Han Sen meraba liontin itu yang sudah mulai terasa agak panas di tangan.
"Liontin ini sama sekali tidak bereaksi terhadap Bayangan yang mengaku sebagai pemimpin Sekte Darah Hidup, tapi di sini reaksinya sangat kuat. Apakah di peti perunggu itu terdapat tubuh asli Kucing Darah Sembilan Nyawa? Ataukah mayat pemimpin Sekte Darah Hidup yang terkubur di dalamnya?" Han Sen bergolak dalam pikiran.
Tapi kalau dikatakan jenazah pemimpin sekte ada di dalam, tampaknya tidak masuk akal. Mana mungkin seorang pemimpin sekte meletakkan peti matinya di gerbang utama istana.
Sementara Han Sen berpikir, rombongan telah sampai pada jarak dua-tiga meter dari peti perunggu itu. Kini mereka bisa menyaksikan dengan jelas sosok makhluk kecil yang menjulang di permukaan peti kuno tersebut.
Kepalanya terkubur di antara ekornya, bulu-bulu di seluruh tubuhnya berkilau seperti giok kristal, terlihat sangat cantik. Han Sen terus-menerus mengawasinya, tapi sama sekali tidak merasakan aura kehidupan dari makhluk itu, seolah itu hanyalah benda mati belaka.
Tiba-tiba, ekor makhluk kecil itu bergerak. Wang Zhao dan yang lain yang sejak tadi sudah dalam kondisi saraf tegang langsung merasakan dingin menyergap hati. Mereka serentak berhenti, tak seorang pun berani melanjutkan langkah. Semua mata tertancap tajam mengawasi makhluk mungil di atas peti mati perunggu kuno itu.
"Benda itu hidup!" seru Xu Yanmeng sambil menatap tak berkedip ke arah makhluk itu.
Ucapannya baru saja melayang, ekor berbulu lebat itu kembali bergoyang dua kali. Kali ini semua orang menyaksikan dengan jelas: gerakan ekor yang gemulai itu membuka celah untuk melihat sepasang mata merah kristal yang dingin dan mematung, sedang mengawasi mereka dengan tatapan tanpa emosi.
"Benar-benar hidup!" teriak Zhong Sanxiao sambil mundur terhuyung dua langkah setelah melihat mata merah itu.
Wajah makhluk kecil itu mirip kucing, namun matanya tidak bulat melainkan berbentuk ramping dengan pupil vertikal berwarna darah di dalamnya, terlihat sangat kejam dan tanpa belas kasihan, seakan mengabaikan segala kehidupan di dunia.
Semua orang tiba-tiba membeku. Berdasarkan kabar yang pernah mereka dengar, rombongan sebelumnya tewas setelah melihatnya. Tak seorang pun tahu bagaimana serangannya akan datang. Semua siaga penuh dengan tenaga di dalam tubuh mereka yang telah mencapai batas maksimal, siap meledakkan seluruh kekuatan terkuat kapan saja.
Tapi makhluk kecil itu hanya berbaring mengawasi mereka, seperti memperhatikan semut-semut yang merangkak, dengan ekspresi acuh tak acuh. Rombongan Tuan Li sepertinya sama sekali tidak bisa menarik minatnya.
Setelah beberapa lama menunggu tanpa ada gerakan dari makhluk itu, Zhong Sanxiao tak tahan lagi berkata: "Dilihat dari penampilannya, sepertinya dia tidak berniat menyerang. Bagaimana jika kita bersama-sama..."
Zhong Sanxiao tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi maksudnya sudah jelas - mereka harus bekerja sama untuk membunuh makhluk kecil ini.
“Tidak boleh.” Tuan Li menggelengkan kepala: “Sekarang dia belum menunjukkan permusuhan terhadap kita. Jika kita menyerang sekarang dan gagal membunuhnya, itu justru akan memancing kemarahannya. Bagaimana jika kita semua bukan lawannya? Itu sama saja bunuh diri.”
“Kita tidak bisa terus berdiri di sini kan?” Zhong Sanxiao berkata.
Tuan Li mengawasi makhluk kecil itu beberapa saat, baru perlahan berkata: “Dia sepertinya tidak memiliki aura pembunuhan terhadap kita. Mari kita coba mendekat lebih dekat. Jika tidak ada reaksi, kita abaikan saja dan langsung angkat tutup peti mati perunggu kuno itu.”
Hati semua orang masih diliputi keraguan. Mendengar perkataan Tuan Li, mereka saling bertatapan lalu mengangguk. Perlahan mereka mendekati peti mati perunggu kuno dari arah yang berbeda.
Setiap langkah mereka, jantung mereka berdegup kencang. Mereka terus khawatir makhluk kecil di atas itu akan tiba-tiba menyerang. Perasaan merinding seperti ditusuk-tusuk jarum menyelimuti mereka.
Tapi hingga mereka tiba di dekat peti mati perunggu kuno, makhluk kecil itu tetap tak bergerak. Seolah sama sekali malas mengacuhkan mereka, hanya perlahan mengibaskan ekor berbulunya sambil memandang mereka dengan acuh tak acuh.
Namun karena Wang Zhao dan lima lainnya tersebar di arah berbeda, sorot mata makhluk itu tepat mengarah ke sisi Han Sen. Han Sen tak tahu apakah ini kebetulan atau benar-benar sedang mengawasinya.
"Mari kita angkat tutup petinya bersama." Setelah beberapa saat mengawasi makhluk itu yang tetap tak bereaksi, Tuan Li pun berkata.
Wang Zhao dan kawan-kawan tak henti mengawasi makhluk kecil itu. Telapak tangan mereka meraba peti perunggu, kedua tangan mencengkeram tepi bawah tutup peti.
Meski sedang mengangkat tutup peti, pikiran mereka sama sekali tidak tertuju di sana. Mereka lebih khawatir makhluk itu tiba-tiba melonjak menyerang.
"Satu... dua... tiga..." Tuan Li juga mengawasi makhluk itu. Saat hitungan ketiga, semua orang mulai mengerahkan tenaga.
Di luar dugaan mereka, penutup peti mati perunggu itu dengan mudah terangkat, makhluk kecil di atasnya masih belum menunjukkan reaksi apa pun. Mereka perlahan-lahan mengangkat penutup peti mati itu dengan kecepatan yang sangat lambat, seolah takut menakuti makhluk kecil itu.
Makhluk kecil di penutup peti mati tetap menunjukkan ekspresi acuh tak acuh, seolah pengangkatan penutup peti mati sama sekali tidak memengaruhinya. Sorot mata semua orang tak bisa menahan diri untuk melihat ke bagian bawah penutup peti mati.
Tugas kedatangan mereka kali ini adalah melihat apa sebenarnya isi peti mati perunggu kuno itu. Sekarang pada dasarnya mereka sudah bisa dikatakan menyelesaikan tugas. Setelah melihat sekilas, mereka sepenuhnya boleh langsung kembali tanpa perlu melanjutkan petualangan berisiko.
Pandangan beberapa orang tertuju ke dalam peti mati perunggu kuno itu. Setelah melihat sekilas, wajah mereka langsung menunjukkan ekspresi terkejut.
Peti mati perunggu kuno itu ternyata kosong, tidak ada apa pun di dalamnya.
"Bagaimana bisa kosong?" Wang Zhao tertegun bertanya.
"Itu... makhluk kecil itu... menghilang..." Suara Lao Qiu terdengar gemetar saat berbicara.
“Wang Zhao dan yang lain baru saja melihat ke dalam peti mati. Mendengar perkataan Lao Qiu, hati mereka berdesir. Mereka semua menegakkan kepala dan memandang ke tutup peti di atas.
Makhluk kecil yang baru saja berbaring di sana, ternyata menghilang dalam sekejap mata. Sama sekali tidak terlihat bayangannya.
"Ke mana dia pergi?" kata Xu Yanmeng sambil menyapu pandangannya ke sekeliling area, namun tetap tidak melihat bayangan makhluk kecil itu.
Pandangan orang lain juga melakukan pencarian ke sekeliling, namun sama sekali tidak menemukan makhluk itu. Seolah-olah ia lenyap begitu saja.
"Tak peduli ke mana dia pergi, perginya justru baik. Lagipula kita sudah membuka peti mati perunggu ini. Tugas kita sudah selesai. Sekarang kita harus segera pergi sebelum ada masalah lain," kata Wang Zhao.
"Baik, kembalikan tutup peti ke posisi semula. Kita segera pergi," Tuan Li mengangguk.
Beberapa orang perlahan menurunkan tutup peti kembali ke tempatnya. Saat hendak melepas kuncian, tiba-tiba ekspresi mereka berubah drastis.
Xu Yanmeng bahkan langsung menjerit: "Ada apa ini? Sepertinya ada tarikan kuat di peti mati ini! Tanganku tidak bisa ditarik keluar!"
"Aku juga! Apa sih!" Zhong Sanxiao juga berteriak. Wajahnya memerah tanda sedang mengerahkan tenaga untuk menarik tangannya, tapi tetap gagal.
Semua orang mengalami hal serupa. Telapak tangan mereka seperti direkatkan ke tutup peti mati, tak ada yang bisa melepaskannya.
Meski Han Sen juga memegang tutup peti, ia tak merasakan tarikan yang disebut Zhong Sanxiao. Diam-diam ia mencoba melepas pegangan, tapi tak ada gaya aneh yang dirasakan.
Tapi hati Han Sen berdebar. Ia sengaja tetap memegang erat tutup peti, berpura-pura terkunci seperti Xu Yanmeng dan yang lain.
