Koki Wanita Komunitas Naga itu mendengar interogasi Han Sen, namun hanya melototi dengan tatapan penuh kebencian tanpa sedikit pun keinginan untuk merespons.
Ekspresi Han Sen langsung berubah dingin. Tanduk binatang di tangannya menyusuri kulitnya dan menggores ke bawah, meninggalkan goresan darah di antara leher dan tulang selangkanya. Darah segar mengalir dari luka itu, membentuk kontras tajam dengan kulit putih saljunya.
"Kesabaranku sangat tipis. Jangan coba-coba menguji batasnya," gertak Han Sen dengan berkata menggunakan suara dingin yang dibuat-buat galak.
"Bunuh saja kalau mau, tak perlu basa-basi!" Sang Koki justru bersikap blak-blakan, seolah sama sekali tidak memiliki ketakutan terhadap maut.
Han Sen langsung merasakan sedikit pusing. Dia tentu tidak ingin membunuh Koki Wanita Komunitas Naga. Membunuhnya akan membuat semua rahasia itu ikut termusnahkan bersamanya. Han Sen sama sekali tidak tertarik untuk membunuhnya. Yang ingin diketahuinya hanyalah hubungan emosional sebenarnya antara Koki Wanita Komunitas Naga dengan Han Jingzhi, serta seberapa banyak hal tentang Han Jingzhi yang diketahui wanita itu.
Melihat taktik paksaan tidak berhasil, nada bicara Han Sen berubah menjadi lebih ramah: "Untuk apa kamu begini? Aku hanya ingin tahu hubungan apa antara kamu dan Han Jingzhi. Ini bukan rahasia yang tak terucapkan. Cukup jawab pertanyaanku. Setelah selesai bertanya, aku akan melepaskanmu. Aku memastikan tidak akan melukai sehelai rambut pun di kepalamu."
Melihat Koki Wanita Komunitas Naga sama sekali tidak tergoyahkan, Han Sen matanya berbinar dan menambahkan: "Sebenarnya aku juga ingin bertanya jelas-jelas agar tidak salah membunuh yang polos. Kamu dan Han Jingzhi sebenarnya musuh atau sekutu? Beri jawaban tegas biar aku tidak salah bunuh orang baik."
“Aku memiliki permusuhan sedalam lautan dengan Han Jingzhi. Jika kutemukan dia, akan kumakan hidup-hidup hingga puas. Kau adalah orangnya Han Jingzhi, bunuh saja jika mau, untuk apa banyak bicara!” Koki Wanita Komunitas Naga menjawab tanpa keraguan, sorot matanya menatap tajam ke arah Han Sen.
Han Sen membeku sejenak. Sebelumnya dia menduga pria yang tewas di depan Pintu Pohon Tempat Perlindungan Bawah Tanah mungkin adalah Han Jingzhi. Jika benar demikian, sekalipun ada permusuhan antara Koki Wanita Komunitas Naga dan Han Jingzhi, seharusnya dialah yang membunuh Han Jingzhi.
Tapi melihat kebencian sedalam lautan yang terpancar dari sikap Koki Wanita Komunitas Naga ini, seolah Han Jingzhi-lah yang telah melakukan sesuatu padanya.
“Bagaimana kau tahu aku orangnya Han Jingzhi?” Han Sen bertanya sambil menatap Koki Wanita Komunitas Naga.
“Hmph! Kalian berasal dari ras yang sama. Pikirku bisa menipuku?” Koki Wanita Komunitas Naga berkata dengan penuh cibir.
Han Sen langsung tertawa: "Mungkin ada kesalahpahaman. Memang kami satu ras, ras kami disebut manusia. Tapi jumlah manusia mungkin lebih banyak daripada total seluruh makhluk roh. Kalian makhluk roh juga punya musuh dan teman kan? Kami manusia juga sama. Bagaimana kamu bisa yakin aku orangnya Han Jingzhi?" Han Sen menjelaskan dengan sabar, berusaha mengorek lebih banyak informasi dari koki wanita komunitas naga ini.
Koki wanita komunitas naga itu memandang Han Sen dengan curiga dari atas ke bawah: "Apa yang kau katakan benar?"
"Untuk apa aku menipu? Sejujurnya, Han Jingzhi juga musuhku. Barusan aku tidak tahu pahlawan wanita ini sekutu, mengira kalian satu kelompok. Maaf atas kelancanganku." Han Sen buru-buru menyimpan tanduk hewan, dengan wajah penuh penyesalan ia membantu sang koki berdiri. Dengan cahaya suci ia menyembuhkan lukanya, sambil diam-diam menyentuhnya dengan telur kristal untuk memulihkan kondisi fisiknya.
“Benarkah kamu punya permusuhan dengan Han Jingzhi?” Koki Wanita Komunitas Naga memandang Han Sen dengan penuh keterkejutan.
Han Sen memapah Koki Wanita Komunitas Naga untuk duduk di tunggul pohon, sambil menggunakan tenaga cahaya suci untuk menyembuhkan lukanya, ia berkata dengan tulus: "Tentu ada permusuhan. Kalau aku pengikut Han Jingzhi, udah dari dulu kubunuh kamu. Buat apa aku membuang-buang waktu ngobrol panjang lebar, apalagi memaksakan diri menyelamatkanmu?"
Koki Wanita Komunitas Naga tampak mulai berpikir logis. Setelah memeriksa raganya, ia menyadari kondisinya telah pulih normal. Bahkan luka-luka dari pertempuran melawan Penguasa Bukit Giok sebelumnya mulai membaik secara bertahap berkat pengobatan Han Sen.
Lukanya cukup parah. Simulasi cahaya suci buatan Han Sen yang hanya setara kekuatan Perlindungan Ketiga, memiliki efek terbatas di wilayah Perlindungan Keempat sehingga proses penyembuhannya harus dilakukan perlahan.
Sambil melanjutkan pengobatan, Han Sen mengobrol santai dengan Koki Wanita Komunitas Naga tanpa menanyakan hal-hal sensitif.
Han Sen melihat sikapnya yang menganggap kematian sebagai kepulangan sebelumnya, merasa jika menggunakan kekuatan pasti tidak akan mendapat informasi. Akhirnya memutuskan untuk masuk ke internal pasukan musuh dulu, mencoba apakah bisa mendapatkan kabar.
Awalnya Koki Wanita Komunitas Naga sangat curiga pada Han Sen. Namun setelah beberapa hari bergaul, lukanya sembuh total berkat penyembuhan Han Sen. Bahkan dia merasakan kehangatan layaknya keluarga, membuat kecurigaannya semakin berkurang.
"Ngomong-ngomong, kenapa sejak pertemuan pertama langsung mengejar-ngejar aku? Meski aku mengambil satu Kepala Bantengmu, tidak perlu sampai ingin mengambil nyawaku kan?" tanya Han Sen sambil memanfaatkan hubungan yang mulai membaik.
Kecurigaan Koki Wanita Komunitas Naga sudah sangat tipis. Pasalnya kekuatannya sudah pulih, merasa jauh lebih kuat dari Han Sen. Han Sen yang tahu dirinya bukan lawan, malah menyembuhkannya—jelas bukan musuh.
Setelah mendengar pertanyaan Han Sen, Koki Wanita Komunitas Naga menjawab sembarangan: "Aku melihatmu satu klan dengan Han Jingzhi, mengira kau adalah orangnya. Karena itu aku ingin membunuhmu."
"Apa kau belum pernah melihat manusia lain di Perlindungan Ketiga? Meski jumlah manusia di sini tidak banyak, tapi seharusnya setiap perlindungan memiliki beberapa. Seharusnya tidak sulit menemukannya." Han Sen memandanginya dengan ekspresi bingung.
Koki Wanita Komunitas Naga menggelengkan kepala: "Tidak. Aku hanya pernah melihat Han Jingzhi satu-satunya manusia."
"Bagaimana kalian mulai bermusuhan?" Han Sen memanfaatkan momentum untuk menggali informasi lebih lanjut.
Kali ini Koki Wanita Komunitas Naga tidak menjawab. Dia berdiri dan berkata: "Ayo, aku akan mengajakmu berburu makhluk mutan. Karena kau telah menyelamatkanku dan menyembuhkan lukaku, hutang budi ini akan kukembalikan."
"Hal-hal kecil seperti ini tidak perlu dipikirkan. Kita semua punya permusuhan abadi dengan Han Jingzhi, sudah seharusnya saling membantu. Bantuan sederhana ini tidak layak disebut. Kakak jika ada urusan silakan pergi saja." Han Sen cepat-cepat menyahut.
Han Sen berencana untuk terus berakting sampai tuntas, mengulur tali panjang untuk memancing ikan besar. Pertama-tama, ia ingin membuat Koki Wanita Komunitas Naga sama sekali tidak waspada terhadapnya. Saat bertemu lagi nanti, mencari informasi apapun pasti akan jauh lebih mudah.
Melihat sikap Han Sen, Koki Wanita Komunitas Naga justru merasa agak malu. Setelah berpikir sejenak, dia berkata: "Kamu baru saja naik level menjadi semi-dewa. Berjalan sendirian di sini terlalu berbahaya. Lebih baik ikut aku, kamu bisa bergabung dengan perlindungan tempat tinggalku."
"Ada perlindungan di sini?" Han Sen langsung terkejut. Jika ini tempat perlindungan makhluk aneh, maka posisinya sangat berbahaya.
Koki Wanita Komunitas Naga tidak terlalu memikirkannya. Dengan santai dia menjawab: "Ada perlindungan tingkat perak yang direbut oleh seekor makhluk purba. Asalkan menyediakan sumber daya untuknya, kita boleh tinggal di dalam. Lebih aman dibanding di luar."
Han Sen mendengar ini, langsung setuju dengan gembira untuk pergi bersama Koki Wanita Komunitas Naga ke perlindungan. Karena tidak akan diperbudak dan bisa menggunakan teleportasi untuk kembali ke Alliance, tentu ini kabar terbaik.
Koki Wanita Komunitas Naga membawa Han Sen menuju perlindungan. Di tengah perjalanan, tiba-tiba seekor domba putih berlari mendekat - domba yang dikenalnya.
"Dua bos besar, akhirnya kutemukan kalian!" Domba itu berlari tergopoh-gopoh sambil berseru antusias.
