Han Sen melirik sejenak, mendapati tempat perlindungan Mata Hantu bukan milik Tianwai maupun Bidang Ilahi, membuatnya sedikit kecewa.
Namun Han Sen tetap menerima tantangan itu dan memasuki Medan Gen.
Begitu masuk ke Medan Gen, terlihat seekor macan tutul bermata tiga dengan seluruh tubuhnya hitam berkilau seperti sutra sedang berlari ke arahnya.
Macan tutul hitam bermata tiga itu sambil berlari berteriak: "Jangan salah paham Kakak, aku datang untuk berdiskusi bisnis, bukan menantangmu!"
Han Sen yang awalnya gembira karena mengira ada kesempatan memenggal Makhluk Dewa Super fase larva, tertegun sejenak mendengar teriakan itu.
"Bicara bisnis apa?" Han Sen tidak langsung menyerang, sambil menatap macan tutul hitam itu dari atas ke bawah.
"Kakak, begini. Anda sudah meraih peringkat pertama. Inti Gen Anda sudah diperkuat sembilan kali. Bertahan di posisi pertama tidak lagi bermakna. Lebih baik serahkan posisi itu padaku... Tentu saja... Bukan karena Anda lemah, tapi sebagai balas budi, saya akan memberikan kompensasi. Ajukan syarat apapun, selama bisa saya penuhi, pasti akan saya usahakan." Macan tutul hitam itu bicara tanpa jeda, khawatir Han Sen menyerang sebelum ia selesai berbicara.
Han Sen akhirnya paham. Rupanya anggota ini ingin melakukan penguatan kesembilan kali dengan merebut posisi pertama, tapi takut kalah dalam pertarungan, jadi berusaha membelinya dengan memintanya menyerah secara sukarela.
"Harga apa yang kamu tawarkan untuk peringkat pertamaku ini?" Han Sen ingin mendengar harga fantastis apa yang bisa ditawarkan macan tutul hitam ini. Kalau cuma menawarkan barang rongsokan untuk menipunya, langsung saja dibunuh dan dimakan dagingnya.
Macan tutul hitam langsung senang mendengar Han Sen menanyakan harga. Dia paling takut kalau Han Sen langsung bertarung tanpa tawar-menawar. Mau menawar berarti ada harapan.
"Kakak, harga sama sekali bukan masalah! Di Perlindungan Neraka kami banyak barang bagus. Kakak mau apa saja, asal ada di Perlindungan Neraka, saya pastikan tidak akan mengecewakan." Macan tutul hitam berbicara cepat-cepat seperti takut kehabisan waktu.
"Barang bagus apa saja yang ada di Perlindungan Neraka kalian?" Dari nada bicaranya, Han Sen menduga ini pasti anak orang kaya super di antara makhluk mutan, koleksi barang berharganya pasti melimpah.
"Banyak! Seperti Rumah Mata Hantu, Api Neraka..." Macan tutul hitam langsung menyebutkan deretan nama yang bahkan belum pernah didengar Han Sen.
"Ada buah gen yang bisa meningkatkan Super Gen Tuhan?" tanya Han Ser.
"Ini tidak ada, tapi ada pohon hantu super yang bagus. Buahnya mungkin bisa mengeluarkan larva Makhluk Dewa Super. Membunuh dan memakan dagingnya efeknya lebih baik daripada makan buahnya," macan tutul hitam buru-buru menjelaskan.
"Perlindungan sebesar ini bahkan tidak punya buah gen?" Han Sen memandang macan tutul hitam dengan ragu.
Macan tutul hitam memasang wajah masam: "Pohon seperti itu memang ada, tapi buahnya udah dimakan semua sejak lama. Fondasi utama tidak bisa mempertahankannya."
"Kalau buah gen tidak ada, Inti Gen Super pasti ada kan?" ujar Han Sen.
Macan tutul hitam diam-diam menggerutu dalam hati: "Berani sekali minta Inti Gen Super! Untuk mendapatkannya harus membunuh Kaisar atau Makhluk Dewa Super. Di Perlindungan Neraka kami memang ada, tapi tidak mungkin kami tukar dengan benda ini."
Tapi ucapan itu tidak berani diungkapkannya. Ia tersenyum getir: "Kakak, harta seperti itu benar-benar tidak kumiliki. Inti Gen tingkat permata ada satu. Maukah Kakak pertimbangkan untuk menukarnya?"
Sebenarnya Han Sen juga tahu, meski macan tutul hitam punya inti gen super, pasti tidak akan mau menukarnya dengannya. Ini taktiknya mematok harga selangit, menunggu macan tutul hitam menawar balik.
"Inti gen batu permata, sepertinya tidak terlalu berguna." Ekspresi Han Sen menunjukkan wajah masam penuh kekecewaan, tapi kemudian menambahkan: "Aliran apa genmu itu? Ada kemampuan khusus atau tidak?"
Inti gen tingkat permata sebenarnya cukup memuaskan bagi Han Sen. Bagaimanapun posisi pertama ini sudah tidak berguna lagi baginya, lebih baik ditukar dengan barang.
Macan tutul hitam buru-buru menjelaskan: "Ada! Ada! Kemampuannya sangat unik dan praktis, benar-benar barang langka di antara inti gen batu permata, kami jamin Anda akan langsung menyukainya."
Sambil berkata demikian, macan tutul hitam memanggil sebuah inti gen. Namun di dalam perpustakaan inti gen, selain inti gen kehidupan dasarnya sendiri, semua inti gen lain tidak bisa digunakan. Inti gen itu meski sudah dipanggil, tetap dalam status tersegel tanpa sedikitpun kekuatan yang bisa distimulasi.
Han Sen melirik, melihat Inti Gen itu adalah sebuah batu permata biru, entah apa sebenarnya fungsinya.
Tak menunggu Han Sen bertanya, macan tutul hitam segera menjelaskan: "Inti Gen tingkat permata ini bernama Baju Zirah Hantu, termasuk aliran kegelapan. Bisa berubah menjadi zirah hantu yang mengawal raga Anda. Memiliki kemampuan pertahanan kuat terhadap berbagai gaya serangan, dan dapat otomatis menyesuaikan ukuran tubuh. Penampilannya cantik dengan fungsi praktis. Satu-satunya kekurangan adalah pertahanan terhadap serangan fisik yang kurang optimal..."
Dari penjelasan macan tutul hitam, Han Sen paham ini adalah armor Inti Gen yang bisa menahan serangan sihir namun lemah terhadap serangan fisik.
Sayangnya di dalam Perpustakaan Inti Gen, tidak bisa memperlihatkan seperti apa wujud Baju Zirah Hantu itu sebenarnya.
"Barusan kau bilang ada sesuatu tentang roh dan pohon ya?" Han Sen kembali bertanya.
Macan tutul hitam segera memanggil benih gen lainnya: "Pohon itu ditanam di dalam perlindungan neraka dunia, tidak bisa ditransplantasi. Ini adalah benih pohon hantu super, anggaplah sebagai sedikit isi hati dariku."
"Bagus, sangat bagus. Masa depanmu cerah, Aku lebih unggul dari kamu." Han Sen mengulurkan tangan menerima benih pohon hantu super, merasakan vitalitas yang deras di dalamnya, memang benar-benar benih gen tingkat tinggi.
"Terima kasih pujian Kakak, ini silakan lihat..." Macan tutul hitam menghadapkan Inti Gen Zirah Hantu ke Han Sen.
Han Sen menerima Inti Gen yang mirip dengan safir itu, meliriknya dan melihat sesuai dengan penjelasannya - Inti Gen aliran kegelapan tingkat permata.
"Peringkat pertama bisa Kuberikan, tapi nanti setelah kamu memperkuat Inti Gen, harus menerima tantanganku agar Aku bisa merebut kembali posisi pertama." kata Han Sen.
"Tidak masalah..." Macan tutul hitam langsung menyetujui.
"Baiklah, selamat atas pencapaianmu sebagai peringkat pertama Pustaka Inti Gen Perunggu. Penguasaan atas Perlindungan Keempat sudah di depan mata." Han Sen berkata sambil tersenyum manis.
"Ini semua berkat bimbingan Kakak." Macan Tutul Hitam langsung berseri-seri gembira.
"Sudah, kalau ada bisnis lagi nanti hubungi saya." Han Sen mengangkat tangan ke arah Macan Tutul Hitam, lalu menyerah dan keluar dari Pustaka Inti Gen.
Kembali ke Setan Batu, terlihat peringkat kristalnya memang turun satu posisi ke peringkat kedua. Posisi pertama sekarang ditempati oleh Mata Hantu yang tadi.
Melirik Telur Kristal, sembilan lapis cahaya penguatan masih utuh, tetap bertahan pada sembilan kali penguatan.
Saat kembali ke tempat perlindungan, Han Sen memanggil Zirah Hantu. Ia mengubah auranya menjadi aliran kegelapan, lalu mengaktifkan Zirah Hantu tersebut.
Seketika, cahaya biru pucat muncul di permukaan tubuh Han Sen. Berubah menjadi baju zirah kristal bercahaya biru, membungkus raga Han Sen secara sempurna.
Zirah ini tidak memiliki wujud nyata, tetapi dari pandangan orang luar, Han Sen seolah-olah berubah menjadi Iblis Jahat Berkilauan Biru, tak terlihat sosok asli di balik Zirah Hantu.
