Han Sen merasa merinding, vitalitas ketiga makhluk ini terlihat tidak kalah dari Nan Li Tian, seharusnya mereka semua ingin menguasai Perlindungan Liying, namun sama-sama memiliki pertimbangan khusus, membuat situasi menjadi deadlock untuk sementara.
Setelah Han Sen masuk, ia langsung menjadi fokus perhatian ketiga pihak.
Satu makhluk roh dan dua hewan sudah cukup lama berada di Perlindungan Liying, memiliki pemahaman mendalam tentang tempat ini. Selain mereka bertiga, sulit membayangkan siapa lagi di dalam Perlindungan Liying saat ini yang memiliki kemampuan berani bersaing dengan mereka.
Melihat Han Sen, mereka semua tertegun sejenak. Tak ada yang menyangka yang datang ternyata seorang manusia, apalagi aura yang dipancarkannya tidak terlihat begitu kuat.
Makhluk roh itu memandang Han Sen dengan senyum dingin: "Kami sudah lama ditindas manusia, sekarang malah ada manusia lagi yang ingin mengambil keuntungan. Menurut kalian, haruskah kita menyelesaikannya dulu?"
Mendengar perkataan makhluk roh itu, sorot mata kedua makhluk bermutasi yang mengarah ke Han Sen menjadi semakin galak.
Han Sen yang baru saja masuk, sedang mengamati makhluk roh dan dua makhluk mutan itu, tiba-tiba mendengar ucapan itu. Dalam hati ia bergumam: "Gila, makhluk roh ini licik sekali, ternyata ingin mengalahkanku duluan. Apa aku pernah macam-macam sama lo?"
Mata Han Sen berbinar, lalu ia berkata: "Jangan dengarkan omong kosong makhluk roh itu. Kami manusia sama seperti kalian makhluk mutan, hanya punya satu nyawa. Tapi mereka makhluk roh bisa regenerasi tak terbatas. Kalau sekarang kalian bekerja sama membunuhku, bagaimana jika diam-diam dia menjebak kalian? Meski harus bunuh diri bersama, dia tetap bisa terlahir kembali dan mendominasi tempat ini. Sedangkan kita benar-benar mati, tidak mungkin hidup lagi."
Mendengar ini, ekspresi dua makhluk mutan itu berubah perlahan. Pandangan mereka kembali tertuju pada makhluk roh tersebut.
Wajah makhluk roh itu pun berubah masam. Matanya membelalak memandang Han Sen dengan penuh kebencian.
Han Sen tidak menganggap serius ancaman dalam sorot matanya. Ia tetap mengamati mereka bertiga dengan saksama.
Makhluk roh itu seluruh tubuhnya berwarna biru, di belakangnya membopong pedang besar biru yang terbuat dari pahatan kristal. Rambut pirangnya yang menyilaukan berkilau bak matahari.
Dua makhluk bermutasi itu, satu terlihat seperti harimau putih namun tubuhnya lebih besar dari banteng. Di kepalanya tumbuh tiga pasang telinga di satu sisi, ternyata itu adalah harimau putih berenam telinga.
Sedangkan makhluk bermutasi satunya lagi terlihat seperti robot logam yang terbentuk dari tumpukan logam hitam. Asal-usulnya tidak diketahui, tapi melihat logam yang menyelimuti tubuhnya, mungkin fisiknya sangat tangguh.
"Kalian berdua, apakah kalian sudah lupa bagaimana Nan Li Tian menindas kita? Masihkan kalian ingin mengulangi nasib yang sama, kembali ditindas oleh manusia ini?" Makhluk roh itu kembali berkata.
Sebelum dua makhluk bermutasi sempat memberi respons, Han Sen sudah melanjutkan: "Aku tidak tahu apa yang dilakukan Nan Li Tian pada kalian, tapi setidaknya kalian masih bebas. Jika kita membiarkan makhluk roh ini menguasai tempat perlindungan, kami manusia tidak akan semudah ini bernegosiasi. Pasti kalian pernah melihat tempat perlindungan yang dikuasai makhluk roh, kan? Di sana, makhluk bermutasi diperlakukan seperti budak. Coba pikirkan baik-baik."
Makhluk roh itu hendak membantah, tapi Han Sen sudah mendahului: "Lagipula aku baru saja membentuk Inti Gen Perunggu debu. Bahkan Inti Gen Perak pun belum kumiliki. Bagaimana mungkin bisa bersaing dengan kalian?"
Sambil berkata demikian, Han Sen memanggil Payung Penghalang Langit dan memperlihatkan Tanda Inti Gen Perunggu debu yang melekat padanya, untuk meyakinkan dua makhluk bermutasi tersebut.
Melihat Han Sen masih hanya memiliki Inti Gen Perunggu debu, dua makhluk bermutasi itu langsung memusatkan perhatian pada makhluk roh itu. Namun karena hubungan permusuhan di antara mereka sendiri, suasana pun kembali mengalami kebuntuan tanpa ada keinginan untuk melancarkan serangan.
Dalam hati Han Sen berpikir bagaimana cara menghasut mereka bertarung agar dirinya bisa mengambil keuntungan. Jika harus melawan tiga musuh sekaligus, ia sama sekali tidak yakin bisa mengendalikan situasi.
Melawan Nan Li Tian seorang saja sudah sulitnya minta ampun. Sekalipun ketiganya sedikit lebih lemah dari Nan Li Tian, selisihnya tidak banyak. Bertarung satu lawan tiga benar-benar tidak memberi peluang menang.
Setelah berpikir sejenak, Han Sen berniat mundur terlebih dahulu. Menunggu sampai ketiganya bertarung, baru kembali untuk mencari keuntungan juga belum terlambat.
Tapi baru saja Han Sen mengangkat kaki, tiba-tiba dilihatnya sosok logam itu bergerak. Tubuh perkasanya menghalangi gerbang Kuil Roh, sekaligus memutus satu-satunya jalan keluar.
"Manusia, bagaimana kalau kita melakukan transaksi?" Han Sen mengerutkan kening hendak berkata sesuatu, tapi Manusia Logam sudah buru-buru memotong.
"Transaksi apa?" Han Sen memandangnya dengan penuh minat.
"Kita bekerja sama merebut tempat perlindungan. Semua isinya untukmu, aku hanya ingin tambang di belakangnya." Kilatan keemasan redup berkerlap-kerlip di pupil logamnya.
"Manusia Logam Sihir, alih-alih bekerja sama dengan manusia ber-Inti Gen Perunggu, lebih baik bermitra denganku. Jika kita bunuh Enam Telinga, aku janji tambang itu untukmu." Makhluk Roh itu menawarkan.
Enam Telinga Harimau Putih mengaum keras, sorot mata penuh amarah tertuju pada makhluk roh itu.
Dengan suara dingin, Manusia Logam Sihir menjawab, "Ucapan manusia itu benar. Di bawah kekuasaan manusia, kami makhluk roh masih punya kebebasan. Tapi di bawahmu, kami hanya akan jadi budak. Sekalipun harus bekerja sama dengan Enam Telinga, aku sama sekali tidak akan bersekutu denganmu."
Makhluk roh itu mendengar dengan raut wajah yang memucat, sorot matanya semakin galak saat menatap Han Sen: "Sekalipun kau bekerja sama dengannya, apakah dengan menambah seorang manusia ber-Inti Gen Perunggu, bisa mengalahkan aku dan Enam Telinga?"
Metal Demon hanya menyeringai dingin: "Kau adalah kau, Enam Telinga adalah Enam Telinga, jangan disamaratakan."
Sambil berkata demikian, Metal Demon berpaling ke Enam Telinga Harimau Putih: "Enam Telinga, bukankah kau hanya menginginkan Kebun Raya itu? Aku dapat tambang, kau dapat Kebun Raya, sisanya untuk manusia itu. Bagaimana?"
Enam Telinga Harimau Putih mendengarnya, hanya ragu sebentar sebelum mengaum. Meski bukan bahasa yang bisa dipahami Han Sen, dari ekspresinya jelas ia setuju.
"Manusia, bagaimana pendapatmu?" Metal Demon kembali menatap Han Sen.
"Aku tidak keberatan. Dengan kekuatan lemah ini, bisa mendapat perlindungan gratis saja sudah cukup." Han Sen tersenyum.
Mendengar perkataan Han Sen, Harimau Putih Enam Telinga dan Manusia Logam Sihir mulai berjalan perlahan mendekati makhluk roh, jelas sedang mempersiapkan untuk membabat roh ini terlebih dahulu.
Meski Han Sen tak tahu strategi apa yang sebenarnya direncanakan Manusia Logam Sihir, bisa mengeliminasi satu lawan tentu keuntungan besar. Ia pun mengikuti mereka mengerumuni makhluk roh.
Menyaksikan tiga orang mendekat, makhluk roh itu malah tersenyum tanpa menunjukkan tanda ketakutan: "Enam Telinga, Manusia Logam, kalian terlalu naif! Menurut kalian untuk apa aku berbasa-basi selama ini?"
Ekspresi Harimau Putih Enam Telinga dan Manusia Logam Sihir langsung berubah drastis. Mereka merasakan aura kuat kembali muncul di luar Kuil Roh.
Tak lama, dua makhluk roh menerobos masuk ke Kuil Roh. Yang satu setinggi tiga empat meter seperti raksasa membawa palu besar di tangannya, satunya bertubuh pendek.
Yang pendek hanya setinggi pinggang Han Sen, tapi bahunya menggenggam palu yang bahkan lebih besar dari yang dipegang raksasa.
Keduanya sama sekali tidak menyamarkan aura mereka, kekuatan aura mereka tidak kalah dari makhluk roh sebelumnya.
"Tiga lawan tiga, kalian masih membawa manusia dengan Inti Gen Perunggu debu. Menurut kalian pertempuran ini masih ada suspense?" Makhluk roh sebelumnya tersenyum memikat, seolah sudah memegang kemenangan pasti.
