“Kalau ini hal yang membahagiakan, di hari berseri-seri seperti ini sebaiknya jangan mengangkat senjata. Darah mengalir hanya akan membawa pertanda buruk.” Han Sen perlahan mundur sambil berkata.
“Murid-murid kami bangga dengan darah. Pada festival penting selalu ada ritual persembahan darah, mana ada pertanda buruk? Sebagai keturunan Qin, kau seharusnya mendedikasikan diri untuk Peti Suci. Saat Tianxia kami berkuasa nanti, pasti ada porsi prestasi untuk keluarga Qin.” Tuan Li telah berada di hadapan Han Sen secepat angin saat mengucapkan ini.
Han Sen yang sudah bersiap langsung melonjak ke atap istana, mendekati Kucing Darah Sembilan Nyawa itu.
Liontin kucing darah sembilan nyawa dalam pelukannya terus memancarkan panas membara. Kini Han Sen yakin, yang memicu reaksi liontin itu bukan peti mati perunggu, melainkan makhluk legendaris ini.
Liontin Kucing Darah Sembilan Nyawa bisa menekan Blue Blood, sementara Kucing Darah Sembilan Nyawa yang hidup ini sebelumnya menahan Peti Suci. Jika ini memang kemampuannya, mungkin bisa mempengaruhi situasi saat ini.
Tuan Li menengadah melihat Han Sen yang semula hendak mengejar, tapi begitu melihat Kucing Darah Sembilan Nyawa di atap istana, tubuhnya langsung membeku. Alisnya berkerut sambil mengamati makhluk itu tanpa bergerak.
Melihat reaksi Tuan Li, Han Sen berseri-seri hatinya. Dengan hati-hati ia berjongkok di samping Kucing Darah Sembilan Nyawa.
Kucing Darah Sembilan Nyawa masih berbaring tak bergerak, sementara Tuan Li menyeringai: "Peti Suci sudah terbuka, mengapa kau belum pergi? Apa kau pikir Sekte Darah Hidup kami tak berani membunuhmu?"
Kucing Darah Sembilan Nyawa mendengar itu, mengedipkan matanya, ternyata menunjukkan senyum mengerikan. Lalu ia berdiri, melompat ke atas kepala Han Sen. Han Sen sama sekali tak sempat bereaksi, kucing itu sudah berbaring di kepalanya. Ekornya terayun-ayun di belakang Han Sen, memandang dari atas ke bawah ke Tuan Li, seolah menantang sekaligus mencemoohnya.
Han Sen melihat Kucing Darah Sembilan Nyawa tidak melukainya, pun tak menyerang. Berbagai pikiran berputar di hatinya, berpikir dalam hati: "Ada apa ini? Relik suci Sekte Darah Hidup ternyata benar-benar berseteru dengan pemimpin mereka sendiri?"
Ekspresi Tuan Li berubah serius. Matanya menatap tajam Kucing Darah Sembilan Nyawa di kepala Han Sen. Telapak tangannya perlahan terangkat, tubuhnya bergerak cepat menghujamkan serangan ke arah kucing itu.
Han Sen ingin menghindar, meski serangan Tuan Li ditujukan pada Kucing Darah Sembilan Nyawa, tapi karena makhluk itu berada di atas kepalanya, itu sama saja dengan menghujamkan kapak ke kepalanya sendiri. Bagaimana mungkin Han Sen tidak menghindar?
Tiba-tiba Han Sen merasakan panas membara di dadanya. Liontin Kucing Darah Sembilan Nyawa dalam pelukannya memancarkan kilau merah darah yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Sebuah kekuatan tak tertahankan menyuntik ke dalam raganya, membuatnya merasa seolah satu pukulannya bisa menghancurkan alam semesta.
Merasa energi dalam tubuhnya hampir meledak, tanpa sadar Han Sen mengarahkan tinjunya ke Tuan Li. Kepalan tangan berpendar merah itu menghantam telapak tangan sang guru, dan dengan ledakan dahsyat--Tuan Li terlempar keluar!
Tubuh perkasa Tuan Li menghujam ke tanah berbatu. Kedua kakinya meluncur belasan meter, mengukir dua alur dalam di permukaan batuan. Darah biru mengalir dari sudut bibirnya yang pecah.
“Relik suci ternyata ada padamu? Bukankah kamu keturunan santo? Sebenarnya kamu ini siapa?” Tuan Li menatap Han Sen dengan tatapan tajam.
“Sudah kukatakan sebelumnya, aku adalah keturunan Han Jingzhi.” Han Sen merasa gembira, liontin Kucing Darah Sembilan Nyawa di dadanya terus mengalirkan kekuatan dahsyat ke seluruh tubuhnya, membungkusnya dalam kilau merah dengan tenaga yang terlalu hebat untuk dibayangkan.
“Keturunan Han Jingzhi? Maka kau pantas mati!” Wajah Tuan Li menjadi suram, ia melayangkan pukulan keras ke arah Han Sen.
Kali ini Han Sen tak berniat menghindar. Terbungkus cahaya merah, ia mengarahkan pukulan balasan ke Tuan Li.
Dor!
Tenaga sekuat milik Tuan Li pun tak mampu menahan pukulan Han Sen, tubuhnya terlempar ke udara.
Dengan hentakan kaki ganda yang membuat atap rumah retak berderak, Han Sen melesat bagai teleportasi langsung menghadang Tuan Li di udara.
Kepalan tangan seperti badai menghujani tubuh Tuan Li. Sensasi kecepatan dan kekuatan yang belum pernah dimiliki Han Sen sebelumnya. Han Sen merasa sekarang ia bisa menghancurkan debu bintang hanya dengan gerakan tangan.
Awalnya Tuan Li masih bisa menangkis beberapa pukulan. Namun di bawah kekuatan yang begitu dahsyat, pertahanannya segera terkoyak.
Tinju Han Sen menghantam tubuh Tuan Li dengan amukan dahsyat, pukulan demi pukulan bagai memukul samsak. Tubuh Tuan Li berdistorsi, darah terus menyembur dari mulutnya.
"Aru... Aru..." Han Sen yang bersemangat terus menghujani Tuan Li dengan pukulan, tak kuasa meniru kalimat khas Xie Qing Di.
Boom!
Pukulan terakhir Han Sen melambungkan tubuh Tuan Li. Badannya menghantam tanah hingga membentuk parit dalam, baru berhenti setelah menubruk Peti Suci.
Han Sen hendak kembali menggunakan gerakan kilat untuk mengalahkannya dalam satu kesempatan, mencegah masalah lebih lanjut.
Namun Tuan Li yang bersandar pada Peti Suci, raganya terdistorsi tak karuan, dengan ekspresi rumit berkata: "Han Jingzhi telah membuat sekte kami tercerai-berai, kini keturunannya kembali menggagalkan rencanaku. Apakah Sekte Darah Hidup ini ditakdirkan binasa di tangan keluarga Han... Aku tak rela... Sungguh tak rela... Padahal jarak menjadi Dewa tinggal selangkah lagi..."
"Menjadi Dewa? Dewa apa?" Han Sen mendengar kata itu, hatinya berdebar tak karuan.
"Kau sebagai keturunan Han Jingzhi, tak tahukah tujuan akhir Sekte Darah Hidup adalah mencapai status ketuhanan?" Tuan Li meludahkan darah dari mulutnya.
"Bagaimana caranya?" Han Sen mengerutkan kening.
"Merobek batas dimensi, memasuki Sanctuary Kelima, di sana kita akan mencapai keabadian. Sayangnya kesempatanku telah sirna. Han Jingzhi pun gagal. Tampaknya kaulah penerus paling potensial." Jawab Tuan Li.
“Mengapa Han Jingzhi tidak punya kesempatan?” Han Sen bertanya dengan kebingungan.
“Bakatnya terlalu buruk, sama sekali tidak ada kemungkinan menjadi Tuhan. Dia sama seperti aku, hanya berkhayal belaka.” Tuan Li mengejek.
Han Sen ingin langsung membunuh Tuan Li, tetapi di hatinya masih terlalu banyak pertanyaan yang ingin dia ajukan. Setelah beberapa saat keraguan, akhirnya dia tidak menyerang dan bertanya: “Mengapa di Sekte Darah Hidup ada makhluk roh dan manusia? Apakah sekte ini didirikan oleh manusia atau makhluk roh?”
Tuan Li mengusap sudut bibirnya yang berlumuran darah: “Sepertinya Han Jingzhi tidak memberitahumu apa pun. Benarkah kamu keturunannya?”
“Apa relevansinya apakah aku keturunannya atau bukan?” kata Han Sen.
“Memang benar.” Tuan Li merenung sejenak: “Pertanyaanmu sebenarnya tidak mengandung kontradiksi. Sekte Darah Hidup diciptakan oleh manusia, sekaligus juga diciptakan oleh makhluk roh.”
“Apa maksudnya?” Han Sen mengerutkan kening halus.
Tuan Li tersenyum: “Menurutmu, apa sebenarnya manusia itu? Dari mana asal-usul kita?”
Han Sen terlonjak dalam hati: "Mungkinkah pendiri Sekte Darah Hidup kita awalnya juga makhluk dari perlindungan? Tapi kemudian dia pergi ke Aliansi? Seperti Asura itu?"
Tuan Li mengangguk lalu menggeleng: "Kamu hanya benar separuh. Apa sih Asura itu, dia cuma membunuh Tuhan yang terluka parah dengan cara licik. Sedangkan pendiri Sekte Darah Hidup kita, atau lebih tepatnya leluhur seluruh umat manusia, adalah makhluk yang benar-benar merobek ruang hampa hingga mencapai Perlindungan Kelima."
