Gunting Pemotong Besi bergerak mengikuti kehendak Jia Sidao, bilah atas dan bawah terbuka lebar lalu mengatup dengan suara "kres" di atas kunci kumis naga emas.
Kakek Ji merasa agak tidak tega melihatnya, berpikir Han Sen seharusnya lebih cepat menyimpan kunci kumis naga emas. Inti Gen tali sehebat ini yang bahkan Jia Sidao tak bisa membukanya, sayang sekali jika dipotong begitu saja.
Tapi siapa sangka, ketika Gunting Pemotong Besi mencengkram kunci kumis naga emas, bilah logamnya beradu dengan tali logam itu memercikkan bunga api ke mana-mana, namun tali emas itu tak kunjung terputus.
Seketika itu juga Green dan yang lain terbelalak, tak percaya memandang kunci kumis naga emas yang masih membelenggu Jia Sidao.
Sebagai teman lama puluhan tahun, mereka sangat paham betul kemampuan Jia Sidao. Kemampuan merusak Gunting Pemotong Besi termasuk yang terbaik di antara Inti Gen emas, tapi sekarang bahkan tak bisa memutus tali emas itu - ini benar-benar di luar perkiraan mereka.
Ekspresi Jia Sidao sekarang juga memerah padam. Dengan mengerahkan Pemutus Besi, ia terus-menerus mencoba memotong Kunci Kumis Naga Emas. Setiap kali guntingan menyentuh, percikan api berhamburan dari titik kontak, meninggalkan jejak luka di permukaan. Namun sampai akhir, kunci emas itu tetap tak terputus.
Melihat situasi ini, Han Sen sudah sepenuhnya tenang. Dalam sepuluh menit, mustahil Pemutus Besi bisa memotong Kunci Kumis Naga Emas.
Jangankan sepuluh menit, bahkan dengan tambahan setengah jam, kemungkinan besar tetap tak akan berhasil.
"Lao Ji, Inti Gen apa yang dikristalkan Han Sen? Bagaimana bisa sehebat ini sampai Pemutus pun tak sanggup memotong? Apakah ini Inti Gen Perunggu?" Zhuo Donglai tak kuasa menahan diri untuk tidak bertanya pada Tuan Ji.
Namun karena tahu bertanya tentang kemampuan Inti Gen adalah pantangan besar, meski ingin tahu pondasi kemampuan Kunci Kumis Naga Emas, Zhuo Donglai akhirnya menahan diri. Ia hanya menanyakan namanya.
Tuan Ji membelai janggutnya dengan ekspresi sok misterius: "Urusan generasi muda, mana mungkin aku ikut campur. Kalau ingin tahu, tanyalah sendiri pada Xiao Han."
Zhuo Donglai menggelengkan kepala pasrah. Ia mengira Tuan Ji sengaja menyembunyikan informasi, tak tahu bahwa sesungguhnya sang tua memang tak punya jawaban. Yang diketahuinya hanyalah kunci gen kehidupan dasar Han Sen berbentuk telur kristal. Saat Han Sen bercerita sebelumnya, rantai naga emas ini memang belum diperoleh.
Wajah Jia Sidao berubah-ubah antara pucat dan hijau saat gunting pemotong besinya gagal memutus rantai emas meski telah tiga menit berusaha. Rasa malu membuatnya tak tahu harus menaruh wajah tua ke mana.
Han Sen tak benar-benar menunggu sepuluh menit. Melihat Jia Sidao berhenti bergerak, ia cukup mengacungkan jari untuk memanggil kembali rantai naga emasnya.
Wajahnya memerah seperti hati babi, Jia Sidao memaksakan diri mengucap: "Tesmu... lolos."
Setelah berkata demikian, Jia Sidao barulah bergegas meninggalkan Dojo Bintang. Kali ini benar-benar memalukan, di hadapan begitu banyak teman lama seangkatannya yang menyaksikan kejadian memalukan ini, di mana mungkin ia mau bertahan di sini? Hampir-hampir ingin menyelinap masuk ke lubang tanah langsung.
Tuan Ji dengan wajah masam penuh kebanggaan menarik Han Sen untuk berbicara dengan Green dan yang lain, seolah takut orang tak tahu Han Sen adalah menantu laki-laki keluarga Ji mereka.
Green dan Zhuo Donglai sama-sama menunjukkan niat baik kepada Han Sen. Secara alami Han Sen juga sangat bersedia merespons kebaikan mereka. Semi-dewa manusia tidak banyak jumlahnya, jika bisa menjalin hubungan baik, Han Sen pun tak ingin menjadikan mereka musuh.
Hanya saja yang membuat Han Sen merasa aneh adalah, baik Tuan Ji maupun Green, keduanya sepertinya sangat memperhatikan wanita itu. Tapi topik apapun yang dibicarakan, sama sekali tidak melibatkan sang wanita.
Wanita itu hanya duduk menyaksikan mereka berbicara, dari awal sampai akhir tak bersuara sedikit pun, seolah hanyalah seorang pengamat pasif.
Setelah meninggalkan markas tes, Han Sen tak tahan lagi bertanya pada Kakek Ji: "Kakek, wanita yang tadi itu siapa? Salah satu dari empat anggota pendiri Asosiasi Semi-dewa?"
Kakek Ji mengangguk: "Ya, salah satu dari empat anggota pendiri. Dia sepertinya bisu. Sejak aku bergabung di asosiasi sampai sekarang, sudah sering bertemu tapi tidak pernah mendengarnya bicara."
Tiba-tiba Kakek Ji menatap Han Sen dari ujung rambut sampai ujung kaki sambil berkata: "Jangan sampai kau berpikiran nyeleneh hanya karena dia cantik. Kalau berani menyakiti hati Yanran, biar tulang-tulang tua ini remuk sekalipun akan kuhabisi kau!"
Han Sen tersenyum pahit: "Kakek, jangan salah sangka. Aku hanya penasaran dengan latar belakang wanita itu. Kenapa Tuan Zhuo dan Tuan Green seolah sangat mengaguminya?"
"Asal-usulnya memang sangat mistis," Tuan Ji mengangguk. "Aku hanya tahu dia seorang semi-dewa tingkat anggota pendiri. Mengenai latar belakang sebenarnya, aku benar-benar tidak paham. Mungkin hanya Zhuo Donglai dan Green yang tahu, bahkan Jia Sidao pun seharusnya tidak mengetahuinya."
Han Sen mendengar penjelasan Tuan Ji, hatinya berdesir: "Jangan-jangan wanita ini benar-benar 'itu' yang disebut Kakek Serangga?"
"Aku masih ada urusan di Sistem Galaksi Barat Daya. Kamu sendiri pergilah ke stasiun ruang angkasa naik pesawat pulang." Setelah berjalan beberapa langkah, Tuan Ji menoleh lagi: "Aku peringatkan kamu, anak muda, jangan macam-macam dengan wanita itu. Usianya sudah bisa jadi nenekmu!"
Han Sen tersenyum pahit: "Tuan Ji, kira-kira orang seperti apa yang Anda kira aku ini?"
Kakek Ji terkekeh: "Kalau orang lain, aku percaya padamu. Tapi wanita itu cantiknya sampai tidak masuk akal, bahkan tulang-tulang tua seperti aku pun agak tergoda, apalagi anak muda belum berpengalaman sepertimu. Tapi seharusnya tidak masalah, asal-usul wanita ini terlalu mistis, dia tidak punya minat pada siapa pun. Sepertinya kamu tidak akan punya kesempatan bertemu lagi dengannya."
Setelah berkata begitu, Kakek Ji baru naik ke pesawat dan pergi.
Han Sen memahami kekhawatiran Kakek Ji. Seperti yang dikatakannya, kecantikan wanita ini memang seseram itu, siapa pun pasti akan khawatir.
Kakek Ji telah pergi dengan pesawatnya. Han Sen terpaksa naik pesawat umum karena hari ini sudah tidak ada pesawat yang terbang ke Planet Luo Jia. Akhirnya dia menginap semalam di hotel setelah membuka kamar.
Malam itu tidak ada kegiatan, Han Sen menggunakan stasiun teleportasi umum untuk masuk ke perlindungan. Dia ingin melihat bagaimana kabar Naga Wanita dan yang lain di dalam sana.
Domba ini pandai bergaul, baru beberapa hari sudah akrab di dalam perlindungan ini, berhasil mengumpulkan banyak informasi.
Apa yang dikatakan Qing Niu pada dasarnya benar, tapi semua makhluk roh dan mutan yang ikut ke Lembah Cang Zhen tidak ada yang selamat kembali. Bahkan Han Sen pun tak bisa memastikan kebenaran kata-kata terakhir Qing Niu.
Saat mengobrol dengan Green dan yang lain sebelumnya, Han Sen sempat bertanya apakah mereka tahu semi-dewa bernama Nan Li Tian atau Perlindungan Li Ying.
Ternyata mereka sama sekali tidak tahu. Tak ada yang pernah mendengar tentang semi-dewa manusia itu, maupun perlindungan tersebut.
Setelah mengobrol sebentar dengan Naga di dalam perlindungan, Han Sen berteleportasi kembali ke Aliansi. Kembali ke hotel, dia masuk ke kamarnya sambil berjalan sambil melepas baju. Tapi sebelum sempat melepas jaket, tubuhnya membeku kaku.
Di atas sofa kamarnya, ternyata duduk seorang wanita - dan itu adalah wanita yang sangat cantik.
