Tanpa keraguan, Han Sen mengulurkan tangan dan mengangkat Bao'er ke belakangnya.
Setelah kilau merah darah menghilang dari mata boneka itu, terpancar ekspresi keterkejutan di wajahnya sambil membeku memandangi Bao'er.
Han Sen mengawasi ketat boneka kayu itu sembari memeriksa seluruh tubuh Bao'er, menemukan tidak ada masalah sama sekali - tidak berubah menjadi boneka seperti domba.
Han Sen sedikit terkejut, dari penampilan boneka itu seharusnya kekuatannya sudah diaktifkan, namun ternyata tidak berpengaruh pada Bao'er.
Boneka kayu membeku sejenak, pupilnya kembali memancarkan kilau merah sambil berteriak marah: "Kalian semua tercatat sebagai tamu yang tidak diinginkan, permulaan pembersihan."
Begitu kata-katanya selesai, sorot mata merah boneka itu telah tertuju pada Han Sen yang telah memanggil Kristal Telur. Saat hendak melemparkannya, tangan yang belum sempat melepaskan objek itu tiba-tiba telah terkayu, raganya dengan cepat berubah menjadi material kayu.
Naga Perempuan yang memanggil pisau dapur bahkan belum sempat menyerang, tubuhnya pun telah mengalami petrifikasi kayu seperti Han Sen.
Meski tak bisa bergerak, Han Sen sangat terkejut. Kemampuan boneka ini jauh melampaui perkiraannya, bahkan mampu mengubah Tulang Giok dan Kulit Es-nya serta Inti Gen Perak Naga Perempuan menjadi kayu secara instan. Sangat mungkin ini bukan Inti Gen Perunggu biasa, sulit dipercayai Inti Gen Perunggu memiliki kekuatan seotoriter ini.
“Apakah kastil kecil ini bukan perlindungan perunggu, melainkan perlindungan tingkat perak?” Han Sen bergolak berbagai pemikiran dalam hati.
Sementara boneka kayu di sebelah sana memancarkan sorotan merah dari matanya, menatap dengan tatapan tajam ke arah Bao'er di belakang Han Sen.
Kekuatannya sama sekali tidak berpengaruh pada Bao'er. Gadis kecil itu tetap tak tergoyahkan, tanpa jejak kayu pada tubuhnya.
"Penghancuran dimulai!" Seru boneka itu dengan gerakan mekanis sambil mendekati Bao'er. Mata merahnya berkedip-kedip menciptakan kesan supernatural yang mengerikan.
Bao'er sambil membelai tubuh Han Sen yang sudah terkayu, wajah mungilnya memancarkan amarah. Alih-alih takut, dia malah melototi boneka itu sambil mengeluarkan labu mini dari genggamannya.
Saat boneka kayu hampir mencapai jarak serang, tiba-tiba terdengar gemeretak aneh. Dari tubuh Han Sen yang terkayu, memancarlah cahaya putih menyala-nyala yang misterius.
Boneka kayu itu terkesiap, tak percaya memandangi Han Sen. Di tengah cahaya putih menyala-nyala, raga Han Sen yang telah terkayu itu ternyata kembali pulih menjadi tubuh berdarah-daging.
"Berani mengganggu putriku, kau mati sudah." Cahaya suci di tubuh Han Sen berkilauan bagai galaksi bintang, satu pukulan menghadang ke arah boneka kayu dengan keras.
Wajah boneka kayu berubah pucat, sorot merah di matanya berkedip-kedip mati-matian. Tapi sama sekali tak mempan pada Han Sen. Dalam ketercekatannya, sinar suci putih menyala-nyala langsung menghantam tubuhnya.
Boom!
Serpihan kayu beterbangan tak henti. Seluruh tubuh boneka kayu hancur berkeping-keping oleh pukulan Han Sen, berubah menjadi hujan serpih kayu yang menari-nari di udara.
"Menghancurkan Butler Boneka Kayu Inti Gen Perak, memperoleh Butler Boneka Kayu Inti Gen Perak."
Di antara riuh rendah serpihan kayu, sepotong kecil kayu melesat ke arah Han Sen, langsung terpancar ke dalam laut jiwanya.
Han Sen melepaskan diri dari status Super Di Ling, melirik laut jiwanya. Di dalamnya kini terdapat boneka kayu kecil sebesar telapak tangan.
Butler Boneka Kayu: Inti Gen perak elemen kayu.
Dengan hancurnya Butler Boneka Kayu, Gadis Naga dan domba yang terkutuk kayu perlahan memulihkan tubuh mereka. Setelah bisa bergerak lagi, mereka menatap Han Sen dengan wajah terkejut, tampak sangat kaget.
Saat terkutuk kayu, mata mereka hanya bisa melihat satu arah. Mereka tidak menyaksikan transformasi Han Sen menjadi Super Di Ling, hanya melihat boneka itu dihancurkan oleh cahaya suci.
Sebelum mereka sempat berkata-kata, gemuruh terdengar dari tangga di belakang aula. Perlahan tangga terbelah di tengah, bergeser ke kedua sisi membuka jalan. Di ujungnya terlihat gerbang besar yang kemungkinan adalah Kuil Roh di dalam perlindungan ini.
"Bos, Anda benar-benar luar biasa, tampan gagah, sungguh semi-dewa yang ilahi, hamba ini memuja Anda seperti aliran sungai yang tiada henti, seperti..." Domba menerjang dan memeluk kaki Han Sen sambil menjilat habis-habisan.
Kini domba akhirnya melihat jelas siapa pelindung kuat sebenarnya. Bahkan inti gen boneka kayu yang mengerikan itu dihancurkan langsung, kekuatan sebesar itu benar-benar terlalu kuat.
Han Sen tidak menghiraukannya. Langsung menggendong Bao'er menuju gerbang. Setelah mendorongnya terbuka, terlihatlah Kuil Roh di bagian paling belakang dengan patung dewa spiritual berdiri tegak.
Namun slot di dahi patung dewa spiritual itu masih kosong, tanpa Batu Jiwa, menunjukkan tempat ini belum dikuasai roh manapun.
Patung dewa spiritual itu seluruh tubuhnya keperakan, seolah terbuat dari perak murni. Ini membuktikan tempat ini memang Perlindungan Perak, bukan Perlindungan Perunggu seperti yang mereka duga sebelumnya.
Barulah Koki Wanita Komunitas Naga dan domba itu tahu, boneka kayu yang dikalahkan Han Sen ternyata adalah Inti Gen Perak. Sorot mata mereka tertuju pada Han Sen dengan ekspresi yang semakin terkejut.
Han Shen menatap Koki Wanita Komunitas Naga dan bertanya: "Apakah kamu mau memasukkan Batu Jiwa ke sini?"
Koki Wanita Komunitas Naga menggelengkan kepala halus: "Perlindungan Perak bukanlah keinginanku."
Begitu makhluk roh memasukkan Batu Jiwanya, akan sangat sulit untuk mengambilnya kembali. Kebanyakan akan terpaksa hidup berdampingan dengan perlindungan tersebut seperti di Perlindungan Ketiga dulu. Karena itu para semi-dewa roh sangat berhati-hati dalam memilih perlindungan, umumnya tidak akan sembarangan menaruh Batu Jiwa mereka.
Karena Koki Wanita Komunitas Naga tidak mau menaruh Batu Jiwanya, Han Sen lalu memanggil Nyonya Sekejap dan menyuruhnya memasukkan Batu Jiwa miliknya, supaya bisa mengendalikan perlindungan ini.
Meski tidak mengendalikan perlindungan, teleportasi tetap bisa digunakan. Namun fungsi pertahanan perlindungan tidak bisa diaktifkan, banyak pintu gerbang juga tidak bisa dibuka.
Nyonya Sekejap melirik Han Sen dengan kepedihan tersembunyi, lalu menyuntikkan Batu Jiwanya ke dalam dahi patung dewa spiritual.
Berbeda dengan Koki Wanita Komunitas Naga, Nyonya Sekejap telah tunduk pada Han Sen. Batu Jiwanya sebenarnya sudah di bawah kendali Han Sen, persis seperti di Perlindungan Ketiga dulu. Bisa dimasukkan sementara, selama Han Sen mau, bisa dikeluarkan kapan saja tanpa kekhawatiran.
Jika Koki Wanita Komunitas Naga mau tunduk pada Han Sen, hal serupa bisa dilakukan. Tapi bagaimana mungkin makhluk roh biasa mau tunduk pada manusia?
Koki Wanita Komunitas Naga terkejut melihat Han Sen ternyata memanggil makhluk roh.
Meski aura Nyonya Sekejap terasa lemah, Koki Wanita Komunitas Naga bisa melihat ini bukan makhluk roh biasa.
Nyonya Sekejap mengendalikan perlindungan dan sepenuhnya memahami situasi di dalam perlindungan. Ini membuat Han Sen sangat senang, ternyata ini benar-benar perlindungan yang belum pernah dikuasai siapapun. Perbendaharaan perlindungan masih belum dibuka, di dalamnya pasti masih tersimpan gen inti.
Di perlindungan tingkat perak, perbendaharaannya pasti mengandung gen inti perak. Han Sen langsung menuju ke perbendaharaan, ingin melihat gen inti apa saja yang ada di dalamnya.
