Setelah lama memainkan Buah Biluo, Han Sen masih belum menggunakannya sendiri. Bagaimanapun juga dia bukanlah orang yang suka mengambil risiko.
Dia sendiri berlatih, pada akhirnya bisa membuka kunci gen kesepuluh. Hanya masalah waktu sedikit lebih lama. Mempertaruhkan nyawanya untuk menghemat waktu? Han Sen merasa ini tidak sebanding.
Selain itu, sepuluh kunci gen adalah sebuah pos pemeriksaan. Han Sen tidak tahu efek samping apa yang akan timbul jika menerobos pos ini dengan pertolongan dari luar. Karena itu dia tidak terlalu ingin menggunakan Buah Biluo sendiri.
Tentu saja, Han Sen masih memiliki rencana lain. Kaisar Ungu Gelap sebenarnya memiliki tubuh setingkat Kaisar, hanya karena kekurangan bawaan, kemampuannya sebagai Kaisar sejati tidak bisa sepenuhnya terwujud, sehingga hanya bisa dianggap setengah Kaisar.
Han Sen hanya perlu memberinya satu buah Biluo untuk dimakan, seharusnya itu bisa membuatnya menjadi Kaisar sepuluh kunci gen yang lengkap. Dengan dua Kaisar level 10 di bawah kendalinya, Tuhan menghalangi bunuh Tuhan, Buddha menghalangi bunuh Buddha, menaklukkan Perlindungan Santo Fan pun bukan hal sulit.
Memanggil Kaisar Ungu Gelap, Han Sen mengupas lapisan-lapisan Buah Biluo yang mirip buah pinus sesuai metode yang diajarkan Nyonya Sekejap, lalu memberikan bijinya kepada Kaisar Ungu Gelap.
Kaisar Ungu Gelap jelas tidak mengerti benda apa ini, namun atas perintah Han Sen, dia langsung menelannya.
Biji hijau jernih berkilauan itu bagai giok tak bercacat, begitu masuk mulut Kaisar Ungu Gelap, seketika berubah menjadi cairan hijau zamrud yang mengalir ke dalam perutnya.
Segera, Han Sen merasakan aura Kaisar Ungu Gelap berubah drastis. Raga ungunya perlahan memancarkan kilau hijau zamrud.
Warna ungu dan hijau zamrud terjalin di tubuhnya, cepat menyatu menjadi nuansa ungu-biru. Aura mengerikan dari Kaisar Ungu Gelap semakin intens.
Boom!
Tiba-tiba seluruh tubuh Kaisar Ungu Gelap bagai balon bocor. Asap ungu-biru menyembur dari pori-pori kulitnya. Dalam kepulan asap itu, Han Sen menyaksikan transformasi brilian pada raga sang Kaisar.
Meski perubahan eksternal tak signifikan, aura Dongxuan dengan jelas menangkap metamorfosis menyeluruh. Seolah Kaisar Ungu Gelap berevolusi dari kulit dan otot, menampilkan eksistensi yang sama sekali baru.
Dalam aura Dongxuan, Han Sen ternyata sulit merasakan kekuatan energi vitalnya. Seluruh dirinya bagai dewa kematian yang berjalan di alam baka, membuat orang sulit memahaminya.
Hati Han Sen dipenuhi sukacita. Ia membawa Kaisar Ungu Gelap ke Dojo Bintang dan langsung turun tangan bertarung. Tanpa transformasi, dia sama sekali bukan lawan sang Kaisar.
"Biji Buah Biluo memang barang bagus. Sisanya ini akan kusimpan untuk Si Perak Kecil." Han Sen sudah memutuskan untuk mengandalkan kemampuannya sendiri membuka kunci gen kesepuluh. Buah terakhir rencananya akan diberikan agar Si Perak bisa aman naik level menjadi semi-dewa.
Setelah memanggil Si Perak, Han Sen menggodainya dengan Buah Biluo. Tapi dia tidak berniat memberikannya sekarang, hanya sekadar iseng saja.
Han Sen juga berharap Si Perak bisa lebih lama mendampinginya, idealnya bisa bersama-sama membuka Gerbang Dewa untuk naik level sebagai semi-dewa.
Tapi Si Perak Kecil hanya melirik Buah Biluo, sama sekali tidak tertarik, lalu berjalan ke samping dan berbaring di ranjang untuk beristirahat.
"Sial, kamu terlalu pilih-pilih makanan! Benda yang bahkan para Kaisar mati-matian ingin rebut, kamu malah tidak mau memakannya?" Han Sen bergumam dalam hati dengan perasaan malu.
Bahkan Si Perak Kecil tidak mau makan, Han Sen pun membatalkan niatnya untuk memakan Buah Biluo.
"Kalau Si Perak Kecil tidak mau, siapa yang harus diberi buah terakhir ini?" Han Sen tiba-tiba merasa sulit memutuskan.
Jelas Makhluk Dewa Super tidak semuanya menyukai Buah Biluo. Di antara para Di Ling bawahannya masih ada beberapa yang bisa dibantu membuka kunci gen kesepuluh menggunakan biji buah ini.
Tapi karena terlalu banyak kandidat, Han Sen agak kesulitan memilih.
"Sudahlah, simpan dulu. Nanti lihat performa mereka." Dalam hati Han Sen sempat berpikir untuk memberi Raja Ikan, tapi kalau dimakannya, estimasi levelnya akan langsung naik menjadi semi-dewa.
Sekarang di wilayah perairan sana ada Raja Ikan, Han Sen tidak perlu khawatir akan ancaman di sana. Bagaimana jika Raja Ikan pergi, lalu muncul lagi makhluk mutan mengerikan yang bersekutu dengan Santo Fan Kaisar? Itu pasti akan menjadi masalah lagi.
"Lebih baik kita gempur Perlindungan Sungai Darah dulu." Han Sen mengajak Si Perak Kecil dan Bao'er pergi bersama ke Perlindungan Sungai Darah.
Sekarang ada Kaisar Ungu Gelap yang bertugas di perlindungan, jadi tidak perlu lagi meninggalkan Si Perak Kecil. Dengan ditemani Si Perak Kecil, rasa tenang lebih terjamin. Bisa menyerang dan menyembuhkan, menjelajah ke mana pun tidak takut.
Sambil berjalan menuju Perlindungan Sungai Darah, Han Sen mempelajari tiga buah Esensi Gen Pertempuran Penguasa Sungai Darah yang dia ambil dari altar Sang Penguasa Sungai Darah.
Benda ini namanya juga esensi gen, tapi tidak bisa diserap seperti esensi gen kehidupan biasa. Han Sen sudah mensimulasikan teknik aliran aura dari tiga patung batu itu, tetap saja tidak bisa menyerap benda ini.
Mempelajari ini itu, tetap tidak menemukan kesimpulan apa pun.
Xue Yu Cheng melakukan pemeriksaan di Sungai Darah, hatinya hanya berharap anggota keluarga Xue bisa segera tiba. Begitu mereka mengambil barang itu, dia tak perlu lagi menderita dalam kondisi setengah hidup ini, bisa mengakhiri nyawanya.
Namun setelah menunggu lama, keluarga Xue tak kunjung muncul. Suatu hari, saat Xue Yu Cheng mengarahkan kapal tulang dengan darah di Sungai Darah, tiba-tiba dia melihat siluet familiar di tepian - manusia yang pernah dia temui sebelumnya. Dadanya berdebar, mengabaikan rasa sakit, segera menggerakkan kapal tulang menuju darat.
"Adik, sudahkah kau sampaikan pesanku ke keluarga Xue?" Begitu sampai di tepi, Xue Yu Cheng tak sabar bertanya.
Han Sen menggelengkan kepala sambil berkata: "Belakangan terlalu sibuk, belum sempat ke sana."
Xue Yu Cheng langsung panik: "Adik, kau harus segera pergi! Mencegah malam panjang mimpi banyak. Percayalah, begitu keluarga Xue menerima kabar, pasti akan memberimu imbalan besar."
Han Sen tersenyum: "Kakak tak perlu buru-buru. Dengarkan dulu sampai selesai. Sebenarnya aku tak perlu ke keluarga Xue. Aku dikirim oleh keluarga Xue sendiri untuk menyelamatkanmu dan Xue Chen."
"Benarkah itu?" tanya Xue Yu Cheng dengan ragu.
"Kau kenal ini?" Han Sen mengeluarkan sebuah benda dari kantongnya - tanda buka gudang yang diberikan Xue Feiyan sebelumnya. Kali ini ia sengaja membawanya.
"Cincin Giok Salju... Bagus sekali... Tak perlu selamatkan aku dan Xue Chen. Cari cara masuk ke perlindungan, temui Xue Chen, tunjukkan cincin ini. Dia pasti akan menyerahkan barangnya. Bawa saja ke keluarga Xue." Melihat Cincin Giok Salju, Xue Yu Cheng langsung menghilangkan curiganya.
Han Sen tidak menyangka Cincin Giok Xue ini sebegitu berguna, kalau tahu udah dari dulu dia bawa, mana perlu basa-basi sebanyak itu.
Han Sen menyimpan cincin itu sambil berkata: "Tidak perlu juga. Aku berniat langsung menggempur Perlindungan Sungai Darah, nanti kalian sendiri yang bawa barang itu pulang ke keluarga Xue."
"Gempur Perlindungan Sungai Darah? Bagaimana caranya?" Ekspresi Xue Yu Cheng berubah drastis.
"Cukup bertiga saja kita pergi?" Han Sen menunjuk ke arah Si Perak Kecil dan Bao'er.
Xue Yu Cheng langsung berseru penuh ketidaksabaran: "Ini sudah waktunya genting, jangan bercanda lagi. Ayo cepat berembuk strategi menyusup ke perlindungan untuk mencari Xue Chen!"
Tanpa banyak omong, Han Sen langsung menginjakkan kaki ke Sungai Darah, berjalan menuju Perlindungan Sungai Darah.
