Kaisar itu perlahan mengerutkan kening, sepuluh jarinya saling mengunci membentuk kepala palu. Api di tangannya semakin membara, seolah sanggup melumerkan ruang sekitarnya.
Namun saat pukulan itu menghantam genderang hewan, suaranya justru lebih lirih dari sebelumnya, nyaris tak terdengar.
Pada pukulan ketiga, tak ada suara sama sekali yang muncul. Wajah Kaisar itu memerah karena malu, lalu ia mengatupkan gigi dan mundur.
Han Sen dalam hati terkejut. Kaisar tersebut telah membuka sepuluh kunci gen dan menguasai tenaga api tingkat tinggi. Mengapa semakin dipukul suaranya justru melemah?
Beberapa Makhluk Dewa Super dan Kaisar lain mencoba giliran mereka. Hasilnya serupa: semakin dipukul, genderang semakin senyap.
Baru saat Makhluk Dewa Super keenam maju, genderang akhirnya berbunyi tujuh kali. Ia pun membawa tujuh buah janin suci sebagai hadiah.
Makhluk Dewa Super itu langsung menelan ketujuh janin suci, sayangnya tidak muncul tanda kenaikan level menjadi semi-dewa. Diduga di antara janin suci yang dimakan, tidak ada janin suci sesungguhnya.
Semakin banyak Kaisar dan Makhluk Dewa Super yang mencoba, sebagian besar tidak bisa membuat Genderang Hewan berbunyi tujuh kali. Hanya sedikit yang berhasil, tapi semuanya terlihat sangat kelelahan.
Setelah mengamati cukup lama, Han Sen menemukan bahwa Kaisar atau Makhluk Dewa Super yang bisa membuat genderang berbunyi tujuh kali, bukanlah makhluk dengan tenaga terkuat.
Melalui aura Dongxuannya, Han Sen merasakan banyak Kaisar dengan tenaga lebih kuat bahkan tidak bisa membuat tiga bunyi, sementara yang lebih lemah justru bisa mencapai tujuh bunyi.
Tapi tidak selalu begitu. Beberapa yang kuat juga bisa mencapai tujuh bunyi. Setelah lama mengamati, Han Sen tetap tidak menemukan pola tertentu dalam fenomena ini.
"Tidak naik mencoba?" Banshee Transenden melayang di bahu Han Sen, tersenyum bahagia bertanya.
Han Sen menggelengkan kepala: "Akan kulihat lagi, lagipula tidak banyak yang bisa mengetuk genderang, Buah Janin Suci juga belum habis diambil, nanti saja naiknya."
Han Sen ingin melihat apakah bisa menemukan polanya, baru kemudian naik dengan kendali lebih besar.
"Kamu tidak perlu mengamati, tidak ada teknik khusus. Bisa tidaknya genderang berbunyi semata-mata tergantung nyawa." Sorot mata Banshee Transenden berbinar, lalu menambahkan: "Tapi untukmu, pasti bisa membuatnya berbunyi."
"Kenapa?" Han Sen bingung memandangi Banshee Transenden.
"Yang Mulia Teratai Hitam yang bilang, aku juga tidak tahu alasannya." Jawab Banshee Transenden.
Han Sen mengamati Sang Ratu Teratai Hitam di atas podium, tapi tidak melihatnya bergerak, hanya berdiri di samping menyaksikan para Kaisar dan Makhluk Dewa Super mengetuk genderang.
Para Kaisar dan makhluk dewa super maju satu per satu untuk menabuh genderang, dari sekitar lima ratus, hanya sekitar belasan yang bisa mengetuk tujuh kali.
Melihat tak ada lagi yang naik untuk menabuh, Han Sen yang juga tak menemukan pola apa-apa akhirnya maju sendiri, mencoba peruntungan apakah bisa membuka tujuh ketukan.
Sebagai satu-satunya manusia dalam Pertemuan Buah Janin Suci, kehadiran Han Sen di atas panggung langsung menyedot banyak sorotan mata.
Namun sebagian besar penuh cibir—pertama karena dia manusia, kedua para Kaisar dan makhluk dewa super yang hebat sudah melihat Han Sen hanya membuka sembilan gembok gen, bahkan mengetuk sekali saja mungkin sulit.
Han Sen mendekati Genderang Hewan, mengaktifkan sembilan gembok gen dengan Teknik Kulit Es dan Tulang Giok, tinjunya berkilau seperti giok sebelum menghantam keras permukaan genderang.
Teknik Kulit Es dan Tulang Giok dalam memperkuat raga jauh lebih kompetitif dibandingkan Saraf Darah dan Nyawa. Sejak membuka sembilan gembok gen dengan teknik ini, Han Sen jarang menggunakan Saraf Darah dan Nyawa lagi.
Dor!
Suara genderang bak halilintar meledak di alun-alun, getarannya membuat telinga berdengung.
Para Kaisar dan makhluk dewa super memandang Han Sen dengan terkejut. Dentuman ini terlalu keras - dari sekian banyak Kaisar dan makhluk dewa super di alun-alun, tak satu pun mampu memukul sekeras ini.
Dor! Dor! Dor!
Tinju Han Sen terus-menerus menghujam genderang suci, setiap pukulan semakin menggema, dan dalam sekejap tujuh dentuman telah terlontar.
Andai bukan karena pukulan selanjutnya sudah percuma, Han Sen merasa bisa memainkan satu lagu utuh dengan genderang ini.
“Aneh, kenapa seperti genderang biasa saja, sama sekali tidak butuh tenaga untuk mengetuknya? Kenapa mereka kesulitan sekali?” Han Sen dilanda kebingungan di hatinya.
Semua Kaisar dan makhluk dewa super itu mengawasi Han Sen dengan raut wajah yang semakin aneh. Mereka yang awalnya tak ambil pusing, kini memusatkan pandangan mereka pada Han Sen.
Mampu memukul Genderang Hewan sekeras itu, Han Sen adalah orang pertama yang melakukannya. Apalagi dia hanyalah seorang manusia biasa.
"Kamu boleh mengambil janin suci." Sorot mata Sang Ratu Teratai Hitam berkilat sesaat, namun wajahnya tetap tanpa ekspresi saat berkata pada Han Sen.
Di bawah sorotan mata semua Kaisar dan makhluk dewa super, Han Sen berjalan mendekati tumpukan sekitar dua ribu janin suci sambil mengamati buah-buah itu dengan seksama.
Seluruh janin suci yang tersisa ada di sini. Semua yang mampu mengetuk tujuh kali boleh memilih secara bebas.
Han Sen tentu ingin memilih janin suci sesungguhnya. Ia mengaktifkan aura Dongxuan, berusaha merasakan perbedaan untuk menemukan janin suci asli.
Jing Dongxuannya telah membuka sembilan gembok gen, memperkuat kemampuannya. Dalam radius aura Dongxuan, bahkan transformasi paling halus tak luput dari indranya.
Terutama kemampuan mendeteksi vitalitas, telah mencapai tingkat kehalusan metafisik.
Di bawah selimut aura Dongxuan, sisa janin suci tampak seperti gambar holografik mengambang di otaknya, memungkinkannya mengamati 360 derajat tanpa titik buta.
Termasuk aliran vitalitas internal mereka, tidak tersamarkan sedikit pun dalam memorinya.
Bagai kontes model cantik: orang lain melihat wanita berbusana, sementara Han Sen menyaksikan tubuh telanjang bulat - bahkan jantung, limpa, paru-paru, dan ginjel terpampang jelas.
Jika dulu, Han Sen mungkin tidak akan melihat ada yang istimewa. Energi vital kehidupan janin-janin suci ini pada dasarnya tidak jauh berbeda, hampir tidak ada perbedaan.
Tapi sekarang berbeda. Meski intensitas vitalitas dalam tubuh mereka hampir sama, Han Sen tetap menemukan satu janin suci yang paling berbeda.
Meski energi vital dalam janin suci itu tidak lebih kuat dari yang lain, berbeda dengan kekacauan energi internal janin-janin suci lainnya, energi kehidupan dalam janin suci ini ternyata memiliki alur dan siklus yang jelas seperti manusia.
Seolah itu bukan sebutir buah, melainkan kehidupan sesungguhnya.
"Seharusnya inilah dia." Dalam hati Han Sen bersukacita diam-diam. Tanpa basa-basi, ia langsung mengulurkan tangan untuk meraih janin suci yang berbeda itu.
Begitu menggenggam janin suci di tangannya, rasa bahagia Han Sen tiba-tiba tergantikan oleh tekanan mengerikan yang menyelimuti sekelilingnya.
Tidak, lebih tepatnya, tekanan mengerikan itu menyelimuti seluruh Perlindungan Teratai Hitam.
Tiba-tiba seorang sosok melintas di langit bagaikan Tuhan yang turun ke alun-alun. Para kaisar dan makhluk super dewa terlihat panik, bahkan Sang Ratu Teratai Hitam pun ekspresinya berubah samar.
"Bisa membuat Sang Ratu Teratai Hitam sampai seperti ini, pasti ini bukan orang sembarangan," gumam Han Sen sambil memusatkan pandangannya pada sosok itu. Tiba-tiba ia tertegun.
Sosok bak dewa ini ternyata dikenalnya - pemimpin Sepuluh Dewa, Kaisar Tanpa Tuhan yang dijuluki Kaisar Terkuat Saat Ini.
