Kaisar Naga merenung sejenak lalu berkata: "Semi-dewa turun ke dunia untuk gen."
"Gen? Untuk apa semi-dewa di Perlindungan Ketiga menginginkan gen?" Han Sen membeku tak mengerti, "Bukankah mereka sudah semi-dewa? Apa gunanya gen dari Perlindungan Ketiga?"
Kaisar Naga mengerutkan kening sejenak sebelum melanjutkan, "Ini juga tidak terlalu kumengerti. Aku hanya pernah menyaksikan sekali ritual turunnya semi-dewa. Dari yang kulihat, tujuan inkarnasi semi-dewa adalah untuk mendapatkan gen. Karena itu dibutuhkan banyak Batu Jiwa dari makhluk dewa super atau Di Ling sebagai persembahan ritual, barulah seluruh proses ritual turun ke dunia bisa diselesaikan."
"Jika ritual itu berhasil, apa yang bisa dilakukan semi-dewa?" Han Sen bertanya sambil tetap mengerutkan kening. Ucapan Kaisar Naga memang belum tuntas, namun dia juga tahu bahwa ritual semi-dewa membutuhkan persembahan.
"Semi-dewa lain aku tidak tahu, semi-dewa yang pernah kulihat itu setelah mendapat persembahan ritual yang cukup, akan memenuhi satu permintaan pemujanya. Misalnya kamu bisa meminta semi-dewa untuk membunuh seseorang. Di dalam Perlindungan Ketiga, seharusnya tidak ada makhluk hidup yang tidak bisa dibunuh semi-dewa... Tapi ritual pemanggilan semi-dewa membutuhkan terlalu banyak persembahan. Aku sarankan kamu jangan berniat terhadap semi-dewa, kalau tidak persembahan kurang, bahkan dirimu sendiri akan dijadikan persembahan. Saat itu memanggilnya juga percuma." Kaisar Naga berkata.
Han Sen tiba-tiba seperti menyadari sesuatu, menatap Kaisar Naga berkata: "Semi-dewa yang kau lihat itu, bukankah dipanggil oleh Kaisar Iblis Kuno?"
"Masalah ini aku tolak untuk dijawab." Suara Kaisar Naga terdengar dingin.
Han Sen tetap melanjutkan omongannya: "Jika benar semi-dewa itu dipanggil Kaisar Iblis Kuno, maka dia juga butuh banyak persembahan ritual. Mungkin kalian dijadikan persembahan, makanya memberontak?"
Kaisar Naga sama sekali tidak bersuara, langsung meningkatkan ke arah telur ular dan menyusup masuk ke dalamnya.
Han Sen tidak menghentikannya lagi, tapi di hatinya merasa tebakannya sudah mendekati kebenaran. Hanya saja masih ada beberapa bagian sendi yang sulit dipahaminya.
Kaisar Naga yang sudah menyusup ke dalam telur ular itu entah berapa lama lagi baru bisa menetas. Han Sen meminta Nyonya Duri untuk menyimpan kembali telur itu ke dalam Bunga Tepi.
Di dalam Perlindungan Lotus Jahat telah tinggal beberapa hari, semakin banyak Kaisar yang datang, serta banyak Makhluk Dewa Super kuat. Pada dasarnya semuanya adalah makhluk yang telah mengaktifkan sepuluh kunci gen.
Sebagian besar Han Sen tidak mengenal, hanya beberapa Kaisar yang pernah mengikuti perang para dewa dan meraih peringkat tinggi, barulah Han Sen bisa mengenali mereka.
Dari sepuluh dewa angkatan sebelumnya, hanya keempat yang datang. Masih banyak Kaisar yang tidak ikut perang para dewa namun kekuatannya tidak kalah dari sepuluh dewa. Seluruh Perlindungan Lotus Jahat bisa dikatakan dipenuhi pejuang kuat.
Sebenarnya Han Sen bisa dianggap sebagai orang penting, tapi di sini ia tidak begitu mencolok. Bahkan yang mengenalinya pun sangat sedikit.
Saat Pertemuan Buah Janin Suci tiba, alun-alun yang luas dipenuhi Makhluk Dewa Super dan Kaisar. Untunglah wilayah dalam perlindungan ini luas tak terbatas, kalau tidak sumber daya tidak akan cukup untuk menghidupi begitu banyak Kaisar.
Han Sen menghitung kira-kira, Kaisar ditambah Makhluk Dewa Super setidaknya lima ratus jumlahnya. Selain itu masih banyak Kaisar yang tidak layak diundang, juga beberapa yang layak namun tidak datang. Kekuatan seluruh Perlindungan Ketiga benar-benar mencengangkan.
Setidaknya tiga besar dari sepuluh dewa angkatan sebelumnya tidak ada di sini. Hal ini membuat Han Sen agak kecewa, dia semula ingin melihat Kaisar Tanpa Tuhan, sekarang kesempatannya menjadi langka.
Begitu Sang Ratu Teratai Hitam muncul, semua Kaisar dan Makhluk Dewa Super langsung hening. Sang Ratu Teratai Hitam berucap beberapa patah kata, lalu menyuruh makhluk roh bawahannya membagikan dua janin suci untuk setiap Kaisar dan Makhluk Dewa Super.
Han Sen juga mendapatkan dua buah. Si Perak Kecil pun menerima dua buah.
Si Perak Kecil memakan janin suci itu dengan santai. Han Seri memegang janin suci sambil mengamatinya dengan seksama.
Buah ini berwarna putih susu semi-transparan, terlihat lebih kristal bening dibandingkan giok putih. Pada permukaan buah oval itu terdapat banyak pola-pola mistis.
Melalui daging buah semi-transparan, samar-samar terlihat kilauan misterius mengalir di dalamnya, vitalitasnya hampir-hampir tak tertahan untuk merembes keluar.
Han Sen menggigitnya, langsung merasakan cairan manis-aroma segar memenuhi rongga mulut. Sungguh hidangan langka di dunia.
Setelah menghabiskan seluruh buah, terdengar pemberitahuan suara di otak: gen kehidupan dasar bertambah.
Han Sen memakan janin suci kedua, memang bertambah satu poin gen kehidupan dasar lagi.
"Gen kehidupan dasarku masih kurang 15 poin untuk penuh. Kalau bisa makan 15 butir lagi, pasti langsung penuh! Sayangnya setiap orang cuma dikirim dua butir, tak ada tambahan." Han Sen diam-diam berimajinasi di hati.
Han Sen melihat ke sekeliling area, para Kaisar dan Makhluk Dewa Super semuanya lebih cepat memakannya daripada dirinya. Pada dasarnya mereka sudah menghabiskan semuanya, dirinyalah yang paling lambat.
Seluruh Kaisar dan Makhluk Dewa Super saling memandangi, saling mengamati satu sama lain, seolah sedang mencari sesuatu.
Baru teringat oleh Han Sen, di antara janin-janin suci itu ada satu yang sangat spesial - bisa membuat Kaisar langsung naik level menjadi semi-dewa. Rupanya semua orang sedang mengamati apakah ada yang memakan janin suci sejati itu.
"Kebanyakan dari Saudara sekalian bukan pertama kali mengikuti Pertemuan Janin Suci. Seperti diketahui, dari 3.000 janin suci, 1.000 diberikan kepada kalian. Sisanya 2.000 bisa diperebutkan sesuai kemampuan masing-masing," Sang Ratu Teratai Hitam baru berbicara setelah semua selesai makan.
"Kami sudah paham aturannya, Teratai Hitam! Cepat mulai saja!" seru seorang Kaisar yang wataknya lebih emosional, tak sabar menunggu.
Sang Ratu Teratai Hitam tersenyum tipis, mundur dua langkah. Tibalah seekor monster mengerikan membawa genderang giok raksasa, berjalan hingga di samping sang ratu baru berhenti.
Han Sen yang melihat monster pembawa genderang itu terkejut. Makhluk itu seperti kura-kura sekaligus qilin, seluruh tubuhnya hitam pekat seperti tinta.
Genderang giok putih seperti lemak domba itu bukanlah barang yang diletakkan di punggungnya, melainkan tumbuh alami sebagai bagian dari raganya.
Aura kehidupan monster ini tidak kalah dari Si Perak Kecil, jelas-jelas makhluk yang telah membuka sepuluh kunci gen.
Meski sudah menduga di Perlindungan Teratai Hitam pasti ada makhluk super dewa dengan sepuluh kunci gen, tetap saja kaget menyaksikannya langsung.
"Tujuh dentuman genderang untuk tujuh buah suci. Aturan ini tentu sudah kalian pahami. Siapa yang mau maju mencoba?" Sang Ratu Teratai Hitam mengamati hadirin sambil berkata.
"Aku." Begitu suara Sang Ratu Teratai Hitam berhenti, seorang Kaisar langsung terbang dengan gesit mendarat di depan Genderang Hewan - atau mungkin Hewan Genderang itu - lalu mengangkat tangan untuk memukul permukaan genderang.
Sang Ratu Teratai Hitam tersenyum sambil mundur ke samping. Han Sen juga memandang penuh rasa ingin tahu ke arah Kaisar dan Hewan Genderang itu, ingin menyaksikan keajaiban apa yang tersembunyi di balik ritual ini.
Kaisar itu berwatak pemarah. Tenaga elemen api yang dimilikinya berkobar seperti matahari di kepalan tangannya, bahkan lebih kuat beberapa tingkat dibanding api yang digunakan Han Sen saat berubah menjadi Tiga Cakar Burung Matahari.
Pukulan berapi itu menghantam Genderang Hewan. Hanya suara genderang samar yang terdengar, hampir tak tertangkap pendengaran Han Sen yang terkenal tajam itu.
"Apa itu benar-benar genderang?" batin Han Sen bingung. Tenaga mengerikan sang Kaisar ternyata hanya menghasilkan suara sekecil itu.
