Alasan utama didirikannya Asosiasi Semi-Dewa terutama untuk menyediakan tempat pertukaran laporan intelijen antar semi-dewa.
Namun tidak ada makan siang gratis di dunia ini. Tanpa kemampuan yang cukup untuk membuktikan dirimu layak mendapat informasi bernilai, sekalipun kau semi-dewa, takkan ada yang mementingkanmu.
Tujuan tes terutama terletak di sini. Umumnya cukup menyelesaikan tes tenaga dengan skor di atas lima ribu, sudah dianggap memenuhi syarat.
Tes pertarungan nyata lebih memberi kesempatan bagi semi-dewa baru untuk menunjukkan kemampuan mereka, memungkinkan anggota senior memahami kemampuan baru, mengakui kekuatan musisi baru, sehingga pertukaran informasi di kemudian hari akan lebih mudah.
Meski tak semua orang akan aktif mendekati petarung kuat, tapi saat petarung kuat membutuhkan, selalu ada lebih banyak yang mau memberikan bantuan dalam batas kemampuannya.
Seperti orang dengan kekayaan pribadi jutaan, saat ingin meminjam sepuluh ribu, banyak yang bersedia meminjamkannya.
Tapi seorang miskin yang hanya punya seratus yuan di sakunya, dan tidak punya sumber pendapatan, dalam situasi seperti itu, sangat jarang orang yang mau meminjamkan sepuluh ribu padanya.
Tes pertarungan nyata adalah momen untuk menunjukkan kekayaan dan kekuatan pribadi. Meski tidak ada hadiah nyata setelah lulus, pengaruhnya tetap besar.
Han Sen memang tidak berniat cari popularitas, tapi juga tak mau diremehkan. Tes pertarungan tetap harus dilewati dengan gemilang agar mendapat pengakuan di Asosiasi Semi-Dewa, sekaligus menjaga harga diri Tuan Ji.
"Kerja bagus!" Han Sen keluar dari kolam, Tuan Ji terkekeh-kekeh sambil menepuk bahu Han Sen.
Meski Han Sen hanya menunjukkan kekuatan lima ribu yang merupakan ambang kelulusan keanggotaan, metode demonstrasinya cukup membuat banyak semi-dewa terkejut.
Tuan Ji merasa Han Sen membereskan ini dengan baik: meski tidak membocorkan kekuatan sesungguhnya, namun juga membuat anggota senior di Asosiasi tak berani meremehkannya.
“Tidak mempermalukan Tuan Ji sudah cukup.” Han Sen tersenyum.
“Bukan cuma tidak memalukan, bahkan menambah harga diri kita. Mari, akan kuperkenalkan beberapa anggota pendiri Asosiasi Semi-Dewa. Asosiasi ini awalnya diusulkan oleh empat orang ini. Kamu perlu bertarung dengan salah satu dari mereka, baru bisa resmi bergabung.” Tuan Ji terkekeh.
Han Sen dibawa ke sebuah Dojo Bintang tertutup yang besar. Di pintu masuk dojo, dia bertemu Green dan rekan-rekannya. Tuan Ji memperkenalkan mereka satu per satu.
Green dan Zhuo Donglai sudah lama terkenal di aliansi. Jia Sidao juga termasyhur. Hanya wanita itu yang belum pernah dilihat Han Sen sebelumnya.
Bahkan saat perkenalan, Tuan Ji sengaja tidak memperkenalkan wanita itu kepada Han Sen.
Wanita itu hanya duduk diam di samping. Awalnya Han Sen mengira dia sekretaris atau staf biasa, tapi perlahan merasa ada yang tidak beres.
Tuan Ji jelas mengatakan ada empat anggota pendiri, tapi hanya memperkenalkan tiga. Selain Green dan yang lain, di sini hanya ada wanita ini.
Wanita itu terlihat sangat muda, tapi Han Sen merasakan vitalitas mengerikan yang samar-samar dari dirinya. Jika harus memilih lawan di antara keempat orang ini, Han Sen lebih memilih dikepung oleh tiga semi-dewa lainnya daripada bermusuhan dengannya.
Perasaan seperti ini pasti berasal dari sosok ilahi. Tanpa sadar Han Sen menatapnya dengan seksama.
Setelah diamati lebih dekat, pandangan Han Sen langsung berbinar. Fitur wajah wanita ini tidak terlalu mencolok, bahkan tidak bisa dibilang memukau, namun kombinasi di wajahnya menciptakan kecantikan yang sulit dipahami.
Bahkan wanita cantik luar biasa dari ras roh pun, jika dibandingkan dengannya, tampak kalah separuh tingkat.
Perasaan ini sangat aneh, kecantikan wanita ini sepertinya telah melampaui wujud fisik itu sendiri, melainkan merupakan aura yang sulit diungkapkan.
Han Sen yang terbiasa melihat wanita cantik pun, setelah mengamati wanita ini lebih seksama, justru merasa semakin dilihat semakin mempesona. Dalam hatinya muncul pikiran "Wanita ini terlalu cantik, bisa dibilang wanita tercantik di Tianxia".
Pikiran ini membuat Han Sen merasa agak ganjil. Ucapan serupa sepertinya pernah ia dengar di suatu tempat.
Han Sen berpikir sejenak, tiba-tiba hatinya berdesir. Ia teringat di mana pernah mendengar ucapan serupa.
Dulu ketika Kakek Serangga menceritakan kisah tentang Tuhan dan permohonan, saat menggambarkan salah satu anggota Tim Aksi Ketujuh yang tidak mengajukan permohonan, juga pernah menggunakan deskripsi serupa.
Karena mereka berdua adalah satu-satunya anggota Tim Aksi Ketujuh yang tidak mengajukan permohonan, Han Sen waktu itu menyimak dengan saksama. Namun mengenai latar belakang wanita tersebut, Kakek Serangga sama sekali tidak memiliki informasi.
“Seharusnya tidak akan kebetulan sekali ini?” Han Sen merasa dirinya berprasangka berlebihan, mana mungkin ada kebetulan sedemikian rupa hingga bisa berhadapan dengan wanita itu.
Setelah Tuan Ji selesai memperkenalkan, Zhuo Donglai memberitahu Tuan Ji bahwa tes pertarungan nyata akan dilakukan oleh Jia Sidao. Mendengar hal ini, Tuan Ji tak bisa menahan diri untuk mengerutkan kening halus.
Sebelum memasuki lapangan, Tuan Ji diam-diam berbisik kepada Han Sen: "Berhati-hatilah. Waktu itu dalam kerja sama Perlindungan Ketiga, kita memilih keluarga Huangfu sehingga menolak Gimnasium Tinju Besi. Aku khawatir Jia Sidao masih menyimpan dendam dalam hatinya. Jangan pernah berniat jahat, tapi tetaplah waspada. Meski Jia Sidao seharusnya bukan tipe yang tak tahu prioritas, kecil kemungkinannya dia main kasar di sini, tapi lebih baik berjaga-jaga. Jika menemukan situasi tidak beres, menyerah saja tak masalah besar."
"Tenang saja Tuan, aku akan memperhatikan." Han Sen mengangguk sambil menjawab.
Masalah Dojo Iron Fist juga jelas bagi Han Sen. Memilih bekerja sama dengan Dewa Perang Dojo milik keluarga Huangfu alih-alih Dojo Iron Fist, pertama karena hubungan baik Han Sen dengan Huangfu Pingqing dan Huangfu Jing, kedua karena saat ini Dewa Perang Dojo merupakan dojo terbesar dan paling mumpuni di Alliance. Dari aspek mana pun, Han Sen tidak punya alasan memilih Dojo Iron Fist.
Hidup memang seperti ini. Terkadang kita harus memilih, dan setiap pilihan berpotensi melukai. Jika bertemu orang yang berpikiran sesempit, membuat musuh adalah konsekuensi yang tak terhindarkan.
Meski Han Sen tidak mencari masalah, dia juga bukan penakut. Sekalipun Jia Sidao benar-benar mau mempersulitnya, itu tidak akan mudah.
Han Sen memasuki Dojo Bintang. Jia Sidao pun ikut masuk.
Sesuai aturan, Han Sen hanya perlu bertahan selama sepuluh menit tanpa terkalahkan untuk lolos tes. Biasanya, anggota pendiri yang tampil akan memberi kesempaton pada anggota baru untuk menunjukkan kemampuan, tidak memperlakukan ini sebagai pertempuran sungguhan.
Jia Sidao berdiri di tengah medan dengan menyilangkan tangan di belakang punggung, memancarkan kharisma seorang grandmaster. Ia menatap Han Sen sambil berkata: "Tunjukkan seluruh kemampuanmu. Biarkan aku melihat perbedaan semi-dewa yang naik level dengan Gen Dewa Super yang sudah sempurna."
"Silakan beri petunjuk." Han Sen tidak tahu apakah Jia Sidao akan mempersulitnya, jadi tata krama harus tetap dijaga. Setelah melipat tangan dalam gestur penghormatan, barulah ia mulai mengerahkan tenaga.
Han Sen tidak menggunakan Inti Gen Kehidupan dasarnya. Meskipun Inti Gen yang hancur bisa dikristalkan kembali, kerusakan pada raga cukup signifikan dan proses rekristalisasi membutuhkan waktu. Ia enggan menggunakannya secara sembarangan.
Gelombang energi berdesir saat seutas tali emas terwujud di tangan Han Sen, lalu berubah menjadi kilau keemasan yang langsung melesat membelit Jia Sidao.
