Di hadapan Badak Suci, berdiri seorang wanita dengan tanduk naga di kepala, sayap naga di punggung, dan mengenakan rompi sisik naga.
Namun di tangan wanita ini tergenggam sebuah pisau penjagal, menciptakan pemandangan yang sangat aneh.
Kaisar Tiga Mata mengerutkan kening sambil mengamati wanita ini. Dari tubuhnya sama sekali tidak terasa aura kehidupan, seolah patung hidup yang sempurna.
Wajar jika Kaisar Tiga Mata tidak menyadari - wanita ini sesungguhnya adalah boneka koki komunitas naga yang diubah dari boneka Takhta Ular Suci, bukan makhluk hidup.
Orang yang pernah melihat Takhta Ular Suci tidak banyak, karena Han Sen jarang mengikutsertakan boneka Takhta Ular Suci dalam pertempuran. Pada dasarnya boneka ini bertahan di Tempat Perlindungan Bawah Tanah untuk mengurus makanan Han Sen dan kawan-kawan, serta pekerjaan memindahkan tempat perlindungan bawah tanah.
Ini adalah pertama kalinya boneka Takhta Ular Suci ikut bertempur. Semua orang masih belum benar-benar memahami kemampuan tempur boneka ini, dan tidak berani terlalu berharap banyak.
Bagaimanapun juga, boneka yang diwujudkan oleh Takhta Ular Suci adalah seorang koki. Tidak diketahui bagaimana kemampuan tempurnya selain keterampilan memasak.
Meski Kaisar Tiga Mata agak bingung dengan asal-usul wanita ini, tentu saja sekarang tidak mungkin mundur. Pupil ketiganya berkedip hijau, dan segera sebuah panah cahaya hijau melesat ke mata wanita itu.
Wanita itu pun tidak bisa menghindar dari panah cahaya hijau. Panah itu langsung menusuk masuk ke dalam matanya. Panah cahaya hijau Kaisar Tiga Mata memang mengerikan - begitu tertangkap oleh sorot matanya, mustahil lagi untuk menghindar.
Tapi panah cahaya hijau yang menembus mata Koki Wanita Komunitas Naga itu hanya memuntahkan semburan cahaya hijau, ternyata gagal menghancurkan matanya. Hal ini membuat Kaisar Tiga Mata sedikit terkejut.
Bukan kemampuan sang koki wanita, melainkan kekuatan Takhta Ular Suci itu sendiri. Boneka ini adalah perwujudan raga Takhta Ular Suci yang terbuat dari material sama di seluruh tubuhnya. Tidak ada perbedaan antara mata dan bagian tubuh lain. Panah hijau yang menyasar matanya sama efeknya dengan yang menembus bagian tubuh mana pun, karena memang tidak ada titik lemah di mata.
Sorot mata Kaisar Tiga Mata kembali tertuju pada sang koki. Rentetan panah hijau terus menerus menghujam kedua bola mata wanita itu, namun hanya meninggalkan goresan-goresan rusak tanpa menembus. Sama sekali tidak ada efek khusus maupun pengaruh berarti.
Koki Wanita Komunitas Naga menjilat bibirnya, sementara sorot matanya mengamati dengan tatapan tajam ke seluruh tubuh Kaisar Tiga Mata.
Kaisar Tiga Mata tiba-tiba merasakan merinding. Tatapan Koki Wanita Komunitas Naga kepadanya tidak seperti melihat makhluk hidup, melainkan sepotong daging yang siap dibarbekyu atau dikukus.
Perasaan ini membuatnya sangat tidak senang. Dia mencabut tombak panjang dari punggungnya dan menyerang dengan ganas ke arah sang koki.
Meski ahli dalam seni panah mata, itu bukanlah seluruh kemampuannya. Sebelum menguasai panah mata, kemampuan bertarung Kaisar Tiga Mata sudah sangat mengerikan.
Tombak bergerak seperti naga berenang dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Mata ketiganya terus menatap tajam ke arah sang koki, tak hanya mampu memanah tapi juga memiliki penglihatan dinamis yang luar biasa.
Gerakan cepat bagi orang lain, di matanya terurai seperti rekaman slow motion. Bahkan lintasan Pisau Tanpa Tuhan pun bisa dia lacak dengan jelas.
Hanya saja bisa melihat adalah satu hal, apakah tubuh bisa mengikuti respons atau tidak adalah hal lain. Kaisar Tiga Mata melihat dengan jelas, namun dalam pertarungan nyata, respons tubuh terkadang tidak bisa mengikuti pikiran.
Tentu saja, Kaisar Tiga Mata tidak menganggap wanita aneh ini bisa menyaingi Kaisar Tanpa Tuhan, jadi sama sekali tidak khawatir.
Dang! Dang! Dang!
Koki Wanita Komunitas Naga berdiri di tempat tidak bergerak, mengayunkan pisau dapur di tangannya, tiga kali berturut-turut memukul mundur tombak panjang Kaisar Tiga Mata dengan kecepatan yang mencengangkan.
Namun di mata Kaisar Tiga Mata, kecepatan seperti ini layak disebut cepat, tapi belum bisa menjadi ancaman baginya.
"Kukira ini orang hebat, ternyata cuma segini." Kaisar Tiga Mata mendengus keras, pupil ketiganya memancarkan cahaya hijau.
Cahaya hijau menyinari tombak panjang, langsung membuat kobaran api hijau menyala di permukaannya. Tombak itu terlepas dari genggaman Kaisar Tiga Mata, seolah-olah hidup, mengikuti sorotan mata ketiga sang kaisar. Dalam sekejap, siluet tombak itu melesat menusuk tubuh Koki Wanita Komunitas Naga.
Dang!
Koki Wanita Komunitas Naga tidak sempat menghalangi tombak yang secepat sorotan mata itu. Ujung tombak menyelusup masuk ke lengannya, meninggalkan luka besar.
Tapi tidak ada darah yang mengalir keluar. Bagaimanapun juga dia hanyalah boneka. Boneka tentu tidak memiliki darah, juga tidak merasakan kesakitan.
Sorot mata Kaisar Tiga Mata berkelebat cepat. Tombak bergerak dengan kecepatan yang sulit dipahami, menusuk dari berbagai sudut udara ke arah koki wanita itu. Di seluruh tubuhnya terlihat peninggalan banyak luka.
Koki Wanita Komunitas Naga menangkis beberapa kali, namun sama sekali tak mampu menahan tombak panjang yang bergerak mengikuti sorot mata. Akhirnya dia berhenti melawan dan membiarkan tombak menusuk tubuhnya.
Sementara itu, Koki Wanita Komunitas Naga justru menggenggam pisau dapur di tangannya, menutup mata sambil bergumam sesuatu mantra.
Nyonya Sekejap dan yang lain melihat sang Koki hanya bisa berdiri diam menerima serangan, wajah mereka dipenuhi kecemasan.
Meski tubuhnya sangat tangguh dan setiap tusukan tombak hanya meninggalkan luka kecil yang tak mematikan, namun semakin banyak luka yang terkumpul. Bahkan tubuh sekuat baja pun takkan sanggup bertahan. Jika terus begini, dalam waktu kurang dari sepuluh menit tubuh Koki Wanita Komunitas Naga mungkin akan hancur total.
Kaisar Tiga Mata menyeringai dingin melihat sang Koki malah memejamkan mata sambil berucap mantra dengan pisau di tangan. Begitu sorot matanya mengarah, tombak seketika menembus sayapnya.
Detik berikutnya, sorot mata Kaisar Tiga Mata bergerak lagi, tombak panjang kembali menusuk ke dalam jantungnya.
Tombak panjang menusukkan beberapa kali berturut-turut di posisi jantung, seketika menembus jantung Koki Wanita Komunitas Naga, tombak itu melesat keluar melalui dadanya.
Namun Koki Wanita Komunitas Naga tetap merem-melek sambil bergumam: "Dewa Kuliner Naga yang Agung, izinkanlah pelayan-Mu yang paling setia mempersembahkan persembahan termegah untuk-Mu..."
Kaisar Tiga Mata mengerutkan kening halus, sorot matanya tertuju pada leher sang koki, hendak menembus tenggorokannya agar berhenti melantunkan mantra-mantra aneh itu.
Tapi tiba-tiba sang koki membuka matanya, sepasang bola mata mengerikan nan fanatik itu menatapnya tajam-tajam, membuat jantung Kaisar Tiga Mata berdegup kencang.
Setelah menyadari situasi, kemarahan menggelora dalam dada sang Kaisar. Sorot matanya langsung tertuju pada leher Koki Wanita Komunitas Naga.
Pada tubuh Koki Wanita Komunitas Naga tiba-tiba meletus nafas naga yang mengerikan, muncul bayangan samar bagaikan dewa naga yang mengitarinya beberapa kali, lalu dengan suara lengkingan naga menyatu ke dalam pisau dapurnya, seketika mengubah pisau itu menjadi sesuatu yang aneh.
Di atas pisau penjagal yang pendek dan lebar itu, muncul tanda berbentuk naga. Bilah pisau terus-menerus bergetar dan merintih, seolah naga yang kelaparan sedang memekik.
Kaisar Tiga Mata merasakan firasat buruk di hatinya. Ia mempercepat sorotan matanya dan langsung menikamkan tombak panjang ke leher Koki Wanita Komunitas Naga.
"Delapan Teknik Makan Naga: Char Siu!" Bersamaan dengan suara dingin namun beriman itu, akhirnya Koki Wanita Komunitas Naga mulai bergerak lagi.
