Di dalam Basis Spiritual kesembilan, beberapa makhluk roh sedang berbincang.
"Enam Lengan, apa kau dengar kabar tentang manusia bernama 'Penutup Langit dengan Satu Tangan' yang sedang ramai dibicarakan belakangan?"
"Bagaimana mungkin tidak dengar? Bahkan Kaisar Tanpa Tuhan dan Kaisar Guixu mengalami kerugian besar di tangannya, dibabat hanya dengan satu tangan. Wilayah luas sudah dikuasainya. Sekarang siapa lagi yang tidak tahu tentang manusia itu?"
"Entah kekuatan apa yang dipelajari manusia itu, sampai-sampai Kaisar Tanpa Tuhan dan Kaisar Guixu pun bisa dibunuh. Benar-benar mengerikan."
"Siapa yang tahu? Konon ada makhluk roh yang mencoba melawan akhir-akhir ini, tapi semua yang melawan dibabat habis dengan satu tangannya. Bahkan makhluk roh terkuat sekalipun tak sanggup menahan satu serangannya. Sungguh jahat!"
"Kalau begini terus, takkan ada yang bisa menghentikannya. Apa seluruh Perlindungan Ketiga akan jatuh ke tangannya?"
"Tak semudah itu! Menaklukkan dan mempertahankan itu beda. Manusia satu itu takkan mampu. Bawahan andalannya kebanyakan makhluk mutan dan roh. Katanya dia cukup baik pada makhluk roh yang tunduk. Mereka yang menyerah bisa memilih untuk langsung tunduk padanya atau pada makhluk roh kuat di sisinya. Kebanyakan yang sudah menyerah memilih tunduk pada sesama ras mereka yang ada di dekatnya, yang langsung tunduk padanya sendiri masih sedikit."
"Dan di Tianxia ini tidak ada kekuatan yang benar-benar kebal. Kekuatan manusia itu pasti memiliki metode untuk memecahkan, hanya harus menemukan gaya yang tepat. Saat ini di antara para Di Ling, dukungan tertinggi adalah Kaisar Bidakshakti dan Tai Shang Huang. Kaisar Bidakshakti memiliki tubuh yang benar-benar abadi, mungkin tidak takut dengan kekuatan manusia itu. Sedangkan kekuatan Tai Shang Huang bisa menaklukkan segala mantra. Jika dia bisa naik ke level Kaisar Sepuluh Gembok, mungkin ada kesempatan untuk mengalahkan manusia itu."
"Bukankah Tai Shang Huang masih cukup jauh dari Sepuluh Gembok?"
"Siapa yang tahu? Makhluk selevel Tai Shang Huang tidak bisa dinilai dengan logika yang wajar."
Saat beberapa Di Ling sedang berbicara, tiba-tiba mereka melihat ruang berdistorsi tak jauh dari sana. Sebuah Pulau Lingji muncul di kehampaan.
Para Di Ling menoleh sekejap. Tanpa sengaja, mereka membeku - makhluk roh di atas Pulau Lingji itu ternyata Han Sen yang sedang mereka bahas tadi.
Para Di Ling segera menguasai Pulau Lingji dan mengerumuninya. Salah satu Di Ling bertanya: ", apa Kamu sudah mendengar persoalan tentang manusia itu?"
Han Sen dalam hati berpikir: "Tentu saja aku dengar. Haruskah kuberi tahu kalian bahwa orang itu adalah aku?"
Dengan tersenyum tipis, Han Sen berkata: "Aku sudah mendengarnya. Karena itu aku mendatangi Lingji untuk melatih, berharap bisa segera mengaktifkan kunci gen kesepuluh guna memenggal manusia itu."
Seluruh Di Ling mendengar itu berseri-seri: "Tai Shang Huang, apakah Kamu punya kendali untuk memecahkan tenaga manusia yang bisa menutupi langit itu?"
"Kekuatanku bisa Menaklukkan Segala Hukum. Apa susahnya memecahkan gaya-nya? Sayangnya aku belum mengaktifkan kunci gen kesepuluh, akhirnya tetap sulit untuk bertarung." Han Sen mengeluarkan ekspresi penyesalan.
"Tai Shang Huang, bagaimana rencanamu mengaktifkan kunci gen kesepuluh?" Seorang Di Ling bertanya.
"Tenagaku bisa menaklukkan segala hukum, tentu perlu meningkat dalam pertempuran. Dan aku juga membutuhkan berbagai gen makhluk roh agar tubuh Kaisar mencapai tingkat kesempurnaan..." kata Han Sen dengan khidmat.
"Tai Shang, selain ini aku punya gen makhluk roh bercorak air. Maukah kau menerimanya? Aku ingin memberikannya padamu, asalkan kau segera membuka sepuluh kunci gen untuk menghabisi manusia sombong itu," kata seorang Di Ling langsung.
"Gen Di Ling bercorak air memang masih kurang. Jika kau bersedia memberikannya, tentu bagus sekali..." Han Sen diam-diam girang. Inilah rencana yang membuatnya kembali ke sini.
Gen Di Ling benar-benar sulit didapat. Jika harus membunuh satu per satu, setiap kali hanya mendapat satu poin, entah kapan bisa mencapai nilai maksimal 100 poin untuk satu jenis gen Di Ling.
Lagipula para Di Ling bisa menghindarinya, sehingga nanti akan sulit untuk mendapatkan gen mereka.
"Sekarang ada Di Ling yang mau langsung memberikan gen mereka, ini bukan sekadar satu dua poin biasa. Bila bertemu Di Ling dengan 'tangan raksasa', memberi 100 poin gen Di Ling adalah hal lumrah."
"Lagi pula ini Basis Spiritual kesembilan, semua Di Ling di sini telah membuka sembilan gembok gen. Setidaknya mereka punya lebih dari 900 poin gen Di Ling, memberi 100 poin bukanlah hal sulit."
"Kaisar Boneka, aku punya gen petir. Mau berapa? Aku beri semuanya! Asal kau bunuh manusia itu!"
"Aku di sini juga punya..."
Para Di Ling berebut-rebut memberikan gen mereka kepada Han Sen.
"Yang elemen tanah aku mau, elemen api tidak perlu... Sudah penuh... Jangan cuma kasih gen... Aku butuh bertarung untuk breakthrough... Ayo duel!"
Han Sen menyaksikan gen Di Ling bertambah mengalir deras, hatinya berbunga-bunga. Hampir-hampir tertawa dalam mimpi.
Di sela-sela ekspedisi perang, Han Sen meluangkan waktu untuk mengunjungi Basis Spiritual kesembilan, menggasak gen-gen Di Ling, dan bertarung dengan para makhluk roh itu guna menambah sedikit pengalaman pertempuran.
Dengan sama-sama membuka sembilan gembok gen, status Super Di Ling Han Sen menyerbu sebagian besar makhluk roh. Hal ini membuat para makhluk roh semakin berharap padanya, menganggapnya punya peluang besar untuk mengalahkannya. Maka banyak yang aktif memberikan gen Di Ling kepada Han Sen.
Akibatnya, gen-gen Di Ling dari berbagai aliran Han Sen mencapai nilai maksimal 100 poin dalam waktu singkat. Seluruh gen makhluk roh juga pada dasarnya sudah dalam kondisi penuh, membuat penguatan bakat di setiap aliran mencapai kondisi terkuat.
Han Sen bisa dengan mudah menggunakan kekuatan angin, api, petir, listrik, dan elemen-elemen lainnya meski tanpa usaha. Meski belum menyamai para Kaisar yang khusus mendalami satu aliran, tingkat kemampuannya sudah termasuk bagus.
Alasan Han Sen ingin memiliki begitu banyak bakat dari berbagai aliran bukan untuk berfokus pada satu aliran saja. Dia ingin mempelajari teknik gen super nuklir komposit multi-aliran, itulah keunggulan sejati manusia. Dengan bakat-bakat ini, proses pembelajaran teknik gen komposit pun menjadi lebih mudah baginya.
Sementara Han Sen bersantai menikmati situasi, para makhluk roh justru menderita. Mereka masih menunggu Tai Shang membuka kunci gen kesepuluh untuk mengalahkan Han Sen. Siapa sangka bahwa Han Sen adalah Tai Shang, dan Tai Shang adalah Han Sen. Bagaimana mungkin seseorang membunuh dirinya sendiri?
Han Sen merasa lega karena tidak bertemu Kaisar Langit dan Ratu Agung pengendali Takhta Ular Suci. Jika mereka yang mengetahui identitas Han Sen sebagai Tai Shang ini muncul, pastinya rahasianya akan terbongkar.
Namun sebagai Kaisar Sepuluh Gembok, mustahil mereka muncul di Basis Spiritual kesembilan. Hanya ketika Super Di Ling Han Sen membuka kunci gen kesepuluh, barulah mungkin bertemu mereka di dalam Basis Spiritual.
Tanpa melihat langsung Sang Kaisar Boneka, sekalipun mereka punya kecurigaan, mungkin tetap tak bisa memastikan.
Tentu saja, situasi terbaik adalah mereka sama sekali tidak masuk ke Basis Spiritual dan belum pernah mendengar persoalan Sang Kaisar Boneka, itu akan jauh lebih baik.
Tapi bahkan jika mereka menunjuk hidung Han Sen secara terbuka dan menyebutnya Han Sen, dia tetap tidak akan mengakui. Mungkin sedikit sekali makhluk roh yang percaya - jelas-jelas berwujud roh, bagaimana mungkin dia manusia?
Pokoknya Han Sen sudah bulat tekad tidak akan mengakui bahkan sampai mati. Lagipula gen makhluk roh-nya hampir mencapai kondisi penuh, apakah identitasnya terbongkar atau tidak sudah tidak terlalu mempengaruhi.
