Inti Gen Darah Sejati menduduki posisi pertama, langsung memicu kegemparan besar di kalangan makhluk Perlindungan Keempat.
“Apa yang terjadi belakangan ini? Ternyata muncul lagi inti gen jenius seperti ini, langsung meroket ke puncak daftar saat diuji. Entah makhluk seperti apa yang mampu melahirkan inti gen mengerikan seperti ini?”
“Sepertinya Perlindungan Suci Dewa Keempat akan menyambut era besar yang mengerikan. Begitu banyak makhluk jenius level dewa terlahir, begitu mereka tumbuh dewasa, seluruh Perlindungan Keempat mungkin akan berubah total.”
“Tidak tahu mana yang lebih unggul antara Kristal Inti dengan Darah Sejati.”
“Menurutku Darah Sejati lebih kuat. Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa melampaui Kristal Inti langsung menduduki puncak?”
"Itu tidak sama, Intikristal sengaja kalah dari Mata Hantu, jadi baru berada di posisi belakang. Jika Intikristal ada di peringkat pertama, Darah Sejati belum tentu bisa menggesernya. Ingat, itu adalah Inti Gen yang bisa membunuh Hati Roda Ilahi dalam sekejap!"
"Sungguh mengerikan! Semuanya begitu menakutkan, masihkah memberi kita kesempatan untuk hidup?"
"Yang paling khawatir pasti bidang ilahi dan tempat perlindungan super Tianwai. Kelahiran makhluk-makhluk mengerikan seperti ini secara berturut-turut, jika mereka tumbuh, pasti akan mengancam kekuasaan mereka."
"Di era besar seperti ini, mungkin akan terciptanya Makhluk Agung yang menguasai seluruh Perlindungan Suci Tuhan Keempat."
"Mungkinkah? Itu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya."
"Pernahkah kau dengar Inti Gen yang langsung tes bisa meraih posisi pertama? Sekarang muncul dua sekaligus, era ini benar-benar sulit diprediksi."
"Memang benar. Sungguh mengerikan! Aku benar-benar ingin tahu apakah pemilik dua Inti Gen itu makhluk mutan atau makhluk roh."
……
Seluruh Perlindungan Keempat sedang membicarakan Inti Gen Darah Sejati. Para bos besar dari tempat perlindungan super itu pun sudah mencoba segala cara untuk menyelidiki siapa pemilik Inti Gen Darah Sejati itu, tapi sama sekali tidak ada petunjuk.
Han Sen kembali merebut peringkat pertama. Pikirannya menjadi lebih jernih. Ia ingin melihat apakah ada yang berani menantangnya, tapi hasilnya bahkan satu penantang pun tidak ada.
Dengan contoh Black Mountain God terakhir kali, tidak ada yang berani sembarangan menantang Inti Gen yang langsung naik ke puncak daftar.
Han Sen merasa agak bosan, akhirnya keluar dari Perpustakaan Inti Gen dan kembali ke Alliance untuk menemani Ji Yanran.
Kadang Han Sen berubah menjadi Super Di Ling untuk berburu makhluk bermutasi guna meningkatkan gen mutasinya sendiri, tapi sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menemani Ji Yanran.
Perut Ji Yanran perlahan membesar. Sudah dipastikan anak laki-laki, beberapa bulan lagi akan melahirkan. Karena itu Han Sen juga tak punya niat melakukan hal lain, sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah mendampingi Ji Yanran.
Inti Gen Super Di Ling masih belum mampu mengkristal. Tanda-tanda kenaikan ke tingkat perak juga belum terlihat pada Kristal Inti, Payung Penghalang Langit, dan Darah Sejati.
Peningkatan kemampuan fisik Han Sen terlalu cepat, namun kecepatan latihannya mulai kewalahan. Waktu promosinya ke Perlindungan Keempat terlalu singkat - latihan membutuhkan waktu, tidak seperti meningkatkan gen yang hanya perlu dikonsumsi.
Dalam beberapa bulan, seluruh gen bermutasi Han Sen telah mencapai level penuh. Hanya Super Gen Tuhan yang masih belum jelas.
Memenggal makhluk dewa super jelas bukan hal mudah. Kecuali jika bisa menemukan fase larva, mengandalkan fisik saja mungkin sulit berhasil. Harus menunggu promosi Inti Gen dan koordinasi antara tenaga fisik dengan kekuatan Inti Gen level tinggi, baru mungkin memburu makhluk kelas itu.
Adapun fase larva makhluk dewa super, sebagian besar berada dalam perlindungan orang tua mereka. Hampir mustahil menemukannya di luar. Han Sen juga tidak berharap memiliki hoki sebaik itu.
Meski mengurangi waktu keluar dan terus menemani Ji Yanran di Alliance, Han Sen menjalani hari-harinya dengan cukup tenang belakangan ini.
Di Perlindungan Ketiga, dalam sebuah tempat perlindungan makhluk aneh, berkumpul banyak Kaisar mengerikan termasuk Kaisar Tanpa Tuhan dan Kaisar Gui Xu yang pernah dikalahkan Han Sen.
Meski Satu Tangan Menutupi Langit hampir bisa menghancurkan segalanya, namun tidak seperti Tenaga Non-Surga yang mampu langsung memutus sebab-akibat dan membunuh Batu Jiwa mereka.
Setelah kalah telak dulu, Kaisar Tanpa Tuhan dan Kaisar Gui Xu menyamar dan menghilang. Banyak yang mengira mereka sudah naik ke Perlindungan Keempat, tak menyangka mereka masih di Perlindungan Ketiga.
Makhluk roh dan makhluk mutan yang berada di sini saat ini, banyak yang setara dengan Kaisar Tanpa Tuhan dan Kaisar Gui Xu.
"Informasi sudah dipastikan, manusia itu sudah naik ke Perlindungan Keempat. Di area Pegunungan Hengtian tidak ada kekuatan yang bisa melawan kita lagi. Waktunya merebut kembali apa yang hilang, biarkan mereka tahu siapa penguasa sejati Perlindungan Ketiga!" kata Kaisar Guixu dengan wajah dingin.
Makhluk Dewa Super yang mengamuk berbentuk naga bergemuruh, "Situasi di sana sudah kami selidiki. Paling kuat cuma Xie Qing Di dan beberapa makhluk suci level dewa. Meski memang kuat, tapi kali ini kita sudah bersatu dengan banyak makhluk super dan kaisar-kaisar. Seharusnya bisa membabat habis manusia-manusia kejam itu dengan mudah."
"Sayang kita tidak bisa menghubungi Yang Mulia Tai Shang, kalau tidak pasti lebih yakin lagi," seorang makhluk roh berkesedihan.
"Han Sen sudah pergi. Tinggal sisa-sisa manusia biasa, buat apa repot Yang Mulia turun tangan? Kita sendiri bisa membunuh mereka semudah itu!" sahut makhluk naga super yang sedang mengamuk itu.
“Baik, kalau begitu kita sepakat. Sesuai waktu yang dijanjikan, kita bersama pergi ke Pegunungan Hengtian. Biarkan manusia-manusia itu tahu siapa penguasa segalanya di sini.” Kaisar Tanpa Tuhan berkata dengan dingin.
Makhluk-makhluk mengerikan satu per satu mengaum kompak, nyaris membalikkan tutup aula besar.
Di masa-masa ketika Han Sen masih ada, bisa dikatakan sebagai periode paling frustasi bagi para Kaisar di Perlindungan Ketiga. Mereka yang sudah terbiasa menguasai segalanya, segera setelah mendapat kabar Han Sen telah promosi ke Perlindungan Keempat, langsung bersatu untuk merebut kembali wilayah jutaan li di sekitar Pegunungan Hengtian dan membasmi manusia sampai tuntas.
Pegunungan Hengtian.
Ratu sedang bebas bertarung melawan seekor Makhluk Dewa Super. Dulu Han Sen meninggalkan banyak Esensi Gen Kehidupan. Selain bagian yang diberikan kepada Luo Lan, Ji Yanran, dan Han Yan, sisanya ditransaksikan dengan mitra-mitra kerjasama. Yang paling terbantu adalah Ratu.
Setelah menyerap beberapa esensi gen kehidupan, Ratu sudah bisa bertarung dengan Makhluk Dewa Super meski dengan upaya setengah hati. Meski kalah lebih sering daripada menang, setidaknya dia telah memiliki kemampuan untuk mendapatkan Super Gen Tuhan sendiri.
Tentu saja, kemampuan Ratu bertarung melawan Makhluk Dewa Super juga didukung oleh teknik Serangan Hantu yang dipelajarinya dari Han Sen. Gabungan gaya waktu dan ruang dalam Serangan Hantu ini memiliki tingkat kesesuaian yang lebih tinggi dengan Tubuh Super Dewa Roda Ruang-Waktu milik Ratu dibandingkan Han Sen sendiri. Inilah andalan Ratu dalam berburu Makhluk Dewa Super.
Makhluk Dewa Super yang satu ini sangat galak. Jika bukan karena Ratu memiliki Tubuh Super Dewa Roda Ruang-Waktu dengan atribut ganda waktu dan ruang yang ajaib, mungkin dia sudah tewas di tangan makhluk ini.
Saat ini meski masih bisa bertahan, posisi Ratu sudah jelas-jelas berada di pihak yang inferior.
Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, Makhluk Dewa Super itu berhenti menyerang. Alih-alih melanjutkan serangan, dia justru kabur panik menuju tempat jauh.
Ratu sedang kebingungan, tiba-tiba melihat Pegunungan Hengtian dipenuhi gelombang makhluk mutan yang membanjir keluar. Langit dan bumi seakan tak luput, hampir menyelimuti seluruh semesta.
Di antara mereka, banyak roh-roh berdiri di punggung makhluk mutan mengerikan. Terlihat pula Kaisar Tanpa Tuhan dan Kaisar Gui Xu yang pernah Ratu temui sebelumnya.
"Ras roh telah mengkhianati janji kita dahulu!" Wajah Ratu berubah pucat, menyadari situasi yang terjadi.
