Dor!
Tubuh Han Sen terjatuh keras di atas rumput, darah menyembur tak terbendung dari mulutnya.
Hampir bersamaan, Bao'er jatuh dari celah dimensi di atasnya, pantatnya mendarat tepat di kepala Han Sen hingga wajahnya terbenam ke dalam tanah berumput.
Kini Han Sen menyesal membawa Bao'er, Si Perak Kecil, malaikat kecil, Golden Roar, dan Nyonya Sekejap - lima makhluk mengerikan ini - bersama menapaki Tangga Langit. Api pembaptisan ilahi yang terpicu sama sekali tak terbayangkan kekuatannya.
Han Sen juga bisa dibilang orang yang berpengalaman. Jangan katakan promosi Xiang Yin, bahkan saat penerus Sekte Xuan naik level pun, api suci yang dihadapinya masih berkali-kali lipat lebih lemah dibanding saat promosi Han Sen ini. Han Sen hampir tumbang di Tingkat Langit terakhir.
Han Sen tidak sadar: Penerus Sekte Xuan saja hanya berani membawa satu Raja Kerangka saat menapaki Tingkat Langit. Dia malah membawa lima sekaligus - tak satu pun lebih lemah dari Raja Kerangka. Enam individu bersama-sama menapaki Tingkat Langit, memicu api suci yang mengerikan sampai puncak.
Andai bukan karena transformasi Han Sen menjadi Super Di Ling ditambah Jing Dongxuan dan Teknik Kulit Es dan Tulang Giok yang memang memiliki tenaga luar biasa tak tertandingi, mungkin dia sudah hancur lebur di Tingkat Langit kesepuluh.
Meski begitu, Han Sen yang sudah mengerahkan seluruh tenaga tetap kesulitan melindungi semua pihak. Hanya Bao'er yang berhasil dia lindungi tanpa cedera. Tenaga yang tersisa sudah tidak cukup untuk membantu yang lain menahan pembaptisan api suci sepenuhnya.
Untungnya Han Sen masih bisa menahan sebagian besar pembaptisan api suci. Yang mereka terima hanyalah porsi kecil. Si Perak Kecil terlahir kembali dalam pembaptisan api suci, berubah menjadi sebutir telur.
Malaikat kecil dan Golden Roar setelah pembaptisan api suci sama-sama memasuki status evolusi. Hanya Nyonya Sekejap yang paling memilukan. Han Sen tidak bisa memperhatikan banyak hal, hanya memberi sedikit tenaga padanya. Sang Ratu mendapat pukulan mental yang berat. Meski berhasil bermetamorfosis menjadi semi-dewa, raganya terluka sangat parah. Entah berapa lama baru bisa pulih.
"Syukurlah tidak membawa lebih banyak orang untuk naik level bersama. Kalau tidak, bahkan aku sendiri mungkin terjebak di sana." Han Sen diam-diam lega.
Bangkit dari tanah, matanya menyapu lingkungan sekitar. Ditemukannya lokasi ini adalah area perbukitan. Di bawah kakinya lereng berumput, di sekeliling tidak terlihat makhluk mutan atau entitas spiritual yang kuat.
Han Sen bangkit dari tanah, namun mendapati raganya terasa luar biasa berat. Bukan karena dia terluka, melainkan gravitasi di sini sangat mengerikan. Jika kemampuan fisik tidak memadai, mungkin bahkan berdiri pun tidak bisa.
Untungnya setelah Han Sen naik level menjadi semi-dewa, tubuhnya termasuk kategori yang sangat tangguh. Gravitasi mengerikan itu tidak menimbulkan masalah besar baginya.
Hanya saja bajunya hancur saat menapaki Tangga Langit. Dia juga tidak memiliki roh zirah yang bisa digunakan, agak canggung memang.
Han Sen: Tubuh Super Dewa - Super Di Ling (Ultimate).
Peringkat: Semi-Dewa.
Umur: 500.
Persyaratan evolusi tubuh dewa: Tidak ada.
Gen yang dimiliki: Tidak ada.
Gen semi-dewa: Tidak ada.
Han Sen belum paham arti tambahan kata "Ultimate" pada Tubuh Super Dewa. Umurnya bertambah seratus tahun lagi, jika tidak ada halangan berarti dia bisa hidup santai selama lima ratus tahun.
Persyaratan evolusi tubuh dewa tidak ada. Han Sen juga sudah pernah mendengar bahwa di Perlindungan Suci Tuhan Keempat, kolam evolusi sudah tidak ada lagi. Sekalipun memiliki 100 gen, tetap sulit untuk berevolusi langsung melalui kolam evolusi.
Han Sen memandang sekeliling. Di kejauhan, ia menemukan sejenis rumput dengan daun lebar. Ia mengajak Bao'er mendekat, memetik beberapa helai daun besar, lalu menyatukan dengan batang rumput menjadi dua set baju rumput untuk mereka berdua.
Saat memetik daun, seekor belalang tiba-tiba melompat keluar dari semak. Han Sen terkejut karena sebelumnya sama sekali tidak merasakan keberadaan serangga itu.
Untungnya belalang itu berlari menjauh. Han Sen tidak mengejarnya, memilih menyelesaikan baju rumput terlebih dahulu.
Setelah mengenakan baju rumput, Han Sen hendak membawa Bao'er pergi. Tiba-tiba mereka mendengar jeritan serangga dari kejauhan. Belalang itu kini berdiri di padang rumput, menjerit ke arah mereka berdua.
Han Sen baru saja menggunakan aura Dongxuan untuk mengamati belalang itu. Aura kehidupannya sangat lemah, bahkan sepertinya tidak memenuhi standar makhluk semi-dewa biasa. Karena itu Han Sen sama sekali tidak mempedulikannya.
Melihat makhluk itu berani melawannya, Han Sen langsung mengkristalkan kekuatan ruang-waktu untuk menggunakan Serangan Hantu guna mengalahkannya. Jika itu benar makhluk semi-dewa, gennya akan sangat berguna untuk diisi ulang.
Namun sebelum telapak tangan Han Sen sempat menghantam, tiba-tiba mata kanannya terasa sakit luar biasa seperti ditusuk jarum.
Hati Han Sen berdesir. Ia menutup mata kanannya, tapi di detik berikutnya mata kirinya juga mengalami nyeri yang sama hebatnya.
Dengan memaksakan diri menahan rasa sakit, Han Sen mengamati sekelilingnya. Namun tidak ditemukannya apapun. Ia jelas merasakan bahaya maut di sisinya, tapi bahkan bayangan musuh pun tak terlihat.
Melihat ke arah belalang itu, ia menyundul masuk ke dalam lubang di hamparan rumput dan sekejap mata menghilang dari pandangan, sepertinya telah menyusup ke bawah tanah.
Han Sen tidak merasakan tenaga meledak darinya, tapi entah mengapa matanya masih terasa nyeri hebat.
Han Sen terus memindai area sekitarnya dengan aura Dongxuan, berusaha menemukan musuh yang menyerangnya. Setelah cukup lama, tetap tidak ditemukan apa-apa.
Aduh!
Tiba-tiba Han Sen merasakan serangan rasa perih di lehernya. Rasa sakit itu menjalar ke bawah leher, melalui trakea dan organ pencernaan, seolah ada yang menusuk organ dalamnya dengan jarum. Wajahnya berkerut kesakitan, keringat dingin langsung membasahi dahinya.
Han Sen mulai menyadari sesuatu. Dengan raut wajah dingin, ia langsung mengaktifkan Teknik Kulit Es dan Tulang Giok. Seluruh tubuhnya berubah kristal bening bagai es giok, termasuk organ dalam dan pembuluh darah.
Han Sen masih bisa merasakan sensasi organ dalamnya terus ditusuk jarum di dalam tubuhnya, tapi dengan penguatan Teknik Kulit Es dan Tulang Giok, kesakitan itu sudah tak berarti dan tidak bisa melukainya secara nyata.
Secara paralel, Han Sen juga mengaktifkan Jing Dongxuan dengan sepuluh kunci gen, melakukan pengamatan internal terhadap tubuhnya sendiri.
Tak lama kemudian, Han Sen melihat sesuatu yang hampir lebih kecil dari debu di dalam lambungnya. Di bawah aura Dongxuan sepuluh kunci, akhirnya ia bisa melihat jelas benda itu.
Makhluk itu adalah serangga kelabu super kecil yang mirip ulat sutra, tapi kepalanya lebih runcing dan berukuran mikroskopis seperti partikel debu. Tanpa aura Dongxuan sepuluh kunci gen, keberadaannya sama sekali tidak terdeteksi dan hanya dikira debu biasa.
Serangga mini ini bagai ujung jarum yang memancarkan cahaya dingin, berlari serampangan di dalam lambungnya. Rasa sakit seperti ditusuk jarum tadi ternyata berasal dari makhluk ini.
Setelah melihat dengan saksama, Han Sen akhirnya tahu apa ini. Ini bukan makhluk semi-dewa, melainkan gen semi-dewa dari belalang tadi.
Dari tubuh serangga sehalus debu ini, Han Sen juga melihat struktur daftar yang sama dengan belalang itu. Tidak diragukan lagi ada hubungan yang sangat erat antara keduanya.
Melihat belalang itu mengintip keluar dari lubang rumput sambil memandanginya dengan wajah berbangga, Han Sen menghembuskan napas dingin. Langsung mengerahkan tenaga, dengan tangan sebagai pisau, ia menghantamkan Serangan Hantu.
Belalang di lubang rumput langsung terbelah dua oleh Han Sen, darahnya menggenangi tanah. Serangga debu yang bergulat di lambungnya pun berhenti bergerak.
"Setelah membunuh belalang tanah biasa, tidak memperoleh roh binatang. Mendapatkan Inti Gen Perunggu debu-serangga. Daging dapat dikonsumsi. Penyerapan bisa menambah 0-10 point gen dasar secara acak."
