Jumlah Siput Giok di lembah cukup banyak, mencapai belasan ekor. Tapi gerakan mereka yang sangat lambat membuat jumlah besar itu tidak menjadi ancaman bagi Han Sen.
Lagipula, Inti Gen Siput Giok adalah cangkang siput mereka yang tidak memiliki sifat agresif, namun pertahanannya sangat kuat. Tanpa taktik serangan yang mematikan, bahkan makhluk purba sekalipun sulit menghancurkan cangkang ini.
Han Sen berencana menggunakan satu cangkang sebagai tempat tinggalnya. Benda ini pasti lebih praktis daripada tenda. Dengan ini, mereka tak perlu lagi tidur di alam terbuka. Ke mana pun pergi, selalu ada tempat istirahat yang aman. Saat genting, bahkan bisa menahan serangan musuh.
Tentu saja, yang paling diidamkan Han Sen adalah roh binatang Siput Giok. Sebelumnya, saat baru bergabung, Domba sudah memberitahunya bahwa roh binatang Siput Giok termasuk Tipe baju zirah.
Saat ini, Han Sen dan Bao'er masih pontang-panting hanya dengan beberapa helai daun rumput menutupi tubuh, persis seperti Tarzan. Bisa membuatkan satu set baju zirah yang layak pakai benar-benar merupakan kemajuan besar yang bersejarah.
Tiba di dalam lembah, dari kejauhan terlihat beberapa siput sebesar rumah merangkak perlahan di tepian sungai. Cangkang siput itu tampak seperti porselen putih, kristal bening yang terlihat sangat indah.
Han Sen dan Bao'er mendekati seekor siput giok. Tubuh siput giok itu langsung menyusup ke dalam cangkangnya, lubang masuknya disumbat cangkang giok tanpa meninggalkan celah sedikit pun.
Fakta bahwa siput giok hampir tidak memiliki sifat agresif menjadi alasan Han Sen memilih memburunya, mengingat keamanan adalah prioritas utama.
Tentu saja, jangan mengira siput giok benar-benar tak berbahaya. Meski merangkak lambat, saat bergerak tubuhnya mengeluarkan racun yang menempel pada tumbuhan.
Jika makhluk mutan lain memakan tumbuhan beracun itu, mereka akan cepat mati akibat racun. Tubuh yang mulai membusuk inilah yang menjadi santapan siput giok.
Han Sen sudah mengetahui taktik berburu Siput Giok dari mulut domba, jadi dia tidak menyentuh vegetasi itu. Langsung melayang di samping Siput Giok, mengubah telapak tangan menjadi pisau, melancarkan Serangan Hantu ke cangkang siput.
Hanya terdengar suara denting seperti benturan antara emas dan giok. Cangkang siput itu ternyata tidak meninggalkan sedikit pun luka.
Serangan Hantu bisa berpindah ruang-waktu, tapi ofensifnya tidak meningkat. Gagal membuka cangkang siput juga sudah bisa diprediksi oleh Han Sen.
Han Sen juga tidak bermaksud menghancurkan cangkang dengan tinju. Racun di cangkang masih membahayakan. Han Sen juga tidak yakin apakah Teknik Tulang Giok dan Kulit Es-nya bisa menahan racun ini, sehingga enggan mengambil risiko.
Mengeluarkan tanduk spiral hewan dari pinggang, Han Sen mengaktifkan tenaga Teknik Tulang Giok dan Kulit Es, lalu menusukkannya langsung ke cangkang siput.
Han Sen menggunakan teknik panah spiral, membuat tanduk binatang berputar dengan gaya rotasi dahsyat seperti bor listrik, langsung menghantam cangkang siput.
Serbuk putih langsung beterbangan. Tanduk berhasil mengebor cangkang siput sedikit demi sedikit, tak lama langsung tembus. Sebagian besar tanduk telah tertancap dalam.
Siput giok yang kesakitan langsung memutar tubuhnya, membuat cangkang siput berguling-guling menyeruduk Han Sen.
Han Sen dengan gesit menghindar, tanduk di tangannya langsung menusuk bagian lain cangkang siput.
Siput giok lainnya juga mulai bergerak. Mereka berputar seperti gasing sambil berguling ke arah Han Sen, berusaha menabraknya hingga mati.
Tapi kecepatan Han Sen jauh melampaui mereka, tenaganya juga lebih besar. Cangkang gen yang keras pun tak mampu menjamin keamanan mereka dari tusukan tanduk ini.
Tak lama kemudian, Han Sen berhasil membunuh seekor siput giok. Namun setelah membunuhnya, cangkang siput yang sudah penuh lubang bekas tusukan itu pun hancur berantakan.
"Memburu makhluk biasa Siput Giok. Tidak memperoleh roh binatang. Inti gen hancur. Daging dapat dikonsumsi. Penyerapan dapat menambah 0 hingga 10 poin gen dasar secara acak."
Han Sen merasa sedikit frustasi. Meski bisa membunuh siput giok, cangkang mereka selalu rusak sehingga inti gen sama sekali tidak bisa didapatkan.
"Sudahlah, lebih baik cari dua set roh zirah dulu. Aku dan Bao'er tidak bisa terus-menerus pakai daun rumput." Han Sen kembali menyerang siput giok lainnya.
Tiba-tiba hati Han Sen berdebar, seolah menyadari sesuatu. Saat hampir mendekati siput giok, dia tiba-tiba berhenti lalu berbalik badan dan terbang keluar lembah.
Han Sen menyusup di luar lembah. Setelah menunggu beberapa saat, dia melihat siput-siput giok itu keluar dari cangkangnya dan merangkak menuju siput giok yang sudah mati, ternyata mulai membagi-bagi dan melahap mayat sesamanya.
Han Sen juga tak punya waktu untuk merenungi kekejaman siput-siput giok ini. Dengan mengulurkan tangan, dia memanggil sesuatu.
Muncul seekor serangga kecil yang lebih mini dari debu, seluruh tubuhnya berwarna kelabu - inilah Inti Gen Perunggu Debu Serangga yang diperoleh Han Sen.
Sambil mengawasi siput-siput giok yang sedang melahap itu, Han Sen menyuntikkan tenaga elemen tanah ke Debu Serangga melalui simulasi Jing Dongxuan. Dengan konsentrasi penuh, Debu Serangga langsung melayang-layang menuju kawanan siput giok.
Debu-serangga terbang dengan kecepatan sangat lambat, membuat Han Sen pun merasa agak tidak sabar. Tapi ini memang tidak bisa dihindari, mengingat setiap Inti Gen pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Debu-serangga adalah ukurannya yang kecil dan kekerasannya, sementara kekurangannya banyak—bagaimanapun ini hanyalah Inti Gen Perunggu.
Namun saat ini Han Sen hanya membutuhkan kelebihannya. Kekurangan bisa diabaikan untuk sementara.
Siput-siput giok itu tidak memiliki aura Dongxuan, sehingga semakin sulit mendeteksi Debu-serangga. Karena itu kecepatan terbangnya yang lambat tidak menjadi masalah.
Setelah beberapa saat, Debu-serangga akhirnya tiba di sisi seekor siput giok. Langsung menempel di tubuh transparan siput yang seperti plastik lunak itu.
Siput giok langsung bereaksi seolah tertusuk jarum, tubuhnya bergetar sesaat sebelum buru-buru menyelipkan diri kembali ke dalam cangkang siput.
Hanya saja sekarang menarik diri sudah tidak berguna lagi, debu-debu cacing telah menyusup ke dalam tubuhnya, ikut masuk ke dalam cangkang siput bersama tubuhnya.
Hampir seperti salinan persis saat Han Sen pertama kali tiba di Perlindungan Keempat, debu-debu cacing terus-menerus mengebor di dalam tubuh siput giok, melubangi hingga penuh luka bagian internal tubuh siput giok.
Hanya saja mengingat debu-debu cacing terlalu kecil, trauma yang ditimbulkannya sangat kecil dan menyedihkan. Setelah bergulat selama satu hingga dua jam, barulah terdengar suara pemburuan di otak Han Sen.
"Memburu makhluk biasa Siput Giok, memperoleh Roh Binatang Siput Giok, memperoleh Gen Dasar Perunggu Cangkang Siput Giok, daging dapat dikonsumsi, penyerapan dapat memperoleh 0 hingga 10 point gen dasar secara acak."
Han Sen langsung berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Kali ini tidak hanya mendapatkan gen dasar, bahkan juga mendapatkan roh binatang.
Han Sen langsung merobek daun rumput yang menempel di tubuhnya, sekaligus memanggil roh binatang Siput Giok. Seketika, baju zirah putih seperti keramik membungkus seluruh tubuh Han Sen, hanya kepala yang terlihat dari luar.
Meski baju zirah Siput Giok tidak memiliki helm, Han Sen sudah sangat puas. Ini jauh lebih baik daripada telanjang bulat.
"Ayah... Bao'er juga mau..." pinta Bao'er memandangi baju zirah di tubuh Han Sen. Si kecil yang doyan berdandan ini sudah muak dengan rok daunnya.
"Tunggu, Ayah akan segera bikinkanmu satu set." Dengan konsentrasi penuh, Han Sen mengarahkan Debu Parasit ke seekor Siput Giok lain yang langsung terbang menuju target.
