Makhluk Roh Tiga Mata sedang mengamati Han Sen, tiba-tiba melihat Han Sen berbalik ke arahnya dan tersenyum tipis, seketika membuatnya kaget.
"Apa dia menemukan kita?" Hati Makhluk Roh Tiga Mata berdebar kencang.
Kaisar Gu Mo juga menunjukkan keraguan, tapi tetap berkata: "Seharusnya tidak. Jarak kita sangat jauh, dan kita sudah menutupi aura dengan kekuatan. Bagaimana mungkin dia bisa menemukan kita?"
Melihat Han Sen sudah menoleh ke belakang, San Yan Yi Ling masih merasakan jantung berdebar-debar: "Orang itu memang terlihat agak aneh. Jika benar seperti yang dikatakan Wu Shen, memiliki fisik dan ofensif yang begitu mengerikan, memang sulit untuk dilawan."
Setelah berpikir sebentar, San Yan Yi Lan menambahkan: "Tapi tidak masalah. Dulu Pembunuh Dewa Da Luo yang begitu kuat pun akhirnya dipaksa kami untuk naik ke Perlindungan Keempat. Sekuat apa pun dia, mungkinkah melebihi Pembunuh Dewa Da Luo dulu? Kali ini banyak petarung kuat yang datang, termasuk anggota dari Gunung Ultimate yang sedang menuju ke sini. Dengan bantuannya, sekuat apa pun manusia itu pasti sulit lolos dari kematian."
"Apakah Kaisar Gui Xu juga datang?" Hati Kaisar Gu Mo dipenuhi sukacita.
San Yan Yiling mengangguk: "Mata-mata yang kutebar sudah mengirim kabar, dua hari sebelumnya Kaisar Gui Xu sudah meninggalkan Gunung Ultimate menuju ke sini, seharusnya hampir tiba."
"Dengan kehadirannya, manusia itu sudah pasti mati." Kaisar Gu Mo berseru gembira.
Semakin banyak makhluk roh mendatangi sekitar Perlindungan Pemindah Bintang, tapi kebanyakan hanya mengamati diam-diam tanpa segera bertindak.
"Apakah yang bertarung dengan Kaisar Raksasa itu adalah Kaisar dari ras roh kita?"
"Apakah kamu bahkan tidak mengenal Xie Qing Di?"
"Apakah dia begitu terkenal?"
"Makhluk roh yang sudah menggemparkan Perlindungan Ketiga sejak seratus ribu tahun silam, sekarang seharusnya sudah naik menjadi Kaisar."
"Mengapa Xie Qing Di mau membantu penerus Pembunuh Dewa Da Luo?"
"Siapa yang tahu, sifat Xie Qing Di memang penuh keanehan."
Sebuah kapal besar berlayar tiga berwarna-warni muncul dari lautan awan di langit, di geladak tampak banyak makhluk roh termasuk dua perempuan cantik yang tak lain adalah Ratu Bunga dan Ratu Xie.
Di sisi mereka masih ada beberapa Di Ling lainnya, namun pemilik sebenarnya kapal layar itu bukanlah mereka, melainkan berada di dalam ruang kargo.
Dari timur tempat matahari terbit, seorang Kaisar menunggangi Naga raksasa datang, geramannya mengguncang langit dan bumi.
Di barat lautan darah bergolak, seolah ada makhluk yang sangat mengerikan berjalan di antaranya, membuat siapa pun yang melihatnya merinding.
Satu persatu makhluk roh mengerikan muncul di sekitar Perlindungan Pemindah Bintang, baik terang-terangan maupun diam-diam, membuat area sekitar dipenuhi aura pembunuhan.
Han Sen dengan sorot mata tenang menyaksikan kedatangan para makhluk roh kuat satu per satu, yang semuanya telah tercetak jelas dalam otaknya tanpa mampu membuatnya merasa takut.
Snowball justru bersembunyi gemetar dalam pelukan Bao'er. Sebagai penakut, indranya yang tajam sudah lama merasakan banyak aura mengerikan yang nyaris membuatnya ketakutan.
Meski Bao'er sering mengganggunya, tapi karena Xie Qing Di tidak ada, Snowball tetap merasa lebih aman mengikuti Bao'er.
Ekspresi Yinggui juga tidak enak dilihat. Hingga detik ini dia baru membuka tujuh kunci gen. Jangankan sepuluh kunci, untuk mencapai sembilan kunci saja masih belum tahu butuh berapa lama. Hanya bisa menyaksikan aura-aura mengerikan mendekati perlindungan, jantungnya berdetak kencang.
"Anggota ini benar-benar jago bikin masalah. Menantang begitu banyak petarung kuat menakutkan datang ke sini. Kemungkinan besar kali ini akan berakhir memilukan." Sambil pikirannya bergolak, pandangan Yinggui melayang mencari-cari jalan kabur. Jika benar terjadi pertarungan, dia berharap bisa menemukan cara untuk bertahan hidup dan kabur.
Nyonya Sekejap tidak jauh lebih baik dari Yinggui. Hanya saja nyawanya berada di tangan Han Sen, membuatnya tidak bisa kabur dan terpaksa bertahan di sini untuk bertarung mati-matian.
Merasakan satu per satu aura mengerikan turun ke sekitar Perlindungan Pemindah Bintang, raut wajah Nyonya Sekejap semakin masam.
Para petarung kuat yang datang kali ini jauh lebih banyak dari yang diperkirakan Nyonya Sekejap. Sangat sulit baginya membayangkan bagaimana orang-orang seperti kita bisa mempertahankan tempat ini.
Sekalipun Zero memiliki tenaga memenggal yang kebal, tapi raganya tidaklah abadi. Selama kekuatan serangan dalam cakupan luas cukup kuat untuk membuatnya tak sempat menghindar, dia pun bisa mati.
Apalagi hingga detik ini, Nyonya Sekejap sama sekali tidak melihat bayangan Zero. Sejak beberapa hari lalu dibawa pulang ke Alliance oleh Han Sen, Zero belum kembali sama sekali.
"Apa sebenarnya rencana dia?" Ekspresi wajah Nyonya Sekejap berubah-ubah saat mengawasi bayangan dari belakang Han Sen.
Sebenarnya rencana Han Sen sederhana: Para makhluk roh itu datang demi penerus warisan Pembunuh Dewa Da Luo. Jika Zero tidak muncul, mereka takkan melihat sang penerus dan mungkin tidak akan terburu-buru bertindak, barangkali memberi celah strategis.
Nanti kalau benar-benar terjadi pertarungan, baru panggil Zero juga belum terlambat.
Boom!
Tubuh Kaisar Raksasa yang sebesar puncak gunung dihujamkan dari udara, membuat tanah bergetar gemetar. Kilau perak bagai komet menyambar dari langit, langsung menembus dada Kaisar Raksasa.
Kaisar Raksasa menjerit keras, raganya berubah menjadi aliran sinar dan menghilang. Xie Qing Di berdiri di reruntuhan, mendongak ke langit dengan semangat berapi-api: "Siapa lagi yang berani menghadapiku?"
"Sombong sekali! Aku yang akan membabatmu!" Seorang makhluk roh menggores ruang, membawa tujuh cakram emas menyerang Xie Qing Di.
"Kaisar yang luar biasa, mirip kaisar boneka ya?" Ratu Bunga memandang kilau perak dahsyat di tubuh Xie Qing Di, mata indahnya berkilauan.
"Hanya terlihat mirip, tapi sebenarnya berbeda," ujar Nyonya Kaisar.
"Nyonya, di mana penerus Pembunuh Dewa Da Luo?" Suara wanita terdengar dari ruang kargo.
Nyonya Kaisar berbalik ke arah ruang kargo dan memberi hormat serendah, berkata dengan penuh khidmat: "Laporan Paduka, belum terlihat. Saya telah mengamati seluruh Perlindungan Pemindah Bintang, tak menemukan jejaknya. Jika tidak meninggalkan perlindungan ini, mungkin sudah berteleportasi kembali ke Alliance umat manusia."
"Baiklah kita tunggu sebentar," suara tenang Kaisar bergema dari ruang kargo.
"Siap." Nyonya Kaisar mengiyakan, baru kemudian mengalihkan sorot matanya kembali ke medan pertempuran.
Xie Qing Di meraih lima kemenangan beruntun atas para Kaisar, meski energinya terkuras habis hingga mulai terengah-engah perlahan.
"Sudah puas berwibawa? Sekarang giliranku cari popularitas, ya?" Han Sen melesat bagai kilat, mendarat di sisi Xie Qing Di sambil tersenyum.
"Silakan, giliranmu." Xie Qing Di dan Han Sen menepuk telapak tangan bak serah terima jabatan, lalu terbang kembali ke sisi Bao'er dan duduk tenang.
Baru saja duduk, seluruh tubuh Xie Qing Di langsung meneteskan keringat besar. Meski mengalahkan lima Kaisar dengan kemenangan dominan, pengeluarannya terlalu besar. Jika Han Sen tidak bertindak, dia harus bertarung habis-habisan.
"Siapa yang berani melawanku?" Han Sen meniru nada bicara Xie Qing Di. Bukan karena kesombongan, tapi berpikir membunuh satu berarti mengurangi satu ancaman saat nanti dikerumuni musuh.
"Manusia rendahan berani sombong? Aku yang akan membabatmu!" Seketika, empat makhluk roh melesat keluar. Beberapa lainnya yang terlambat tetap berusaha menerjang.
Han Sen merasa sedikit frustasi. Mengapa saat Xie Qing Di di sini, mereka maju satu per satu untuk duel tunggal? Begitu dia berdiri di sini, langsung dikerubuti banyak lawan.
"Apakah mereka tahu aku terlalu kuat sehingga menyerbu sekaligus? Tampaknya aura jagoan sejatiku memang tak bisa disembunyikan." Han Sen berusaha menenangkan diri sendiri.
Sebenarnya Han Sen terlalu banyak berpikir. Utamanya karena terlalu sedikit makhluk roh yang pernah melihat kekuatannya. Selama bertahun-tahun ini, Si Perak Kecil dan Kaisar Ungu Gelap lah yang berperang ke selatan dan utara. Hanya sedikit makhluk roh yang pernah melihat Han Sen bertindak, sehingga mereka menganggapnya lebih mudah dilawan daripada Xie Qing Di. Karena itulah mereka berebut melonjak keluar.
Keempat makhluk roh yang terbang keluar bersamaan itu tertegun sejenak. Jelas mereka tidak bernegosiasi sebelumnya.
"Serang bersama saja," kata Han Sen dengan datar.
