini." Demikian pikiran yang berkelebat di benak Han Sen.
Akhirnya Han Sen sendiri yang masuk ke dalam Botol Jueqing, lalu langsung menggali Buah Biluo dari bagian belakang kepala Yasha.
Nyonya Sekejap terkejut melihat Han Sen menyentuh biji Buah Biluo langsung dengan tangan. Biji itu sama sekali tidak bereaksi, membuatnya sangat bingung.
Begitu Buah Biluo dicabut, Yasha langsung tersadar. Dia merangkak bangkit dari tanah dan langsung berubah ekspresi melihat Han Sen. Asap hitam meluap dari tubuhnya, bersiap menyerang.
Botol Jueqing hanya bisa mengisolasi ruang, tidak memiliki fungsi lain untuk mengungkung tenaga Yasha.
Tapi sekarang Han Sen sudah tidak menganggap serius kekuatan Yasha. Walau kuat, dia belum membuka kunci gen kesepuluh. Han Sen bahkan bisa membunuh Kaisar, apalagi dia.
Menyaksikan Yasha menerjang dengan asap hitam, Han Sen langsung menghunus Pedang Suci Phoenix dan menghantamkan satu sabetan pedang ke arahnya.
Yasha jelas-jelas melihat Pedang Suci Phoenix menghantam ke arahnya, tapi sebelum sempat menghindar, pedang itu tiba-tiba menghilang. Dia hanya merasakan sakit luar biasa di tubuhnya, lalu satu lengannya terpenggal.
Wajah Yasha berubah pucat. Dengan tatapan tidak percaya ke arah Han Sen, dia benar-benar tak bisa menerima kenyataan bahwa Han Sen telah tumbuh hingga level seperti ini. Sama sekali tak memahami bagaimana gerakan pedang itu bekerja, lengannya sudah terpenggal.
Han Sen sengaja tidak langsung membunuh Yasha. Dia khawatir jika Yasha terbunuh di dalam Botol Jueqing, mungkin akan terjadi regenerasi spiritual yang tidak terkendali.
Bagaimana jika jiwanya tercerai-berai dan tidak bisa beregenerasi? Itu jelas kerugian lebih besar daripada keuntungan.
Alasan Han Sen membiarkan Yasha hidup terutama untuk menginterogasi tentang pemberontakan Asura dan Kaisar Naga terhadap Iblis Kuno dulu. Terutama mengenai Asura, Han Sen selalu merasa sosok ini pasti punya hubungan darah dengan Suku Asura - terlalu banyak kemiripan teknik dan ciri khas di antara keduanya.
Kaisar Naga sekuat apapun enggan mengungkapkan, Yasha juga termasuk salah satu Delapan Jenderal Iblis era dulu, mungkin kita bisa mendapatkan informasi dari retorikanya.
Melihat Yasha dengan raut wajah penuh keraguan dan kecemasan yang berdiri di kejauhan, Han Sen berkata dengan datar: "Yasha, kamu seharusnya paham posisi saat ini kan?"
"Di mana ini?" Yasha bertanya dengan wajah masam. Di sini dia ternyata tidak bisa merasakan hubungan dengan Batu Jiwa, membuat hatinya merinding.
"Tidak perlu kamu mengurus di mana ini. Aku hanya bertanya: ingin mati atau bertahan hidup?" Han Sen mengawasi Yasha sambil berkata.
Yasha berusaha keras mempertahankan diri: "Aku adalah Di Ling. Kau kira aku takut mati? Sungguh lelucon kosong!"
Han Sen melanjutkan tanpa ekspresi: "Sebaiknya kamu pertimbangkan baik-baik sebelum bicara. Aku hanya menanyakan SATU HAL: Apa yang terjadi antara Delapan Jenderal Iblis dan Kaisar Iblis Kuno dulu? Jika jawabanmu memuaskan, aku bisa membiarkanmu hidup. Jika tidak, silakan coba apakah kamu bisa regenerasi melalui Batu Jiwa."
Ekspresi Yasha berubah drastis. Setelah ragu beberapa saat, akhirnya berkata: "Sekalipun kuberi tahumu, bagaimana kamu memastikan akan melepaskanku?"
"Membunuhmu semudah membunuh ayam. Menurutmu apa aku perlu ambil pusing tentang hidup-matimu? Renungkan sendiri baik-baik, baru bicara." Setelah berkata demikian, Han Sen langsung keluar dari Botol Jueqing.
Nyonya Sekejap juga dilepaskan. Pertama, kekuatan Han Sen sekarang sudah tidak perlu ragu menghadapinya. Kedua, masih ada hal-hal yang membutuhkan pengetahuannya di kemudian hari.
"Jangan lakukan hal yang tak kumampu toleransi lagi. Ini kesempatan terakhirmu." Han Sen hanya mengucapkan ini tanpa penjelasan lebih lanjut.
“Bagaimana sebenarnya cara menggunakannya?” Han Sen memegang Buah Biluo, diam-diam bergolak berbagai pemikiran di hatinya.
Menurut metode Nyonya Sekejap, hanya bisa diberikan kepada makhluk roh. Manusia belum tentu bisa menggunakannya. Han Sen masih ragu apakah akan mengambil risiko mencobanya. Jika berhasil bertarung habis-habisan, dia bisa membuka kunci gen kesepuluh. Ini akan sangat meningkatkan kekuatannya.
